Saat Bubu melihat berbagai dokumentasi jalan-jalan keluarga di hardisk, ternyata ada satu tempat yang belum Bubu tulis di blog ini. Yap, sesuai judul tulisan ini, Bubu akan cerita gimana pengalaman Bubu sekeluarga waktu wisata ke Gunung Tangkuban Perahu.
Memang perjalanan ke Gunung Tangkuban Perahu yang berada di Bandung ini sudah cukup lama, yaitu di Juni 2019. Namun saat melihat kembali dokumentasinya, memori Bubu seperti diingatkan kembali ke masa itu. Masa mengajak anak-anak yang masih kecil menyusuri Gunung Tangkuban Perahu :)
By the way, sebenarnya nama tempat wisata ini yang benar adalah Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tangkuban Parahu. Yap, jadi Parahu ya bukan Perahu. Tapi di kalangan masyarakat penggunaan kata Perahu lebih umum makanya banyak yang menyebutkan Gunung Tangkuban Perahu. :D Jadi di tulisan ini Bubu akan menyebutnya Perahu, ya. Disclaimer dulu di sini biar nggak salah paham… :D
Nah, menurut Bubu, ya, berkunjung ke Gunung Tangkuban Perahu bersama keluarga jadi pengalaman yang sarat dengan keindahan alam, sejarah, dan legenda.
Kami sekeluarga memutuskan untuk menjelajahi destinasi wisata yang terkenal di Jawa Barat ini dan ternyata memang perjalanan di sana seru banget, sekaligus deg-degan juga karena anak-anak pun excited sehingga Bubu mesti lebih mengawasi pergerakan mereka berdua. :D Kebayang, kan, turun naiknya kalau wisata di gunung kayak gimana… :d
Legenda Gunung Tangkuban Perahu
Salah satu bagian yang paling menarik dari perjalanan ini adalah mengingat kembali legenda yang terkait dengan Gunung Tangkuban Perahu. Cerita yang paling populer tentunya legenda Sangkuriang.
Menurut legenda, Sangkuriang adalah seorang pemuda yang jatuh cinta pada ibunya sendiri, Dayang Sumbi. Ketika Dayang Sumbi menyadari bahwa Sangkuriang adalah putranya, ia berusaha menggagalkan pernikahan tersebut dengan memberikan syarat yang mustahil. Dayang Sumbi meminta Sangkuriang untuk membuat perahu dalam satu malam.
Namun, ketika Sangkuriang hampir menyelesaikannya, Dayang Sumbi menipunya dengan menebarkan kain sutra agar fajar terlihat lebih cepat. Merasa tertipu dan marah, Sangkuriang pun menendang perahu yang sedang ia buat hingga terbalik.
Perahu inilah yang kemudian diyakini sebagai bentuk dari Gunung Tangkuban Perahu. Memang nggak masuk akal, ya. Namanya juga legenda, boleh percaya, boleh tidak… :) Kalau Manteman sendiri percaya nggak dengan legenda ini? :)
Karena anak-anak sata itu masih kecil, seingat Bubu, Bubu dan Yaya nggak cerita tentang legenda ini ke mereka. Bubu hanya bilang bentuk gunungnya kalau dari jauh seperti perahu terbalik, makanya nama gunungnya ada perahunya… :D
Baca Juga: Bumi Aki Heritage Bandung, Restoran Keluarga dengan Sajian Autentik Khas Jawa Barat
Status Gunung Tangkuban Perahu
Gunung Tangkuban Perahu termasuk gunung berapi, ya. Nah, salah satu pertanyaan yang sering muncul saat berkunjung ke gunung berapi adalah apakah gunung tersebut masih aktif atau sudah tidak berbahaya.
Tangkuban Perahu termasuk gunung berapi yang masih aktif dan beberapa kali tercatat mengalami erupsi ringan.
Gunung Tangkuban Perahu tercatat pernah mengalami erupsi yang terjadi pada 26 Juli 2019. Ketika itu gunung ini memuntahkan abu vulkanik hingga beberapa ratus meter ke udara. Erupsi ini tidak menimbulkan korban jiwa, namun, kawasan wisata Gunung Tangkuban Perahu sempat ditutup untuk sementara waktu demi keselamatan pengunjung.
Barulah pada Oktober 2019 aktivitas gunung mulai normal dan statusnya pun diturunkan. Kemudian Gunung Tangkuban Perahu bisa kembali dikunjungi oleh wisatawan.
Kejadian erupsi tersebut terjadi setelah pas satu bulan Bubu sekeluarga berwisata ke gunung ini. Makanya begitu mendengar berita tentang erupsi Tangkuban Perahu, Bubu pun sempat merasa bersyukur sempat mengunjunginya sebelum kejadian.
Karena masih aktif hingga kini, pihak pengelola terus memantau aktivitas vulkanik di gunung ini dengan keta, dan informasi terkini juga selalu disediakan bagi wisatawan. Jika Manteman mau berkunjung ke Gunung Tangkuban Perahu sebaiknya selalu memeriksa kondisi terbaru mengenai aktivitas gunung berapi ini untuk memastikan keamanannya, ya.
Baca Juga: Hotel de Braga Bandung by Artotel
Lokasi dan Akses ke Gunung Tangkuban Perahu
Gunung Tangkuban Perahu sendiri terletak di daerah Lembang, sekitar 30 km di utara Kota Bandung, Jawa Barat. Lokasinya yang berada di ketinggian lebih dari 2.000 meter di atas permukaan laut membuat udara di kawasan ini sejuk, bahkan cenderung dingin di pagi dan sore hari.
Akses menuju Tangkuban Perahu cukup mudah, terutama jika kita berangkat dari Bandung. Perjalanan menuju lokasi ini memakan waktu sekitar 1,5 jam menggunakan kendaraan pribadi, dengan jalan yang cukup berkelok di beberapa bagian. Namun memberikan pemandangan hijau yang memanjakan mata.
Kalau menggunakan transportasi umum, dari info yang Bubu dapat, kita bisa naik angkot dari Terminal Ledeng di Bandung ke Lembang, lalu melanjutkan perjalanan dengan ojek ke gerbang Tangkuban Perahu.
Saat wisata bersama keluarga, Gunung Tangkuban Perahu jadi destinasi pertama yang kami kunjungi setelah berangkat dari Depok dengan mobil pribadi. Nah, untuk jalurnya, kalau nggak salah Bubu sekeluarga, tuh, lewat Subang baru kemudian ke Gunung Tangkuban Perahu. Setelah itu dilanjutkan ke kota Bandung dan staycation di sana.
Baca Juga: Mochi Susu Lembang, Oleh-oleh Kekinian Khas Bandung
Biaya Masuk Gunung Tangkuban Perahu Terbaru & Jam Buka
Untuk informasi biaya masuk Gunung Tangkuban Perahu, Bubu ambil dari Instagram @twa_tangkubanparahu, ya. Berikut ini harga tiket masuk ke Tangkuban Perahu.
Tiket hari kerja
Tiket Pengunjung Wisata Nusantara = Rp20.000/org
Tiket Pengunjung Wisata Mancanegara = Rp200.000/org
Tiket masuk Mobil/Roda 4 = Rp25.000/unit
Tiket masuk Bus/Roda 6 = Rp110.000/unit.
Tiket Masuk Motor/Roda 2 = Rp12.000/unit
Tiket hari libur
(SABTU-MINGGU, TANGGAL MERAH, CUTI BERSAMA YANG DITETAPKAN PEMERINTAH)
Tiket Pengunjung Wisata Nusantara = Rp30.000/org
Tiket Pengunjung Wisata Mancanegara = Rp300.000/org
Tiket masuk Mobil/Roda 4 = Rp30.000/unit
Tiket masuk Bus/Roda 6 = Rp125.000/unit.
Tiket Masuk Motor/Roda 2 = Rp14.500/unit
Tiket Angkutan Ontang-anting/Shuttle = Rp10.000/orang PP
Parkir
Parkir bus = Rp10.000/unit
Parkir mobil = Rp5.000/unit
Parkir motor = Rp3.000/unit (Hari Kerja)
Parkir motor = Rp3.500/unit (Hari Libur)
Tiket Khusus Pelajar
Tiket Rombongan Pelajar Nusantara Hari kerja = 18.000/org
Tiket Rombongan Pelajar Nusantara Hari Libur = 20.000/org
Note:
KHUSUS ROMBONGAN PELAJAR/MAHASISWA - Persyaratan membawa Surat dari Sekolah/Universitas, dengan KOP Surat Sekolah/Universitas, Tanda Tangan dan di Stempel Kepala Sekolah, Rektor, Ketua Jurusan atau Dekan. Apabila TIDAK ADA SURAT dari sekolah/kampus akan dikenakan harga normal. Dan untuk GURU/DOSEN/PENDAMPING SISWA dikenakan harga normal. Dan untuk surat dibawa saat kedatangan atau kunjungan.
Mulai Anak usia 5 tahun sudah dikenakan tiket.
Jam Buka:
08.00 WIB-17.00 WIB
Kalau menurut Bubu, biaya masuk ini sudah sesuai jika dibandingkan dengan pengalaman wisata yang ditawarkan. Kawasan ini sangat luas dan memiliki beberapa kawah yang bisa dijelajahi.
Baca Juga: Pengalaman Pertama Naik Whoosh
Kawah Ratu, Ikon Gunung Tangkuban Perahu
Perjalanan Bubu sekeluarga dimulai di gerbang masuk Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tangkuban Parahu. Pas di bagian depan, yaya sengaja menghentikan mobil supaya Bubu dan anak-anak bisa foto dulu. :D
Di bagian depan ini juga terdapat peta kawasan wisata. Nah, dari sini, setelah membayar tiket masuk, mobil kami langsung meluncur ke arah Kawah Ratu!
Ini adalah kawah terbesar di Tangkuban Perahu. Di sini pemandangannya luar biasa banget. Apalagi memperlihatkan keindahan formasi kawah vulkanik yang besar. Dari tempat ini, kita juga bisa melihat kepulan asap putih yang terus keluar dari dasar kawah.
Kami sekeluarga menyusuri jalur-jalur di sekitar Kawah Ratu sambil menikmati udara dingin pegunungan. Anak-anak juga kelihatannya sangat tertarik melihat fenomena alam ini.
Di bagian atas kawah juga ada pagar pembatas. Pengunjung tentu saja dilarang untuk melewati pagar dan turun ke kawah. Nah, di sinilah Bubu dan Yaya mesti betul-betul mengawasi anak-anak.. :D
Aktivitas yang Bisa Dilakukan di Gunung Tangkuban Perahu
Selain melihat Kawah Ratu, masih ada banyak hal lain yang bisa dilakukan di sekitaran Kawah Ratu ini.
- Menyusuri area tanaman dan batuan: Di sini terdapat area yang cukup luas dengan berbagai jenis tumbuhan. Kita dapat melakukan trekking ringan atau sekadar bersantai menikmati pemandangan. Boo dan Mika seneng banget, nih, trekking sampai menuju atas gunung… :D
- Wisata kuliner: Tersedia berbagai macam kuliner khas Sunda yang dapat dinikmati pengunjung, mulai dari makanan ringan hingga makanan berat. Tapi karena di sini dingin, kami sekeluarga sempat mencoba makan bakso saja! :D
- Naik kuda: Di sekitar Kawah Ratu juga ada banyak yang menawarkan jasa naik kuda. Boo dan Mika pun sempat naik kuda dan berkeliling. Untuk harga sewa naiknya kalau nggak salah Rp50.000,- sekali putar.
- Sholat di masjid: Alhamdulillah banget di kawasan Kawah Ratu fasilitasnya sudah lengkap, termasuk adanya masjid yang lumayan besar. Namanya Masjid Jabal Nur. Nah, kebetulan Bubu sekeluarga ke tempat ini saat hari Jumat siang. Yaya pun bisa melakukan sholat Jumat di tempat wisata ini. :)
- Belanja souvenir: Di Gunung Tangkuban Perahu juga terdapat UMKM yang menjual berbagai souvenir. Tempatnya cukup tertata rapi di satu bagian.
- Menikmati view dari menara pandang: TWA Gunung Tangkuban Perahu juga memiliki menara pandang yang luas. Di tempat ini pengunjung pun bisa melihat view pegunungan yang lebih memukau.
Di Gunung Tangkuban Perahu juga memiliki beberapa kawah, selain Kawah Ratu, yaitu Kawah Domas, Kawah Upas, dan Kawah Baru.
Hanya saja saat ke Gunung Tangkuban Parahu waktu itu, Bubu sekeluarga hanya ke kawasan Kawah Ratu saja. Pingin juga, sih, kapan-kapan kalau ke sana lagi bisa melihat kawah lainnya. Terutama Kawah Domas di mana pengunjung katanya bisa berendam kaki di sumber air panas alaminya.
Baca Juga: Rekomendasi 5 Wisata Edukasi di Bandung
Tips Berwisata ke Tangkuban Perahu Bersama Keluarga
Berdasarkan pengalaman Bubu, berikut beberapa tips yang bisa membantu saat berwisata ke Tangkuban Perahu bersama keluarga, terutama dengan anak-anak:
1. Pakaian yang Hangat – Suhu di kawasan ini bisa sangat dingin, terutama di pagi hari. Pastikan membawa jaket tebal untuk seluruh anggota keluarga agar tetap nyaman selama berada di sana. Suhu di puncak gunung cukup dingin, terutama saat pagi atau sore hari.
2. Sepatu yang Nyaman – Beberapa jalur di sekitar kawah berbatu dan sedikit licin, jadi sangat disarankan untuk memakai sepatu yang nyaman dan tidak licin.
3. Bawa Bekal Sendiri – Meskipun ada warung-warung di sekitar area wisata, membawa bekal sendiri akan lebih praktis, terutama jika berwisata bersama anak-anak yang sering merasa lapar di perjalanan.
4. Siapkan Uang Tunai – Beberapa fasilitas di sekitar Tangkuban Perahu mungkin belum menyediakan pembayaran digital, jadi lebih baik membawa uang tunai untuk keperluan seperti membeli tiket, makanan, atau oleh-oleh.
5. Ikuti Aturan Keselamatan – Selalu perhatikan tanda-tanda peringatan dan ikuti batasan area yang boleh dikunjungi. Beberapa area dekat kawah bisa berbahaya jika terlalu dekat.
6. Pakai Masker – Bau belerang dari kawah bisa saja cukup menyengat, jadi sebaiknya pakai masker.
7. Tanya harga dulu! – Sebaiknya kalau ingin menikmati jasa sewa kuda atau membeli souvenir tanyakan harganya terlebih dahulu ya. Kita juga bisa survei ke pengunjung lain atau testimoni orang lain yang pernah ke tempat wisata ini… :)
Kunjungan Bubu sekeluarga ke Gunung Tangkuban Parahu memberikan pengalaman yang tak terlupakan. Pemandangan alam yang menakjubkan, udara yang sejuk, dan berbagai aktivitas menarik membuat kami betah berlama-lama di sana.
Kalau Manteman lagi mencari destinasi wisata yang menyenangkan bersama keluarga di Bandung, Gunung Tangkuban Parahu bisa menjadi pilihan yang tepat.
Nah, salah satu destinasi lain yang pingin banget Bubu dan keluarga kunjungi adalah Situ Gunung, Sukabumi. Selain penasaran pingin mencoba jembatan gantungnya yang super panjang itu, Bubu juga penasaran sama flying fox di Lembah Purba yang ada di sana juga. :D
Semoga pas anak-anak liburan sekolah nanti bisa wisata keluarga ke Sukabumi.. Aamiin aamiin... :)
Bubu Dita
@rumikasjourney
6 komentar
Jadi parahu itu bahasa Sunda ya mba? Aku trakhir kesini udah lamaaaa banget. Waktu itu ada temen kuliah orang Malaysia dtg. Dia minta di temenin ke tangkuban perahu. 2013 mungkin. Sampe lupa kawah yg dilihat yg mana 🤣.
ReplyDeletePengen sih kesana lagi. Anakku yg bungsu blm pernah. Tp suami kalo dah ke Bandung males pas weekend. Ga kuat ramenya 😂
Wah ternyata pernah mampir ke kawah ratu hehehe. Next kalo mau maen ke Bandung dan perlu rekomendasi tempat-tempat wisata kontek saja mbak
ReplyDeleteBelum pernah ke sana nih, penasaran tapi di sisi lain kalau lihat juga agak deg-degan. Foto-foto yang seliweran kayak kok dekat sama kawah atau lereng gitu. Tapi mungkin itu kelihatannya aja ya? Aslinya ada banyak area yang aman untuk foto-foto tanpa harus dekat-dekat tempat yang berisiko?
ReplyDeleteJadi inget jaman dulu pernah ke tangkuban perahu tp dulu kameranya tustel dan entah kemana fotonya 😂, dan baru tau juga ya klo namanya Twa tangkuban parahu. Seruu brg keluarga
ReplyDeleteaku pernah juga ke gunung tangkuban perahu ini tapi waktu masih sd kayaknya tahun 92 atau 95 gitu. hihi lama banget yaa. lupa-lupa ingat juga sih nih sama lokasinya tapi dulu sempat ada fotonya pas dekat kawah itu
ReplyDeleteKaya uda lamaaa...banget gak ke Gunung Tangkuban Perahu.
ReplyDeleteSampai gak inget dulu HTM-nya berapa yaa.. Hehehe~
Tetep cakeepp dan rame yaa..
Yang gak terlupakan dari wisata ke Gunung Tangkuban Perahu tuh airnyaaa..
MashaAllaa.. kayak ketusuk.. saking dinginnya.