Sudah sekitar dua tahun berlalu sejak Bubu sekeluarga berjalan-jalan ke Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta. Namun, sampai sekarang rasanya pengalaman tersebut masih begitu membekas di hati, terutama karena anak-anak begitu antusias dan senang saat melihat langsung aktivitas di pelabuhan yang penuh dengan kapal-kapal besar.
Nah, di tulisan ini Bubu akan sedikit bercerita tentang pengalaman Bubu sekeluarga saat jalan-jalan ke Pelabuhan Sunda Kelapa, ya. Selain itu ada juga informasi dan tips untuk Manteman yang ingin mencoba alternatif liburan murah meriah namun tetap seru dan berkesan di Jakarta. :)
Perjalanan Menuju Pelabuhan Sunda Kelapa
Bubu, Yaya, Boo, dan Mika mengunjungi Pelabuhan Sunda Kelapa pada akhir pekan, saat cuaca sedang cerah dan langit biru menghiasi Jakarta. Dari rumah, kami berangkat pagi hari menggunakan mobil pribadi agar perjalanan lebih fleksibel.
Perjalanan menuju lokasi memakan waktu sekitar satu jam lebih dari Depok, melalui jalan tol Depok Antasari yang kemudian keluar di pusat Jakarta dan masuk ke kawasan Kota Tua Jakarta.
Dari Kota Tua, Pelabuhan Sunda Kelapa nggak terlalu jauh. Jika menggunakan kendaraan pribadi, setelah pintu masuk ada tempat parkir, ya.
Nah, sesampainya di kawasan pelabuhan, aroma khas laut langsung menyapa begitu kami membuka jendela mobil. Setelah membayar tiket masuk dan parkir, kami pun langsung mulai berjalan menyusuri dermaga utama.
Takjub Melihat Kapal-Kapal Besar
Kesan pertama yang muncul di benak anak-anak saat berada di pelabuhan yang dibangun saat masa kolonial ini adalah rasa takjub. Seingat Bubu ini kali pertama anak-anak ke Pelabuhan Sunda Kelapa.
Mereka sangat excited banget, apalagi bisa melihat kapal sebesar itu dari jarak sedekat ini. Ada kapal yang berbentuk seperti kapal phinisi dengan tiang layar yang menjulang tinggi, serta deretan kapal kayu besar yang penuh dengan muatan. Warna-warni cat kapal yang mulai pudar malah menambah kesan otentik dan klasik.
Apalagi di dekat Pelabuhan Sunda Kelapa juga terdapat beberapa blok apartemen. Saat mengambil dokumentasi foto pun Bubu juga tertegun betapa pemandangan di pelabuhan ini sangat kontras sekali. Namun inilah yang membuat Pelabuhan Sunda Kelapa menjadi terlihat unik.
Meski sudah dibangun sejak masa kolonial Belanda, namun dengan adanya modernisasi di sekelilingnya membuat suasana di pelabuhan menjadi lebih menarik. :)
Menyusuri Dermaga dan Pengalaman Edukatif
Bubu sekeluarga menghabiskan waktu satu jam lebih menyusuri area pelabuhan. Jalannya memang sedikit berdebu dan penuh aktivitas, tetapi suasananya sangat hidup. Di satu sisi, tampak buruh pelabuhan mengangkut barang menggunakan troli atau dibopong langsung di pundak.
Di sisi lainnya, kami juga melihat kapal yang sedang dicat ulang oleh awak kapalnya. Ada pula yang sedang memperbaiki kapal menggunakan palu dan paku besar. Anak-anak tentunya sempat juga memperhatikan dengan penuh rasa ingin tahu. :)
Menurut Bubu jalan-jalan di Pelabuhan Sunda Kelapa bisa menjadi sarana untuk memberikan edukasi kepada anak-anak. Bisa edukasi dari segi sejarah, aktivitas ekonomi masyarakat, dan lainnya.
Aktivitas Seru yang Bisa Dilakukan Bersama Keluarga
Mengunjungi Pelabuhan Sunda Kelapa tentunya nggak hanya bernilai edukasi tapi juga banyak aktivitas seru yang bisa dilakukan sekeluarga. Berikut beberapa aktivitas seru yang bisa Manteman lakukan bersama keluarga saat berada di sana:
1. Menikmati Pemandangan Kapal dan Aktivitas Pelabuhan
Duduk di pinggir pelabuhan sambil mengamati lalu lalang kapal serta para pekerja yang sibuk bongkar muat barang bisa jadi aktivitas yang dilakukan di Pelabuhan Sunda Kelapa. Anak-anak jadi bisa tahu kehidupan para pekerja pelabuhan dan apa saja tugas mereka.
2. Berfoto dengan Latar Kapal dan Kontainer
Kami tentunya juga sempat berfoto dengan latar kapal yang bersandar, lengkap dengan tali tambatannya yang tebal. Ada pula area kontainer di kejauhan yang menjadi latar foto unik.
3. Bersepeda Keliling Pelabuhan
Nah, kalau Manteman membawa sepeda lipat atau sepeda anak, menyusuri pelabuhan dengan bersepeda bisa jadi aktivitas menyenangkan. Jalurnya cukup luas meskipun harus tetap berhati-hati karena ada kendaraan berat yang lalu lalang dan juga pekerja yang sedang beraktivitas juga, ya.
Saat Bubu sekeluarga ke Pelabuhan Sunda Kelapa bahkan kami melihat ada rombongan komunitas yang sedang berkeliling naik sepeda. Wah, kelihatannya memang benar-benar seru!
4. Menggambar atau Mengamati Kapal
Coba, deh, bawa buku gambar dan krayon. Anak-anak bisa menggambar kapal yang mereka lihat, lengkap dengan warna dan muatannya. Aktivitas ini sangat seru dan membuat mereka fokus serta berimajinasi. Cocok banget dilakukan untuk anak-anak yang suka gambar dan corat-coret. :D
5. Melihat Sunset di Dermaga
Kalau datang sore hari, Manteman bisa menikmati pemandangan matahari terbenam di pelabuhan. Kebayang pasti bagus banget!
Apakah Ada Biaya Tiket Masuk?
Untuk masuk ke area pelabuhan Sunda Kelapa, sebenarnya Bubu agak lupa. Maklum, ya, namanya juga perjalanan dua tahun lalu… :D
Namun dari beberapa referensi yang Bubu baca, biaya masuknya Rp 2.500,-/orang saja. Sedang untuk parkir mobil sebesar Rp 4.000,-.
Nah, tapi Bubu agak kurang yakin nih. Untuk penulisan harga di sini masih perkiraan, ya. Jalau ada informasi yang kelihatannya lebih valid nanti akan Bubu update lagi. Maaf, ya, Bubu asli benar-benar lupa berapa harga tiket masuknya… :D
Liburan Hemat namun Berkesan
Kunjungan ke Pelabuhan Sunda Kelapa menjadi salah satu pengalaman liburan keluarga yang paling berkesan bagi kami. Meskipun nggak ada wahana permainan atau fasilitas modern, pelabuhan ini menawarkan suasana dan pengalaman yang tidak bisa didapatkan di tempat lain.
Anak-anak belajar banyak hal baru, mulai dari jenis-jenis kapal, bagaimana proses bongkar muat barang, hingga mengenal kehidupan para pelaut dan pekerja pelabuhan.
Pelabuhan Sunda Kelapa memang bukan hanya sekedar tempat berlabuhnya kapal, tetapi juga tempat di mana sejarah, aktivitas nyata, dan momen kebersamaan keluarga bisa jadi satu pengalaman yang luar biasa.
Kalau Manteman sedang mencari destinasi wisata keluarga yang edukatif, murah, namun penuh kesan, pelabuhan ini bisa menjadi pilihan yang tepat, ya!
Dita Indrihapsari (Bubu Dita)
@rumikasjourney