Melaka, kota yang sarat akan sejarah dan budaya, menawarkan pengalaman unik yang memungkinkan pengunjung untuk menjelajahinya melalui sungai. 

Melaka River Cruise adalah cara menarik untuk menikmati pemandangan kota ini dengan cara yang berbeda, yaitu melalui perjalanan menyusuri Sungai Melaka. Apalagi kalau kita nggak punya banyak waktu di Melaka, Bubu sarankan untuk mencobanya. 

Pengalaman naik Melaka River Cruise ini Bubu alami beberapa tahun lalu saat solo traveling ke Melaka. Awalnya agak ragu untuk naik, apalagi, kan, lumayan juga harga tiketnya, ya… :D

Namun karena rasa penasaran bagaimana sungai bisa menjadi wahana wisata bagi wisatawan domestik maupun mancanegara, Bubu pun akhirnya mencoba Melaka River Cruise ini. 

Apalagi di Depok dan Jakarta, kan, juga belum ada, yaaa… :D Padahal dulu pernah mau ada wacana wisata seperti ini juga, tapi entah sampai sekarang gagasan tersebut nggak terlaksana… :( 

Begitu mencoba Melaka River Cruise ini Bubu pun jadi makin salut sama Pemerintahan Malaysia, terutama di Melaka tentang bagaimana mereka bisa memanfaatkan sungai sekaligus menonjolkan budaya Melayu melalui wisata Melaka River Cruise. 

Sekilas Tentang Melaka River Cruise

Menurut Bubu, Melaka River Cruise jadi aktivitas yang sayang banget kalau dilewatkan saat berkunjung ke kota ini. Perjalanan menyusuri sungai memungkinkan pengunjung melihat langsung pemandangan beragam bangunan bersejarah, mural warna-warni, hingga rumah-rumah tradisional di pinggir sungai. 

Perahu yang membawa Bubu dan pengunjung lain juga cukup nyaman. Kita bisa menyusuri Sungai Melaka sekitar 9 km, dengan pemandangan menarik di sepanjang jalurnya.

Melaka River Cruise ini beroperasi sejak pagi hingga malam hari, dan setiap periode waktu menawarkan nuansa yang berbeda. 

Bubu naik perahu wisata ini saat siang hari. Jadi pemandangan di sekeliling terlihat sangat jelas. Namun Bubu juga menyarankan Manteman untuk mencobanya di sore menjelang malam saat lampu-lampu di sekitar Sungai Melaka sudah dinyalakan. 

Wah, pas Bubu lihat fotonya bagus banget pemandangannya! Suasana menjadi lebih romantis dengan cahaya lampu-lampu yang menerangi jalan.

Baca Juga: Museum Samudera Melaka

Harga Tiket dan Jadwal Operasional

Kalau Manteman tertarik untuk mencoba Melaka River Cruise, berikut harga tiketnya, ya:

- Dewasa 12 tahun ke atas (Warga Negara Asing): RM 38 (sekitar Rp137.000,-)

- Anak-anak 2-12 tahun (Warga Negara Asing): RM 33 (sekitar Rp119.000,-)

Untuk warga negara Malaysia, harga tiketnya lebih murah, ya. Oiya, untuk pembelian tiket bisa langsung di loket Melaka River Cruise atau bisa juga dipesan online melalui www.melakarivercruise.my atau  bisa cek di Online Travel Agent (OTA), seperti Traveloka, ya. 

Durasi keliling satu kali putaran Melaka River Cruise kira-kira 45 menit atau hampir 1 jam. 

Sedangkan jam operasionalnya mulai dari pukul 9 pagi hingga 10 malam, namun disarankan untuk mengecek jadwal terbaru karena bisa saja ada perubahan.

Baca Juga: Cara ke Melaka dari Kuala Lumpur

Pemandangan Menarik yang Bisa Dinikmati Sepanjang Sungai Melaka

Saat berada di atas perahu, pengunjung akan menikmati pemandangan beragam, mulai dari bangunan kuno hingga kawasan modern di tepi sungai. Berikut adalah beberapa pemandangan yang dapat kita nikmati di sepanjang perjalanan:

- Bangunan Bersejarah

Melaka memiliki banyak bangunan peninggalan masa kolonial dan river cruise ini memberi sudut pandang yang berbeda untuk menikmatinya. Kita bisa melihat bangunan dengan arsitektur Belanda yang khas, seperti Gereja St. Francis Xavier yang berdiri megah di tepi sungai. Selain itu tentunya ikon Kota Melaka, seperti Stadhuys dan bangunan merah lainnya juga bisa terlihat di perjalanan. 

- Mural Menarik

Salah satu daya tarik utama sepanjang perjalanan adalah mural warna-warni yang menghiasi dinding-dinding bangunan. Setiap mural ini memiliki tema unik yang menceritakan sejarah dan budaya Melayu, membuat pengalaman lebih berkesan dan tentunya instagrammable juga.

- Kampung Morten

Desa tradisional Melayu ini menampilkan rumah-rumah tradisional dengan arsitektur khas Melayu. Sangat kontras dengan bangunan kolonial di sekitarnya dan juga bangunan-bangunan modern seperti gedung tinggi. 

Kampung Morten merupakan kawasan cagar budaya, dan perahu akan melambat saat melintas di sini agar pengunjung bisa menikmati keindahannya.

- Jembatan dan Taman

Melaka juga memiliki beberapa jembatan ikonik seperti Jembatan Tan Kim Seng,  Jembatan Chan Koon Cheng, serta Jembatan Kp Jawa. Nah, saat naik Melaka River Cruise kita juga bisa melewati jembatan-jembatan ikonik tersebut. 

Selain itu, Bubu juga melihat ada taman bermain dengan bianglala yang cukup besar di pinggir Sungai Melaka. 

Tips Menikmati Melaka River Cruise

Untuk memastikan pengalaman naik Melaka River Cruise jadi lebih maksimal, berikut beberapa tips yang bisa diterapkan:

- Pilih Waktu yang Tepat: Jika ingin menikmati pemandangan terang dengan detail bangunan dan mural yang jelas, pilihlah perjalanan di siang atau sore hari. Namun, jika lebih suka suasana romantis dengan pencahayaan lampu-lampu di malam hari, cobalah saat malam.

- Datang Lebih Awal: Pada hari libur atau akhir pekan, antrean bisa cukup panjang. Sebaiknya datang lebih awal atau siapkan waktu ekstra agar tidak terlalu lama menunggu. Manteman juga bisa membeli tiket online terlebih dahulu.

- Bawa Kamera atau HP dengan Baterai Penuh: Dengan banyaknya objek menarik untuk difoto, pastikan perangkat kamera atau hp memiliki baterai yang cukup. Pasti nggak pingin kan  melewatkan momen indah di sepanjang perjalanan Sungai Melaka. Ini juga yang jadi pelajaran buat Bubu. Bubu nggak maksimal banget ngambil dokumentasi di sini. Selain karena sendirian, Bubu juga nggak survei dulu, sih, sebelumnya bakal melewati apa aja, jadinya kagok deh mau ngambil foto dan videonya… :( 

- Selalu Perhatikan Keselamatan: Sebelum naik, pengunjung akan memakai life jacket dan  diberikan petunjuk keselamatan oleh petugas. Pastikan untuk memahami instruksi tersebut, terutama kalau mengajak anak-anak, ya.

Baca Juga: 9 Tempat Wisata di Melaka

Melaka River Cruise menawarkan cara yang tenang dan menyenangkan untuk melihat keindahan dan keunikan kota Melaka. Dengan menyusuri sungai, kita akan disuguhkan kombinasi antara bangunan bersejarah, budaya lokal, hingga sentuhan seni mural yang menarik. 

Perjalanan ini sangat cocok bagi Manteman yang ingin menikmati suasana kota tanpa harus lelah berjalan kaki. Di samping itu, harga tiketnya menurut Bubu juga worth it dengan pengalaman yang dialami. 

Kalau Bubu ditanya mau naik Melaka River Cruise lagi atau nggak? Pastinya mau lagi, dong! :D 

Selain banyak tempat wisata yang menarik, di Melaka juga terdapat pilihan kuliner dan jajanan kaki lima yang enak. 

Nah, kayak di Korea juga, kita bisa menikmati jajanan street food di Myeongdong. :D Semoga tahun depan bisa ke Malaysia dan Korea sekeluarga buat jajan yang banyak :D.. Aamiin aamiin... 

Bubu Dita

@rumikasjourney

Beberapa bulan yang lalu, Bubu mengikuti walking tour yang diadakan oleh Jakarta Good Guide di Depok Lama dengan Kak Pampam sebagai tour guide-nya. 

Sebagai orang Jawa yang sejak kecil sudah tinggal di Depok, rasanya Bubu ingin lebih mengenal sejarah kota tempat domisili Bubu selama puluhan tahun ini… :)

Depok bukan hanya sekedar kota satelit yang sibuk, di dalamnya juga tersimpan banyak cerita sejarah yang menarik untuk diungkapkan.

Rute walking tour ini membawa Bubu dan rombongan tour melalui berbagai lokasi ikonik yang menceritakan bagaimana masa lalu Depok yang unik. Selain tempat-tempat bersejarah, ada juga sebuah restoran yang menghidangkan menu autentik khas Belanda, lho.

Yuk, ikuti perjalanan Bubu menjelajahi kawasan Depok Lama! Berikut destinasi yang Bubu kunjungi saat mengikuti rute walking tour-nya, ya. 

1. Kantor Pos di Jalan Kartini

Bubu dan rombongan tour memulai perjalanan di dari Jalan Kartini. Dulunya, Jalan Kartini inilah yang menjadi pusat kota. Kalau sekarang sudah tahu, kan kalau pusatnya Depok itu ada di mana? Yap, Jalan Margonda Raya. :D Jalan Kartini ini berada setelah Jalan Margonda yang menuju ke arah Citayam- Bogor. 

Di Jalan Kartini, kami berhenti di beberapa tempat, salah satunya adalah bangunan kantor pos. Bangunan ini terlihat sudah tua. Dibangun pada masa zaman kolonial dulu. 

Saat ini, bangunannya masih kokoh berdiri, meskipun beberapa bagiannya terlihat sedikit lusuh. Aura sejarahnya tetap terasa dan mengingatkan Bubu pada era pos sebagai media komunikasi utama. Di salah satu sisi bangunan juga terdapat banyak kotak-kotak berwarna oranye. Inilah kotak po box. Ada yang tahu nggak po box itu apa? :D 

2. Tiang Telepon Bersejarah di Jalan Kartini

Selanjutnya, peserta walking tour melewati tiang telepon bersejarah yang masih berdiri di Jalan Kartini. Mungkin kalau lihat sepintas, nggak akan ngeh kalau ini adalah benda bersejarah yang jadi cagar budaya. 

Kondisinya kurang terawat, bahkan pas musim pemilu ada banyak poster yang ditempel di tiang telepon ini. :( 

Tiang telepon ini sendiri sudah ada sejak tahun 1900an. Di Indonesia sendiri hanya ada tiga tiang telepon seperti ini. Selain di Depok, ada juga di Jakarta dan Cirebon. 

Di zaman dulu, tiang ini menjadi bagian penting dalam komunikasi, menghubungkan Depok dengan kota-kota lainnya. Walaupun sudah nggak berfungsi, tiang ini tetap menjadi simbol peninggalan teknologi lama yang pernah berjaya.

Baca Juga: Playtopia Margo City Depok

3. Rumah Presiden Depok

Di Depok Lama, kami juga diajak mengunjungi Rumah Presiden Depok yang berada di berada di Jalan Pemuda No. 11. 

Rumah ini hingga kini masih ditempati oleh keturunan dari Presiden Depok terakhir, yaitu Johannes Matijs Jonathans. Saat di rumah ini pun Bubu dan teman-teman peserta tour bertemu dengan Yahya Jonathans. 

Rasanya seneng melihatnya. Para keturunan Presiden Depok masih menjaga rumah ini sebagai peninggalan leluhur mereka yang sangat berarti. Keunikan dari tempat ini adalah bagaimana cerita keluarga dan sejarah lokal masih hidup berdampingan hingga sekarang.

Bangunannya sendiri khas bangunan masa kolonial. Dengan deretan jendela besar dan kelihatannya bentuk rumah ini nggak mengalami perubahan dari dulu hingga kini. 

4. Istana Presiden Depok

Depok dulunya juga punya Istana Presiden, lho! Tempat ini menjadi tempat bekerja Presiden Depok. Makanya lokasinya pun sangat berdekatan di bagian seberang rumah presiden. 

Bangunan ini pernah berubah fungsi menjadi Rumah Sakit Harapan. Sayangnya, rumah sakit ini sudah nggak beroperasi lagi dan bangunannya terlihat terbengkalai. 

Sayang banget, ya. Sedih, deh, rasanya kalau bangunan yang punya nilai sejarah ini nggak dirawat dan dijadikan lebih bermanfaat. Padahal di bagian depan istana ini juga ada sebuah tugu Cornelis Chastelein yang bersejarah. Berharap banget kalau Pemerintah Kota Depok bisa melestarikan bangunan ini… 

5. Taman Pemakaman Kristen Depok

Destinasi yang kami datangi selanjutnya adalah Taman Pemakaman Kristen Depok yang kini menjadi cagar budaya. 

Makam-makam tua di tempat ini menyimpan banyak cerita sejarah, karena beberapa makam yang ada adalah makam dari keturunan Chastelein. Tempat ini sangat tenang dan tertata cukup rapi. 

Baca Juga: Loopline Coffee Depok

6. Tante Thea Snoephuis

Selanjutnya, Bubu dan teman-teman walking tour  singgah di Tante Thea Snoephuis. Tempat ini merupakan restoran dengan menu-menu autentik khas Belanda. 

Beruntung banget pas kami ke sini ada Oma Thea sebagai pemilik restoran. Oma Thea fasih berbahasa Indonesia dan Sunda. Kami pun sempat mengobrol dan mendengar cerita seru tentang masa lalu dari Oma Thea. 

Restoran ini menghadirkan suasana seperti di Belanda dengan sajian menu seperti sup brenebon, bitterballen, dan poffertjes yang otentik. Tempat ini menjadi titik istirahat yang menyenangkan dan cocok bagi para pengunjung yang ingin merasakan nostalgia cita rasa Belanda di Depok.

7. SMP Kasih

Setelah istirahat dan cukup kenyang, kami pun melanjutkan walking tour kembali. Kami melewati sekolah SMP Kasih, sekolah yang dahulu didirikan oleh komunitas Kristen setempat. 

Bangunan sekolah ini memiliki arsitektur sederhana khas zaman kolonial. Pohon besar di bagian depan sekolah juga membuat suasana teduh dan menyejukkan saat kami melewati sekolah ini di siang hari. 

SMP Kasih berada di Jalan Pemuda. Sekolah ini berada di bawah naungan Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC). SMP Kasih sendiri sudah berdiri sejak Juli 1957. 

8. GPIB Immanuel

Bersebelahan dengan SMP Kasih, terdapat GPIB Immanuel, sebuah gereja tua yang masih aktif digunakan hingga kini. Gereja ini dibangun pada masa kolonial tepatnya tahun 1854. Wah, udah lama banget, yaaa!

Hingga kini, GPIB Immanuel masih menjadi tempat ibadah yang ramai dikunjungi oleh jemaat, serta menjadi saksi perkembangan sejarah keagamaan di Depok.

Baca Juga: TopScore, Toko Sepatu dan Perlengkapan Olahraga di Depok

9. SDN Pancoran Mas 2 yang Terbengkalai

Salah satu tempat yang cukup membuat hati terenyuh saat mengikuti walking tour Depok Lama ini adalah ketika berada di depan SDN Pancoran Mas 2 Depok yang sudah terbengkalai. 

Dahulu, sekolah ini menjadi tempat belajar bagi anak-anak di sekitar. Kini, bangunan sekolah ini tampak lusuh, kurang terawat, dan kotor. :( Padahal bangunan ini juga sudah masuk cagar budaya lho. 

10. Kopi Bajawa Flores

Rute walking tour Depok Lama berakhir di Kopi Bajawa Flores yang lokasinya berada di depan SDN Pancoran Mas 2. Kedai kopi ini menjadi tempat yang menarik bagi para pencinta kopi, karena menawarkan kopi khas Flores yang bercita rasa kuat dan khas. 

Menikmati kopi di sini seolah menjadi waktu istirahat sempurna setelah menjelajahi sejarah Depok Lama. Apalagi bangunan tempat ngopi ini juga ternyata punya cerita sejarahnya tersendiri, lho. 

Kopi Bajawa Flores Depok dulunya merupakan bangunan bioskop. Sempat pula menjadi gereja, dan akhirnya berubah menjadi tempat ngopi kekinian di Depok seperti sekarang. 

---

Mengikuti walking tour di Depok Lama bersama Jakarta Good Guide ini membuka mata Bubu tentang sejarah yang ada di sekitar kita yang mungkin terlupakan. 

Dari bangunan tua hingga kisah keluarga-keluarga yang masih menjaga peninggalan leluhur mereka, Depok Lama adalah saksi bisu dari berbagai peristiwa dan kenangan yang membentuk kota ini menjadi seperti sekarang. 

Kalau Manteman mencari pengalaman unik yang menggabungkan sejarah dan budaya, rute walking tour Depok Lama  ini layak banget untuk dicoba. :) 

Bubu Dita

@rumikasjourney