Sejak pandemi, kawasan Sentul jadi primadona. Gimana nggak, warga Jabodetabek yang ingin plesiran tapi terkendala jarak dan transportasi yang masih terbatas, akhirnya banyak yang mulai melakukan aktivitas trekking. Dan salah satu kawasan yang jadi tempat favorit untuk trekking adalah di Sentul.
Dari Jakarta jaraknya relatif dekat, durasi perjalanan sekitar 1 jam-an aja. Selain itu Sentul juga terkenal dengan hijaunya perbukitan dan segarnya udara, menyimpan banyak sekali hidden gem yang memikat wisatawan.
Yap, salah satu destinasi di Sentul yang sampai kini cukup populer dan banyak dikunjungi adalah Leuwi Hejo, sebuah curug atau air terjun dengan airnya yang jernih kehijauan.
Bubu beruntung banget punya kenangan indah di tempat ini. Bahkan Yaya dan anak-anak ke tempat wisata alam ini sampai dua kali! Pengalaman pertama saat trekking keluarga yang tentu saja penuh cerita dan petualangan. Sedangkan yang kedua saat Yaya serta anak-anak melakukan Sunday Morning Ride atau Sunmori dari Depok.
Kunjungan Pertama, Trekking Keluarga yang Penuh Petualangan
Pengalaman pertama Bubu ke Leuwi Hejo adalah saat mengikuti kegiatan trekking Sentul bersama keluarga. Nggak hanya bersama Yaya dan anak-anak aja, tapi juga dengan kakak dan adik ipar serta keponakan.
Berangkat dari Depok jam 6 pagi, kami sampai di Jungleland Sentul sekitar jam 7 pagi. Nah, dari Jungleland, kami dipandu oleh tour guide trekking menuju titik untuk parkir mobil di atas sebelum memulai trekking.
Setelah mobil terparkir, kami pun melakukan pemanasan dan mulai trekking. Boleh dibilang ini pertama kalinya, lho, Bubu trekking di Sentul. Dengan durasi sekitar 3 jam, Bubu asli kecapekan. Beneran udah keberatan badan, nih :D
Meski capek, tapi seneng banget bisa menikmati suasana pagi yang sejuk sambil menyusuri jalur setapak yang dikelilingi pepohonan rindang. Apalagi lihat anak-anak juga semangat banget dan selalu ada di depan.
Anak-anak makin semangat lagi begitu tahu boleh nyebur ke dalam air! Ya, kami melewati beberapa curug, dan salah satunya adalah Curug Leuwi Hejo.
Semakin dekat dengan lokasi, suara gemericik air semakin jelas terdengar. Begitu tiba di Leuwi Hejo, rasa lelah seketika sirna sejenak. Curug Leuwi Hejo memang kecil, sih, dan nggak tinggi namun memiliki debit air yang cukup deras. Curug ini juga menciptakan kolam alami dengan air berwarna hijau toska yang baguuus. Apalagi bebatuan di sekitar kolam menambah kesan alami dan eksotis.
Saat itu, tentu saja kami nggak melewatkan kesempatan untuk berenang dan bermain air. Anak-anak sangat menikmati momen ini, berteriak kegirangan saat merasakan percikan air dan berenang di kolam yang relatif aman di beberapa bagiannya.
Oiya, di Curug Leuwi Hejo ini memang ada beberapa spot, ya. Ada yang di bagain atas dekat curugnya, ada juga kolam yang bagian agak lebih bawah jadi curugnya yang kecil itu nggak kelihatan. Tapi tetep seru, kok, main air di bagian bawahnya juga. :)
Sambil bermain air, kami tentunya juga nggak lupa untuk mengabadikan momen dengan mengambil beberapa footage foto dan video sebagai kenang-kenangan. :) Selain Bubu, ada juga tour guide yang bersedia untuk mengambil kan dokumentasi kami sekeluarga juga.
Saat itu suasana curug memang sedang ramai karena weekend. Untuk mengambil foto pun agak tricky karena pasti akan banyak bocornya… :D
Kunjungan Kedua, Sunmori ke Leuwi Hejo
Nah, belum lama ini, Yaya dan anak-anak yang kembali mengunjungi Leuwi Hejo. Kali ini, mereka ke sana sambil Sunday Morning Ride (Sunmori) dari Depok ke Sentul.
Bubu nggak ikut dalam perjalanan ini, namun cerita antusias dari Yaya dan foto-foto yang mereka bagikan membuat Bubu seolah ikut merasakan keseruannya. :D
Menurut cerita Yaya, rute sunmori dari Depok menuju Sentul cukup mudah dan nggak terlalu jauh juga. Kalau dari rumah ke sana sekitar 1 jam perjalanan aja.
Pemandangan menuju Leuwi Hejo juga ada beberapa part yang indah, dengan jalanan berkelok. Dari tempat parkir motor ke curugnya juga nggak jauh, kok. Hanya 600 meter aja. Sesampainya di sana, anak-anak pun kembali menikmati bermain air. :)
Yaya juga bercerita kalau saat mereka datang suasana masih agak lowong karena pagi sekali. Namun setelah itu suasana jadi ramai, terutama oleh rombongan trekking yang melewati curug ini.
Meskipun demikian, keindahan alamnya tetap terasa dan mampu memberikan ketenangan. Yaya, Boo, dan Mika menghabiskan waktu untuk sekedar duduk-duduk, menikmati pemandangan, merasakan percikan air di wajah, dan mengisi energi sebelum melanjutkan perjalanan kembali ke Depok.
Karena nggak ikut pas kedua kalinya ke Leuwi Hejo, jujur, sih, Bubu rada mengiriiii ahahaha… Tapi tetap happy juga karena anak-anak bisa quality time sama ayahnya… Kebayang, mereka pasti bakal inget momen tersebut sampai mereka besar nanti…
Apakah Curug Leuwi Hejo Kids Friendly?
Secara umum, Curug Leuwi Hejo dapat dikatakan kids friendly dengan beberapa catatan:
Akses Jalan: Jalur menuju curug setelah area parkir melibatkan jalan setapak yang tidak terlalu sulit namun tetap perlu pengawasan orang dewasa, terutama untuk anak-anak kecil. Beberapa bagian mungkin sedikit licin, terutama setelah hujan.
Kolam Alami: Kolam alami di bawah air terjun memiliki area yang dangkal dan cukup aman untuk anak-anak bermain air di bawah pengawasan. Namun, ada juga bagian yang lebih dalam, sehingga penting untuk selalu mengawasi anak-anak saat berada di dalam air.
Fasilitas: Beberapa fasilitas dasar seperti toilet dan warung makan biasanya tersedia di sekitar area parkir. Namun, fasilitas yang sangat lengkap mungkin tidak tersedia di dekat area curug.
Keamanan: Penting untuk selalu menjaga kebersihan dan keamanan selama berada di area curug. Awasi anak-anak agar tidak berlarian di area bebatuan yang licin.
Dengan pengawasan yang baik, Leuwi Hejo bisa menjadi tempat yang menyenangkan bagi anak-anak untuk menikmati alam dan bermain air. Namun, orang tua tetap perlu berhati-hati dan memastikan keamanan anak-anak selama berada di lokasi.
Harga Tiket Masuk Curug Leuwi Hejo
Informasi mengenai harga tiket masuk Leuwi Hejo bisa berubah sewaktu-waktu, ya. Namun, berdasarkan pengalaman Yaya dan anak-anak ke Leuwi Hejo, berikut harga tiket masuknya:
Tiket Masuk: Rp 20.000 per orang.
Penitipan motor: Rp 10.000.
Nah, mestinya karena bertiga total yang harus dibayar adalah Rp 70.000,-. Namun Yaya saat ke sana membayar Rp 75.000,-. Entah deh 5 ribunya lagi itu untuk apa. Sebenarnya dikasih tiket juga, sih, tapi Yaya pun nggak ngeh dengan total yang harus dibayar dan sebenarnya berapa tiket masuknya. Lagipula tiket masuk yang dikasih petugas pun hanya satu aja, dong… :D Padahal, kan, datangnya bertiga, ya.
Saran Bubu memang sebaiknya cek harga tiket masuk yang resmi dan selalu minta tiket/karcis masuk ya ke petugas.
Bubu dan Yaya juga pernah banget kena harga getok pas masuk ke kawasan Gunung Bundar (Halimun Salak) yang banyak tempat wisata curugnya. Naik motor berdua kena Rp 40.000,- tanpa dikasih karcis masuk. Tapi motor di depan Bubu kena Rp 30.000,-.
Esoknya Bubu lihat di IG ada yang kena malah Rp 85.000,- naik motor berdua. Aneh banget, kan, bisa beda-beda gitu biaya masuknya.
Kalau di Curug Leuwi Hejo ini sih masih lebih baik, masih dikasih karcis, ya. Hanya saja kita sebagai pengunjung memang mesti lebih aware, sih, sama tiket masuk wisata alam. Sebaiknya juga browsing dulu sebelum ke tempat wisatanya biar tahu harga resminya berapa. :)
Cerita dan Fakta Menarik tentang Curug Leuwi Hejo
Dari berbagai sumber referensi yang Bubu dapatkan, terdapat beberapa cerita dan fakta menarik tentang Curug Leuwi Hejo.
Misalnya aja soal nama tempat ini sendiri. Nama "Leuwi Hejo" sendiri berasal dari bahasa Sunda. "Leuwi" berarti bagian sungai yang dalam dan tenang seperti kolam, sedangkan "Hejo" berarti hijau. Jadi, Leuwi Hejo secara harfiah berarti "kolam hijau," yang merujuk pada warna airnya yang kehijauan karena pantulan dari pepohonan dan lumut di sekitarnya.
Sebenarnya, kawasan Leuwi Hejo juga nggak hanya memiliki satu air terjun. Ada beberapa tingkatan curug dengan karakteristik dan keindahan yang berbeda-beda di sepanjang aliran sungai.
Beberapa di antaranya bahkan memiliki nama sendiri dan membutuhkan trekking lebih untuk mencapainya, seperti Leuwi Lieuk, Leuwi Ciung, dan lainnya. Namun, Leuwi Hejo yang paling mudah dijangkau dan populer di kalangan wisatawan.
Seperti halnya curug atau sungai di daerah pegunungan, Leuwi Hejo juga memiliki potensi bahaya saat musim hujan. Debit air bisa meningkat secara tiba-tiba dan arus bisa menjadi sangat kuat.
Nah, cerita menarik lainnya, beberapa masyarakat lokal katanya memiliki mitos atau cerita turun-temurun yang berkaitan dengan Leuwi Hejo. Meskipun nggak selalu terverifikasi secara ilmiah, cerita-cerita ini menambah kekayaan budaya dan daya tarik mistis tempat tersebut.
Gimana, tertarik buat berkunjung ke Leuwi Hejo juga? Kalau Manteman di sekitaran Jabodetabek mencari tempat untuk melepaskan penat dan menikmati keindahan alam yang masih asri di sekitar Sentul, Leuwi Hejo adalah pilihan yang sangat tepat.
Pas juga, lho, buat trekking. Siapkan fisik untuk sedikit berjalan kaki untuk bertemu airnya yang jernih dan segarnya udara di sana. Atau Manteman sudah punya pengalaman seru saat ke Leuwi Hejo atau tempat wisata di sekitar Sentul? Yuk, bagikan cerita Manteman juga di kolom komentar, ya! :)
Dita Indrihapsari (Bubu Dita)
@rumikasjourney
0 komentar