Museum Sejarah Jakarta atau yang akrab juga disebut sebagai Museum Fatahillah menjadi salah satu daya tarik wisata di kawasan Kota Tua Jakarta.
Bangunan museum ini memang tampak besar jika dibandingkan bangunan lain di sekelilingnya. Ya, bagaimana tidak? Museum Sejarah Jakarta dulunya memang difungsikan sebagai Balai Kota Batavia atau Stadhuis van Batavia.
Dari literatur sejarah yang Bubu baca, bangunan ini didirikan pada masa Gubernur Jenderal Joan van Hoom tahun 1707. Berarti di tahun 2024 ini usia bangunannya sudah 317 tahun!
Sudah lama sekali kali terakhir Bubu ke Museum Sejarah Jakarta. Dan akhirnya beberapa waktu lalu, Bubu ke museum ini lagi bersama rombongan Moms Video Maker (MVM) Community dalam rangka acara #MVMNgontenBareng. :D
Dalam kunjungan ke museum ini Bubu melihat ada beberapa hal yang berbeda dari kunjungan Bubu sebelumnya ke tempat ini. Yang pasti museum ini tetap ramai dikunjungi meskipun di hari biasa (weekday).
Beberapa rombongan murid dari sekolah yang berbeda-beda datang ke museum ini silih berganti. Wah, Bubu seneng banget melihatnya. :) Artinya kunjungan ke museum masih menjadi hal yang diperhatikan oleh sekolah-sekolah…
Nah, apa saja hal-hal menarik yang ada di Museum Sejarah Jakarta??? Yuk, simak tujuh hal menarik di museum ini menurut Bubu… :)
Penjara Bawah Tanah
Dulunya gedung ini memang difungsikan menjadi Balai Kota. Namun selain kantor, ada juga ruang pengadilan hingga ruang penjara di dalamnya.
Ya, hal menarik menurut Bubu di museum ini adalah adanya ruangan berupa penjara bawah tanah.
Para tawanan, baik laki-laki dan perempuan dipenjarakan di dalam penjara bawah tanah ini. Ruangannya sempit tapi menurut pemandu museum, Bapak Suparta, satu ruangan ini bisa menampung 30-40 orang.
Ya Allah, beneran nggak kebayang gimana kehidupan di penjara sempit ini dengan berdesak-desakan.
Bubu kan pendek, ya, tapi untuk masuk ke dalam penjara ini saja harus menunduk. Setelah masuk ke bagian dalam, Bubu juga bisa melihat masih ada bola-bola besi hitam. Selain itu jeruji besi penjara ini entah mengapa seperti tercium bau pesing, pun di bagian dalam ruang penjara ini.
Adakah Manteman yang sudah pernah masuk ke dalam ruang penjara bawah tanah Museum Sejarah Jakarta? Gimana perasaan Manteman saat berada di dalamnya???
Patung Dewa Hermes
Hal menarik lainnya di Museum Sejarah Jakarta adalah keberadaan patung Dewa Hermes di halaman belakang museum.
Hermes sendiri merupakan dewa dalam mitologi Yunani yang merupakan anak Dewa Zeus. Hermes digambarkan sebagai dewa yang cerdas, atletis, dan cepat.
Gimana ceritanya patung ini bisa menjadi koleksi Museum Sejarah Jakarta?
Awalnya patung Hermes tersebut dimiliki oleh pedagang asal Jerman Karl Wilhelm Stolz. Stolz kemudian menghadiahkan patung berharga miliknya ini ke pemerintahan Kota Batavia.
Patung Hermes sempat diletakkan di jembatan Harmoni, namun akhirnya dipindahkan ke Museum Sejarah Jakarta. Jadi kalau Manteman melihat patung Hermes di Harmoni, itu merupakan replikanya, ya.
Baca Juga: Museum MH Thamrin
Lukisan Perang Sultan Agung
Ini dia yang bikin Bubu takjub! Ya, di dalam salah satu ruangan di Museum Sejarah Jakarta lantai satu ada lukisan yang sangat besar. Ukurannya mencapai 3x10 meter!
Lukisan tersebut berjudul 'Pertempuran Sultan Agung melawan J.P Coen pada 1628-1629.' Pelukisnya adalah Sudjojono. Lukisan ini dibuat tahun 1973.
Untuk melukis lukisan megah ini, Sudjojono butuh waktu hingga tujuh bulan lamanya. Ia bahkan meriset mengenai pakaian, senjata tentara, kapal, kuda, tenda prajurit, watak tokoh dan lainnya hingga ke Belanda selama tiga bulan.
Agar awet dna tahan lama, lukisan ini juga menggunakan material berkualitas. Kanvasnya dari Belgia, sedangkan cat dan kuasnya dari Belanda.
Ruang Melihat Eksekusi Mati
Di lantai dua, ada satu ruangan dengan jendela berteralis terbuka yang bisa melihat langsung ke Taman Fatahillah.
Kalau sekarang kita bisa melihat pemandangan orang berlalu lalang, ada yang foto-foto, naik sepeda onthel, dan aktivitas lainnya.
Namun ternyata dulunya ruangan ini juga sempat dijadikan tempat untuk melihat para tawanan yang dihukum mati. Benar-benar beda 180 derajat, ya. Kebayang dulu rasanya ngilu dan ngeri banget banyak orang yang bersalah maupun tidak bersalah yang dieksekusi di Taman Fatahillah ini. :(
Lemari dari Italia
Masih di lantai dua, pengunjung juga bisa melihat bagaimana ruangan pengadilan pada masa itu.
Nah, di salah satu ruangan terdapat satu lemari super besar dengan hiasan emas di bagian atas dan sisi-sisinya. Di bagian atas juga terdapat patung Dewi Keadilan dan Dewi Kebenaran.
Lemari ini disebut juga sebagai lemari arsip yang berfungsi untuk menyimpan berbagai dokumen pada masanya.
Ternyata lemari besar berkaca ini merupakan buatan Italia, lho. Lemari ini sudah berusia ratusan tahun, tepatnya dibuat pada tahun 1748.
Baca Juga: Museum Taman Prasasti
Galeri Malaka
Saat Bubu berkunjung ke Museum Sejarah Jakarta ternyata juga terdapat instalasi berbagai icon yang berada di Melaka, Malaysia.
Dari informasi pemandu museum, instalasi yang dinamakan Galeri Melaka ini adalah sebuah pameran yang sifatnya non-permanen. Tapi entah kapan instalasi ini akan berada di dalam Museum Sejarah Jakarta.
Bubu melihat gedung Stadhuis atau Balai Kota yang ada di Melaka. Selain itu ada juga menara jam Melaka Clock Tower atau disebut juga Menara Jam Tan Ben Swee.
Di Galeri Melaka ini juga terdapat berbagai informasi menarik tentang Melaka. Wah, saat melihat ini Bubu jadi kangen banget pingin ke Melaka lagi…:D
Jajanan dan Kulineran
Selepas berkeliling di dalam Museum Sejarah Jakarta, Bubu dan Manteman dari MVM Community pun beristirahat di bagian halaman belakang museum.
Di sini terdapat mushola dan toilet. Ada juga banyak bangku di bawah pohon rindang yang bisa menjadi tempat kami untuk melepas lelah.
Nah, di halaman belakang museum ini pulalah ada banyak jajanan dan kuliner yang bisa dibeli pengunjung museum.
Selain makanan seperti bakso, mie ayam, ada juga makanan khas Betawi, seperti kerak telor dan selendang mayang. Ada juga menu khas Cirebon, tahu gejrot hingga makanan peracian! ;D
Kebetulan pas Bubu di sana, Bubu memesan ketoprak. :D Untuk harganya juga masih standar, ya. Kalau nggak salah ketoprak seharga Rp 20 ribu dan minuman air mineral botol Rp 5 ribu.
Ukuran halaman belakang museum terbilang agak luas. meski banyak murid-murid yang mengunjungi museum juga, Bubu dan teman-teman MVM Community masih bisa mendapatkan tempat duduk untuk beristirahat.
Gimana? tertarik buat jelajah Museum Sejarah Jakarta? Ada hal menarik lainnya di museum ini yang nggak ada di list Bubu di atas??? Boleh banget share di kolom komentar…
Untuk harga tiketnya juga masih terjangkau, yaitu Rp 10 ribu. Nah, kalau memakai jasa pemandu tidak ada tarif khusus. Tapi Manteman bisa disesuaikan saja dengan berapa banyak jumlah rombongan yang datang dan tinggal dibagi sesuai kesepakatan… :)
Bubu Dita
@rumikasjourney
1 komentar
Akhir april nanti temen2 Malaysia ku mau datang ke jkt mba, aku udh plan mau ajakin mereka ke kota tua . Tapi kalo pada mau ke museum, ntr aku ajakin ke sini juga.
ReplyDeleteMalah enak udh ada penjelasannya dari tulisan mba ☺.
Galeri melaka itu tulisan informasinya yg menulis teman blogger ku dari Malaysia yg memang kerja di museum melaka. Jadi waktu itu dia juga yg mempersiapkan galeri melaka di jakarta.
Sementara galeri jakarta pun ada di museum melaka. Jadi kayak pertukaran.