Kenapa Kita Bisa Merasa Ter-Left Out? Begini Cara Mengatasinya!

by - October 18, 2024

 kenapa-kita-bisa-merasa-ter-left-out-begini-cara-mengatasinya

Pernah nggak, sih, Manteman merasa diabaikan, nggak dilibatkan atau seolah-olah nggak dianggap, sehingga akhirnya merasa kesepian? Misalnya, sering kali nggak direspons atau terkesan "nggak diajak" dalam percakapan, baik secara online maupun offline. Atau merasa sedih karena jarang dilibatkan dalam diskusi atau urusan keluarga? Bisa jadi Manteman artinya merasa left out.


Apa Itu Perasaan Left Out?

Left out adalah perasaan yang muncul ketika seseorang diabaikan, dilupakan atau dikecualikan dari kelompok, aktivitas, atau kegiatan tertentu. Jika terus berlanjut, perasaan tersebut bisa memicu stres, rasa insecure, meragukan diri sendiri, bahkan mempertanyakan nilai diri.

Wajar jika seseorang yang tidak dilibatkan merasa ter-left out dari lingkungannya, karena keinginan untuk terlibat adalah salah satu kebutuhan mendasar manusia. Kebutuhan ini sangat penting dalam membantu menjalani hidup, karena kita selalu memerlukan koneksi sosial untuk bertahan.


Penyebab Munculnya Perasaan Left Out

Beberapa faktor bisa menyebabkan seseorang cenderung merasa left out. Pertama adalah paparan media sosial, dimana orang sering menampilkan pencapaian dan kebahagiaan. Hal tersebut dapat memicu rasa iri atau sedih bagi mereka yang merasa kurang dalam hidupnya. 

Kondisi psikologis seperti kecemasan sosial dan rendahnya harga diri juga membuat seseorang merasa dirinya tidak diinginkan atau tidak cukup baik untuk bergabung dengan kelompok. Selain itu, kondisi umum seperti persaingan, perbedaan, ketidaktahuan, hingga minimnya pengetahuan, juga seringkali menjadi alasan lain. 


Ini Cara Mengatasi Perasaan Ter-Left Out

Untuk mengatasi perasaan dikucilkan atau diabaikan, beberapa hal ini bisa Manteman lakukan.

1. Pahami Perasaan Saat Ini  

Merasa sakit hati dan sedih karena dikucilkan dalam pertemanan adalah hal yang wajar. Jika merasa ditolak, diabaikan atau seolah-olah kehadiran kita nggak dianggap, cobalah untuk lebih memahami perasaan saat ini. Dengan begitu, kita akan menyadari bahwa perlakuan tersebut memang menyakitkan. 

Namun, tujuan dari memahami perasaan ini bukan untuk meratapinya, melainkan untuk menerima dan mengatasinya dengan lebih baik. Meskipun menyedihkan, jangan menyangkal perasaan tersebut, karena itu adalah bagian dari proses penyembuhan. Terimalah dan temukan cara untuk mengelola rasa sedih yang kita rasakan.


2. Sadari Pengabaian dan Penolakan adalah Bagian dari Hidup  

Pengabaian dan penolakan adalah hal yang tak terhindarkan dalam hidup. Setiap orang pasti pernah mengalaminya, termasuk diabaikan atau ditolak oleh lingkungan sekitarnya. Ketika kita menyadari hal ini, pengucilan dalam pertemanan akan lebih mudah diterima. 

Ingatlah bahwa perasaan ini hanya sementara, dan akan ada orang lain yang menerima dan memperlakukan kita dengan baik. Tenangkan hati dan pikiran, serta yakini bahwa perasaan ini tidak akan berlangsung selamanya.


3. Belajar Lebih Realistis  

Kadang, lingkungan pertemanan tidak sesuai dengan harapan. Kesalahpahaman bisa membuat kita merasa dikucilkan, meski belum tentu itu yang terjadi. Cobalah bersikap realistis dan gunakan logika untuk memahami situasi yang tengah kita rasakan. 

Lihatlah dari berbagai sudut pandang mengapa hal ini bisa terjadi, termasuk dari diri sendiri, teman-teman, dan kondisi lingkungan. Dengan begitu, kita bisa menemukan alasan sebenarnya di balik munculnya perasaan terabaikan tersebut.


4. Bangkit dari Perasaan Menyakitkan  

Setelah menerima dan mengikhlaskan perasaan dikucilkan, saatnya untuk bangkit. Jangan terus menerus terjebak dalam kesedihan. Ciptakan kebahagiaan untuk diri sendiri dan lakukan hal-hal yang menyenangkan agar tidak semakin terpuruk.


5. Jaga Pola Pikir Tetap Positif  

Meskipun dikucilkan terasa menyakitkan, tetaplah menjaga pikiran positif. Pasalnya, pikiran negatif hanya akan memperburuk situasi, sementara pola pikir positif bisa mengurangi kesedihan dan menumbuhkan rasa percaya diri.

Dikucilkan memang tidak menyenangkan, tapi jangan sampai terus-menerus Anda pikirkan dan ratapi. Anda perlu memberikan dukungan pada diri sendiri agar bisa mengatasi perasaan tertekan akibat dikucilkan. 

Jika dalam sebuah pertemanan yang sebelumnya akrab kini justru mengabaikan, cobalah cari tahu apa penyebabnya. Jangan berkecil hati, belajarlah untuk lebih dewasa. Tidak semua pertemanan akan bertahan selamanya atau berjalan mulus. 

Kadang, ketidakcocokan bisa saja muncul. Namun, kita tidak perlu memusingkannya, terimalah bahwa setiap orang punya pandangan yang berbeda. Lebih baik, fokus saja pada kebahagiaan dan peningkatan diri.



Referensi:

https://arsjadrasjid.com/merasa-left-out/

https://www.idntimes.com/life/relationship/eva-yuniarti/cara-atasi-perasaan-dikucilkan-dalam-pertemanan-c1c2.

https://luminositas.medium.com/kenapa-kita-merasa-ter-left-out-d8c58ac6d618

https://www.kompasiana.com/yohannavalentinareva7759/6541c03d040c87696926ef26/kecenderungan-perasaan-tertinggal-pada-remaja-menggali-lebih-dalam-makna-dan-perspektif-ikigai?page=2&_gl=1*14pgs0b*_ga*TnZlZUFIRUxBeFZZLXJIWS1xNmFLYlJmbUYzTTZET0ZGakhPVU1zODloUGlLX3hTc2FjV3YxRXFvQTBHUVBBUQ..*_ga_6DPN6FP6GB*MTcyOTUyMDg4Ni4xLjEuMTcyOTUyMDg4Ni4wLjAuMA..*_ga_Z1ETC4ZG45*MTcyOTUyMDg4Ni4xLjEuMTcyOTUyMDg4Ni4wLjAuMA..

https://panara.id/blog/kenapa-aku-dikucilkan/


Sumber gambar: 

https://www.freepik.com/free-photo/side-view-girl-wearing-headphones_31195839.htm#fromView=search&page=1&position=12&uuid=7d0575a1-db28-4147-945e-5d4d78cc0e8c


    


Related Posts

1 komentar

  1. Dulu di usia sekolah beberapa kali ngalamin perasaan begini. Pas awal kerja juga pernah. Tapi semakin bertambah usia, aku mulai jarang merasa left out.

    Saran no 5 itu penting dan beneer banget. Coba belajar berpikir positif. Kayak waktu masih kerja dulu. Aku tuh paliiing sering ga diajak pas acara kumpul di kafe, atau makan2 akhir bulan.

    Awalnya sedih, tp aku coba pikir ulang sebenrnya kenapa aku jrg diajak. Lah ternyata krn aku sendiri menunjukkan body language kayak ga tertarik ikut. Itu di bilang ama temenku. Krn itu mereka jarang ngajakin. Ditambah aku sendiri ja tak selalu buru2 mau pulang etc.

    See, kalo ga instropeksi dan coba mikir positif, mungkin aku msh mikir merasa di left out.

    Apalagi skr yaa, aku jujurnya makin ga peduli dengan feeling 'ditinggalkan' ini. Krn aku toh punya banyak cara utk nyenengin diri sendiri. Kalo toh memang ga diajak, ya udh, kita buat aja acara sendiri 😄

    ReplyDelete