Lava Tour Merapi, salah satu aktivitas yang pantang dilewatkan kalau manteman liburan ke Yogyakarta. Yes, karena memang seseru itu dan pastinya bakal jadi kenangan liburan yang nggak terlupakan jika mencobanya paling tidak sekali saja! 😀
Saat liburan sekolah lalu, Bubu mulai membuat itinerary apa saja yang akan kami sekeluarga kunjungi saat di Yogyakarta. Bermain di pantai daerah Gunung Kidul ada di daftar pertama, sedangkan mencoba Lava Tour Merapi sudah pasti berada di urutan setelahnya!
Tujuan jalan-jalan kami ke Yogyakarta memang yang utama adalah kedua tempat dan aktivitas ini. Pasalnya selama berkali-kali ke Yogyakarta, Bubu belum pernah mencoba keduanya! Makanya, nih, penasaran banget terutama mencoba Lava Tour. Dari testimoni, cerita di blog, dan juga postingan orang-orang di social media, Lava Tour Merapi memang seru banget!
Makanya, yuk, ikut Bubu buktiin sendiri! Seseru apa aktivitas Lava Tour Merapi di Yogyakarta???
Baca Juga: 5 Pantai di Gunung Kidul Yogyakarta Dalam Setengah Hari!
Pilih Operator Lava Tour Merapi
Hal pertama begitu sudah pasti akan berlibur ke Yogyakarta dan Lava Tour Merapi ada di dalam itinerary, Bubu langsung mencari operator mana yang kira-kira akan kami gunakan jasanya.
Setelah browsing ke sana ke mari, akhirnya Bubu memutuskan untuk memilih operator @lavatourmerapi_id. Manteman bisa cek di IG ya untuk operator ini.
Begitu Bubu menghubungi via WA, respon Kak Burhan dari operator tersebut cukup cepat dan langsung memberikan paket-paket apa saja yang ada dan juga foto serta video dokumentasinya. Coba, gimana nggak langsung mupeng, ya, kan? :D
Sebenarnya di IG dan website banyak operator Lava Tour Merapi, harganya relatif sama semua, ya. Paling hanya sedikit berbeda di pilihan destinasinya. Nah, untuk operator @lavatourmerapi_id kalau ada yang kepo dengan harganya berapa, Bubu lampirin di bawah ini, ya:
Dari beberapa pilihan paket ini, Bubu dan keluarga memilih paket medium Rp 450 ribu dengan durasi dua jam. Sebenarnya penasaran dengan paket sunrise. Mantap banget pasti bisa lihat matahari terbit dari Merapi, ya…
Nah, Bubu juga sempat bertanya saat yang tepat untuk mengunjungi Merapi. Ternyata rekomendasinya untuk mengambil trip yang dimulai sebelum jam 8 pagi. Kenapa? Alasannya karena Merapi masih sejuk dan tidak begitu berdebu. Dan yang terpenting Gunung Merapi biasanya sering tampak di pagi hari sebelum jam 8 pagi. Dimulai jam 6 pagi malah lebih baik. :)
Waaah, kebayang kan kalau hotel di pusat kota Yogyakarta dan harus pagi-pagi banget ke Merapi, gimana rempongnya boyong anak-anak? XD
Akhirnya Bubu dan Yaya pun memutuskan untuk sampai di basecamp operator jam 07.30 pagi. Sebelum menggunakan jasa operator ini tentunya harus menyiapkan DP terlebih dahulu sebanyak Rp 100 ribu.
Agar sampai di Merapi pukul 07.30, kami berangkat dari hotel di kawasan Malioboro sekitar jam 06.30 pagi. Kalau jam segini bisalah mempersiapkan segala sesuatunya termasuk menyiapkan anak-anak juga. :D Alhamdulillahnya pihak hotel juga tetap menyediakan sarapan dan bisa dijadikan nasi kotak untuk di perjalanan.
Waktu tempuh dari sekitar Malioboro sampai kawasan Gunung Merapi ternyata juga tidak membutuhkan waktu terlalu lama. Kurang dari 1 jam, kami sudah sampai basecamp Merapi Jeep Land Cruiser (MJLC) dan langsung bersiap untuk naik jeep yang sudah disediakan!
Baca Juga: Rekomendasi 7 Hotel Bintang 5 di Yogyakarta
Destinasi yang Dikunjungi Saat Lava Tour Merapi
Dengan durasi sekitar 2 jam, kami memulai perjalanan dengan jeep warna hijau yang dikendarai oleh driver bernama Pak Tri. Kami diajak berkeliling desa di kawasan lereng Gunung Merapi dan tentunya menyambangi berbagai destinasi yang ditawarkan di dalam paket.
Destinasi apa saja yang Bubu dan keluarga kunjungi? Bubu urutkan dari destinasi pertama hingga terakhir, ya!
1. Galeri Omahku Memoriku
Tempat pertama yang kami datangi langsung membuat kami jeri. Segitu dahsyatnya efek erupsi Gunung Merapi ya sampai-sampai banyak yang menjadi korban dan meninggalkan berbagai benda hangus yang menjadi saksi bisu.
Galeri Omahku Memoriku menempati sisa bangunan rumah yang terkena dampak namun masih bisa berdiri tegak. Lokasinya terletak di Petung, Kepuharjo, Cangkringan, Sleman. Galeri ini didirikan oleh warga pada 2013.
Di Galeri Omahku Memoriku ini terdapat banyak sekali benda-benda dari mulai alat rumah tangga, kendaraan, serta batuan yang masih menyisakan bentuk setelah terbakar panas erupsi abu vulkanik. Ada juga sisa tulang hewan di bagian depan museum yang menjadi korban erupsi Merapi.
Di bagian dalam ada juga jam besar yang sudah mati dan menunjukkan waktu terjadinya erupsi. Wisatawan yang datang ke museum ini juga bisa melihat berbagai foto dokumentasi saat erupsi Merapi hingga bagaimana proses evakuasi dan penyelamatan. Ada juga dokumentasi bentuk Gunung Merapi yang berubah dari waktu ke waktu akibat erupsi.
Setelah melihat bagian dalam, wisatawan juga bisa membeli oleh-oleh di toko souvenir dan kedai yang ada di kawasan museum ini.
Oiya, mungkin manteman sudah pernah mendengar juga soal Museum Mini Sisaku Hartaku. Nah, Galeri Omahku Memoriku ini memang terletak dekat sekali dengan museum tersebut. Jadi ketika banyak wisatawan yang datang bersamaan, para wisatawan ini bisa dipecah menjadi dua bagian ke museum atau galeri karena isinya dan cerita di dalamnya memang hampir serupa.
2. Tebing Gendol
Di mana bisa berfoto dengan latar belakang Gunung Merapi yang gagah? Jawabannya ada di Tebing Gendol. Kami sekeluarga juga sempat mampir ke spot foto ini dan berfoto dengan bantuan Pak Tri.
Oiya, driver Lava Tour Merapi biasanya juga merangkap sebagai guide dan fotografer juga, lho. Makanya memang gak rugi ikut Lava Tour Merapi karena selain banyak tempat yang bisa dikunjungi, tambah pengetahuan, dan manteman juga bisa stok foto yang banyak di sini sekalian bikin konten juga… :D
Boleh dibilang kami berutung bangeeeet bsempat mendapat view utuh Gunung Merapi. Pasalnya saat kami di sana cuaca agak mendung. Gunung Merapi pun lebih sering tertutup awan. Tapi ketika di Tebing Gendol ini, sempat sebentar Merapi terlihat utuh dan kemudian tertutup awan lagi… :(
Ya, beginilah nasib kalau wisata alam, ya. Bisa saja tidak sesuai ekspektasi :D
Baca Juga: Gumuk Pasir Parangkusumo, Fenomena Alam Unik dengan Berbagai Aktivitas Seru!
3. Bunker Kaliadem
Banyak yang bilang Bunker Kaliadem ini bikin merinding dan hawanya nggak enak. Tapi pas Bubu dan keluarga ke tempat ini biasa aja, sih. Mungkin karena kami juga nggak sensitif ya…
Jika melakukan aktivitas Lava Tour Merapi, tempat yang satu ini jangan sampai terlewatkan! Bunker Kaliadem punya nilai sejarah dan jadi tempat yang bagus banget untuk melihat Gunung merapi dari dekat. Sayangnya saat kami di Bunker Kaliadem, Merapi tidak terlihat karena tertutup awan.
Saat ini Bunker Kaliadem sudah tidak lagi digunakan. Awalnya bunker ini dijadikan tempat perlindungan saat erupsi datang. Namun nahasnya ketika erupsi tahun 2006, ada dua orang yang meninggal di dalam bunker ini. Keamanan bunker pun dipertanyakan dan sejak saat itu Bunker Kaliadem ditutup dan kini menjadi tempat wisata saja.
Bubu dan keluarga sempat masuk ke bagian dalam bunker. Ukurannya cukup luas. Menurut Pak Tri bunker ini bisa menampung hingga 40 orang. Di dalamnya juga ada kamar mandi kecil. Tentu saja tidak ada cahaya di dalam bunker sehingga suasana sangat gelap. Bubu terbantu melihat sekeliling dengan senter dari handphone dan juga pintu bunker yang memang dibiarkan terbuka.
Di bagian sekitar bunker, kita bisa berjalan menyusuri jalanan berbatu dan juga berjalan di antara semak-semak. Seru juga! Boo dan Mika tentunya nggak ketinggalan untuk eksplorasi di sini.
4. Plunyon Kalikuning
Sebelumnya Bubu sama sekali nggak tau dengan tempat ini. Di flyer paket tour sendiri tempat ini nggak disebutkan. Tapi begitu sampai basecamp jeep dan Bubu mau melunaskan pembayaran, bapak yang menjaga tempat itu memberitahu tentang tempat ini.
Bubu pun baru tahu kalau di Plunyon ini ada jembatan panjang yang jadi salah satu scene di film horor terlaris, KKN di Desa Penari. Ya, karena saat itu Bubu belum nonton jadi memang nggak ada bayangan sama sekali… :D
Karena rasa penasaran, akhirnya kami mengubah satu destinasi menjadi ke Plunyon. Untuk masuk ke dalamnya memang dikenakan biaya lagi karena masuk ke kawasan Taman Nasional Gunung Merapi. Berempat kalau nggak salah jadi Rp 20 ribu.
Nah, begitu masuk ke dalam kawasan Plunyon Kalikuning ini, rasanya memang nggak menyesal, sih. Selain view-nya bagus, d tempat ini juga ada playground untuk anak-anak. Boo dan Mika senang sekali mencoba jembatan gantung mini di sana.
Dan jembatan ikonik yang ada di film KKN di Desa Penari juga kami coba pastinya. Ternyata panjang juga ya jembatannya! Setelah melewati jembatan pertama, ada jembatan kedua yang lebih kecil yang kami coba lewati juga.
Di bawah jembatan ternyata ada pipa aliran irigasi, lho. Bubu baru ngeh. Dan aliran irigasi ini masih berfungsi sampai sekarang. Gak hanya di sekitar Merapi tapi bahkan alirannya sampai ke kota kalau dari yang Bubu baca-baca pas lagi browsing.
Disekeliling jembatan juga ada tebing dengan pahon-pohon yang menyejukkan dan menyegarkan mata. Mestinya dari Plunyon ini Gunung Merapi juga bisa terlihat sangat jelas. Sayangnya lagi-lagi karena terhalang kabut jadilah kami tidak bisa melihat Gunung merapi dari tempat ini…
Saat browsing-browsing tentang Plunyon Kalikuning, waaaah beneran sih view-nya bagus banget saat Gunung Merapi terlihat jelas!
5. Offroad Kalikuning
Dan ini dia tempat dan aktivitas terakhir di Lava Tour Merapi! Kami sekeluarga mencoba offroad di Kalikuning!
Aktivitas ini pastinya menantang adrenalin dan Pak Tri sebagai driver bisa banget membuat kami sekeluarga teriak lepas saat melintasi trek offroad ini. Karena bersama dengan Boo dan Mika, kami juga request agar tidak terlalu berlebihan manuvernya… :D
Sebelum sampai di lokasi ini, Pak Tri memberitahu jika kami bisa mendapat dokumentasi bagus saat offroad dengan meminta bantuan kepada warga sekitar yang sudah terbiasa mendokumentasikan kegiatan ini. Biasanya dikenai tarif Rp 15 ribu per mobil.
Karena sayang untuk dilewatkan tanpa dokumentasi, Bubu pun meminta bantuan seorang warga sebelum memulai offroad. Hasilnya ya memang bagus, ada video yang dilambatkan juga mobil jip kami menerjang air sehingga terlihat lebih dramatis! :D
Gimana offroad ini menurut anak-anak? Seneng banget! Boo bahkan bilang mau 100 kali lagi muter di situ! :D Ya tapi kan nggak mungkin, yaa… Ahahaha… Perlukah membawa baju ganti? Bubu memang prepare untuk membawanya? Namun ternyata saat offroad ini kami sekeluarga tidak terlalu terkena air, jadi tidak sampai harus berganti baju setelahnya.
Alhamdulillah semua tempat dan aktivitas sudah didatangi dan tibalah saat untuk kembali ke basecamp. Asli, nggak kerasa lho waktu dua jam untuk mencoba Lava Tour Merapi ini. Dan memang pas banget sih waktunya menurut Bubu saat pagi karena masih adem, nggak panas, dan anak-anak bisa menikmatinya…
Baca Juga: Itinerary Yogyakarta 3 Hari 2 Malam Bersama Balita
Awal Mula Munculnya Wisata Lava Tour Merapi
Erupsi Gunung Merapi ternyata bukan hanya menyisakan kisah sedih dan harus diratapi tapi juga menjadi pembuka pintu rezeki. Ya, bagi warga di sekitar lereng Merapi, wisata lava tour memang menjadi andalan dan bahkan bisa jadi pegangan hidup bagi mereka.
Seperti halnya Pak Tri yang tinggal di sekitar Merapi dan harus mengungsi saat erupsi. Kini Pak Tri kembali dan mencari rezeki di sini.
Ternyata sebelum munculnya wisata lava tour dengan mobil jip, sudah ada wisata dengan motor trail. Kemudian barulah pada sekitar tahun 2011 muncul wisata jip lava tour ini.
Dengan mobil jip sudah pasti bisa berwisata bersama keluarga, saudara, teman secara beramai-ramai, kan. Saat Bubu dan keluarga mengikuti Lava Tour Merapi ini juga kami melihat banyak sekali rombongan sekolah dan perusahaan yang juga mengikuti lava tour.
Selain sebagai alat transportasi, menaiki mobil jip terbuka dan berkeliling desa di sekitar Merapi juga mempunyai sensasi tersendiri. Manteman yang pernah mencoba lava tour punya pengalaman seru apa, nih, saat naik mobil jip ini? :D
Apa Lava Tour Merapi Aman Untuk Diikuti Anak?
Nah, sampai deh nih ke bahasan buat para ortu yang mau ngajak anaknya ikutan Lava Tour Merapi juga. Gimana, nih, kira-kira aman nggak ya kalau ngajak anak-anak lava tour???
Apalagi sempat ada berita di tahun 2018 kalau ada wisatawan yang meninggal akibat kecelakaan. Nah, Bubu juga sempat cari tahu soal kecelakaan ini. Jadi jip yang memuat 6 orang ini menabrak bis yang sedang berhenti. Akibatnya para penumpang terlempar dan ada satu orang yang meninggal dunia.
Sebelum memulai tour, Bubu juga memastikan safety untuk sekeluarga termasuk anak-anak ke driver. Masing-masing kami mendapat satu buah helm untuk dipakai sepanjang perjalanan dengan jip.
Sebagai driver, Pak Tri juga mengendarai dengan aman, dan pastinya tidak mengebut. Karena itu Bubu juga merasa aman.
Sepanjang perjalanan, Bubu duduk di depan, Yaya, Boo, dan Mika di bagian belakang. Jadi Yaya bisa sambil memegangi dan menjaga anak-anak. Namun saat offroad, barulah bubu juga pindah ke belakang. Nah, untuk jip lava tour ini saat offroad memang level berkendaranya lebih tinggi, karena track-nya tidak rata dan mobil jip juga bermanuver.
Karena itulah sebelum memulai offroad, ada briefing dulu dari Pak Tri mengenai posisi tangan kaki dan badan yang tepat untuk mengurangi resiko terkena bagian mobil saat ada goncangan.
Kalau menurut Bubu aman untuk membawa anak-anak namun dengan usia di atas 5 tahun, ya. Kalau masih balita rasanya agak ribet sih. Boo saat itu usia 9 tahun, dan Mika 7 tahun jadi sudah mengerti untuk bagaimana posisi di mobil dan bagaimana agar selalu aman. Meski memang tetap harus diingatkan.
Saat tahun 2017 kami juga sempat ke Merapi namun tidak mencoba Lava Tour Merapi. Bubu dan keluarga hanya sampai ke Museum Gunung Merapi saja. Sempat sih melihat beberapa jip hilir mudik juga di sana tapi mengingat Mika juga masih 2 tahun jadinya nggak ada niat untuk mencoba lava tour dengan jip.
Baca Juga: Merasakan Dahsyatnya Merapi di Museum Gunung Merapi Yogyakarta
Gimana, mateman juga tertarik untuk mencoba Lava Tour Merapi??? :D
Bubu Dita
@rumikasjourney