Cai Tao dan Hu Chun sedang terlelap pulas saat Boo dan Mika melihatnya dari balik kaca. Hari sudah beranjak sore pukul empat saat kami tiba di Istana Panda Taman Safari Indonesia Cisarua Bogor, tempat kedua panda raksasa itu tinggal. Keinginan untuk melihat mereka bermain di rumah kayunya, berguling-guling di rumput, dan makan bambu sepuasnya sepertinya harus dikubur sementara.
Nggak mengherankan jika panda berusia 9 tahun itu tertidur pulas. Panda ternyata memang hewan yang banyak menghabiskan watunya untuk tidur. Dari referensi yang Bubu Dita baca, dalam sehari panda bisa tidur sampai 13 jam! Sisa waktunya dihabiskan untuk makan, makan, santai, leyeh-leyeh, main, makan, makan, makan lagi... Hihihi... Gemas!
Ya gimana nggak tidur terus, ya. Pasti karena kenyang makan berkali-kali. Panda raksasa ini bisa, lho, menghabiskan 20 kg bambu setiap harinya! Banyaaaak... :D
Meski kami nggak bisa melihat Cai Tao dan Hu Chun yang beraktivitas tapi hal tersebut nggak membuat kunjungan kami ke Istana Panda sia-sia dan tanpa kesan. Istana Panda yang berada di kawasan penyangga Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang masih termasuk bagian dari Taman Safari Indonesia Cisarua Bogor ini begitu memikat. Selain melihat kedua panda asli China itu, masih banyak hal seru yang kami sekeluarga dapat di tempat ini.
Perjuangan ke Istana Panda Taman Safari
Ini kali pertama Boo dan Mika ke Taman Safari Indonesia (TSI) di Bogor. Dan tujuan utama kami ke tempat rekreasi paling ngehits di area Puncak ini, ya, apalagi kalau bukan untuk menyambangi Istana Panda.Kedatangan Cai Tao dan Hu Chun langsung dari Sinchuan, China untuk menetap selama 10 tahun di TSI memang sempat jadi berita heboh dua tahun lalu, tepatnya pada September 2017. Sebelum diperkenalkan ke publik tanah air, kedua panda ini dikarantina dulu sampai pada November 2017 baru siap untuk menyapa masyarakat Indonesia.
Agar dapat mencapai Istana Panda, mobil pribadi nggak bisa langsung ke tempat tersebut. Mobil harus diparkirkan dulu di parkir E yang lokasinya dekat dengan atraksi cowboy.
Nah, karena mobil kami ada di parkir A, Yaya, Bubu Dita, Boo, dan Mika memang berniat naik kereta wisata mengelilingi TSI. Bubu pikir kereta ini bisa sampai ke Istana Panda, tapi ternyata, eh, ternyata kereta wisata pun hanya sampai parkiran E untuk kemudian kami melanjutkan perjalanan ke Istana Panda dengan menaiki bus di shelter yang sudah disediakan.
Sebelum ke Istana Panda, kami sempat berkeliling TSI dan melihat dua pertunjukan. Hal inilah yang kemudian saya sesali kemudian. Jika Manteman Rumika memang tujuan utamanya Istana Panda seperti kami, saya sarankan sesampainya di TSI sebaiknya langsung ke sana saja, nggak perlu keliling-keliling lagi.
Mengapa demikian?
Kami sampai di TSI saat matahari tepat di kepala. Berkeliling-keliling, makan, hingga akhirnya baru pukul tiga sore menuju Istana Panda. Meski berkunjung saat Jumat, tapi peminat Istana Panda sungguh membludak!
Antrian di shelter bus luar biasa panjangnya. Memang hari itu meski weekday tapi bertepatan juga dengan libur sekolah. “Ah, ternyata TSI masih jadi magnet wisatawan,”pikir saya dalam hati begitu melihat antrian yang berjubel.
Baca Juga: Menikmati Eropi Mini Warna-warni di De Voyage Bogor
Bus lucu bermuka panda yang mengantar para pengunjung ke Istana Panda saya hitung memang ada banyak. Namun ada kalanya nggak ada bus yang melintas mengangkut penumpang dalam hitungan bermenit-menit, karena itu antriannya sempat memanjang dan stuck nggak bergerak.
Mungkin lebih dari setengah jam kami baru mendapat bus yang bisa kami tumpangi. Meski lama, tapi saya terkesan dengan antrian yang dibagi menjadi sembilan jalur yang disesuaikan dengan sembilan pintu yang ada pada tiap bis.
Sekalinya masuk ke satu pintu, sekitar 6-7 penumpang bisa naik. Bagi saya dan Yaya Indro yang paling anti berlibur saat sedang ramai akhirnya merasakannya juga berlama-lama antri. :D Yo weslah, sesekali nggak apa-apa. Untungnya Boo dan Mika juga nggak rewel meski kondisi antrian padat dan cukup lama.
Begitu masuk bus, Boo dan Mika kami pangku. Perjalanan menggunakan bis ini ternyata mengasyikkan bagi mereka berdua (dan juga bagi Bubu dan Yaya). Seru, lho, jalurnya mendaki dan berkelok. Saat melewati jalur ini saya jadi mengerti mengapa mobil pribadi dan kereta wisata nggak bisa sampai puncak Istana Panda.
Keberadaan bis yang mengantar pengunjung ke Istana Panda semoga selalu terjaga dengan baik dan driver-nya juga punya kualitas jempolan untuk membawanya. Mesti begitu, karena jalurnya sempat beberapa kali bikin deg-degan Bubu! :D
Tapi sepanjang perjalanan dengan bis ke Istana Panda, mata kami disuguhi pemandangan alam pegunungan dan juga deretan pohon bambu yang memikat. Untuk memenuhi kebutuhan makan Cai Tao dan Hu Chun, Taman Safari menanam sekitar 17 jenis bambu di tempat ini.
Baca Juga: Museum Zoologi Bogor
Perjalanan dari shelter ke Istana Panda nggak butuh waktu lama, mungkin hanya sekitar 5-10 menit aja. Begitu bus berhenti, rasanya Bubu sedang berada di China. Bangunan Istananya memang berciri khas ornamen Negeri Tiongkok dengan dominasi warna merah.
Di bagian depan istana, panda-panda raksasa menyambut dengan tawa riang walau hanya berbentuk patungnya saja. Dan spot inilah yang jadi spot favorit wisatawan untuk mengabadikan dirinya.
Hawa sejuk pun langsung menyergap saat berada di kawasan Istana Panda ini yangberada di atas ketinggian 1800 mdpl. Brrr... Dingin, apalagi saat itu kabut pun terlihat sangat jelas dan suhu di sini bisa mencapai 18 derajat Celcius.
Nonton Video Bikin Terharu!
Setelah menikmati sejenak hawa sejuk, kami pun mulai menapaki anak tangga untuk masuk ke dalam Istana Panda. Seorang petugas memberitahu bahwa Cai Tao dan Hu Chun dapat kami jumpai di lantai tiga istana ini.Sampai di lantai tiga, kami dan pengunjung lainnya harus bersabar sebelum melihat dua panda raksasa itu. Kami digiring terlebih dahulu ke dalam mini theatre untuk menonton video tentang Cai Tao dan Hu Chun.
Bubu Dita kira video tersebut memberi informasi hanya sekedarnya saja untuk pengunjung. Tapi, begitu menontonnya dengan seksama, saya jadi terharu dibuatnya! Jika Manteman Rumika datang ke Istana Panda, saran saya jangan lewatkan video yang diputar di sana, ya!
Keterharuan Bubu Dita bukan tanpa sebab. Di video tersebut diceritakan bagaimana Cai Tao dan Hu Chun begitu dihormati oleh pemerintah dan masyarakat China. Begitu melepasnya untuk menjadi duta panda di sini, diadakan pesta perpisahan besar-besaran dan meriah di negara asalnya.
Begitupun saat Cai Tao dan Hu Chun tiba di Taman Safari. Penyambutannya juga luar biasa. Semua keeper dan karyawan sampai anak sekolah berjejer rapi di sepanjang jalan menyambutnya dengan antusias.
Melihat kegembiraan tersebut rasanya, kok, jadi terharu sekali. Saya sendiri juga nggak menyangka ternyata sebegitu istimewanya kedua panda ini. Sempat tetesan bulir air mata mengantung diujung pelupuk.
Sebelum melihat Cai Tao dan Hu Chun memang ada baiknya menonton perjalanan mereka berdua dari yang awalnya tinggal di konservasi Sinchuan, China hingga bisa sampai di Bogor. Siapa tahu Manteman Rumika pun juga merasakan emosi yang sama seperti saya saat menontonnya.
Baca Juga: 7 Hal Menarik di Faunaland Ancol
Oya, sebelum masuk ke dalam mini theater, Mika pun sempat tertegun sejenak di sebuah ruangan dengan tv yang menempel di dindingnya. Di tv tersebut juga ada video tentang panda saat baru saja dilahirkan.
“Imut Bubuuu. Kecil pandanya,” celoteh Mika yang enggan beranjak dari tempatnya berdiri.
Melihat panda dari sejak bayi dari tayangan di tv hingga dapat memandangnya langsung saat sudah besar di istana ini, Bubu Dita rasa dapat menumbuhkan rasa sayang anak-anak terhadap hewan, panda pada khususnya.
Bertandang ke tempat ini bukan hanya sekedar melihat “keajaiban” makhluk ciptaan Tuhan, bukan pula hanya menikmati suguhan pemandangan alamnya, tapi lebih dari itu. Dari tempat ini anak-anak (bahkan saya juga) kembali belajar berempati, belajar memiliki rasa dan bisa lebih menyayangi semua ciptaan-Nya.
Bubu Dita pun jadi banyak berharap semoga berbagai hewan khas negeri ini juga dapat perlakuan yang sama seperti halnya panda-panda di China. Berkat konservasi di Negeri Tirai Bambu tersebut, populasi panda meningkat. Status panda yang awalnya terancam kini menjadi berstatus rentan.
Bukan hanya di Indonesia saja, beberapa negara pun menjadi rumah baru bagi panda-panda raksasa khas Tiongkok ini. Selain di TSI, Manteman Rumika juga bisa melihat panda raksasa terdekat di Singapore Zoo dan Zoo Negara Malaysia. Diharapkan dengan menjadi duta, panda-panda ini akan berkembang biak di negara tujuan dan populasi panda pun akan semakin bertambah.
Banyak Aktivitas di Istana Panda Taman Safari. Apa Saja?
Cai Tao dan Hu Chun nggak bisa dipungkiri memang primadona di Istana Panda. Mereka menempati bagian indoor dan outdoor yang disesuaikan dengan kondisi alam tempat tinggalnya dulu.Tapi selain kedua panda raksasa itu, masih ada lagi hewan lainnya yang juga jangan sampai terlewat dari pandangan mata, ya.
Masih satu keluarga dengan panda, Manteman Rumika juga dapat melihat si panda merah. Tak hanya bisa dilihat dari luar kandang, kita pun bisa lebih intim dengan memberinya makan.
Untuk aktivitas memberi makan panda merah ini dikenakan biaya Rp 50 ribu/orang. Harganya cukup tinggi kalau menurut saya karena durasinya cepat sekali, bahkan nggak sampai satu menit (hanya beberapa detik saja!).
Tapi sayang juga melewatkan kesempatan menarik ini. Boo pun terlihat ingin mencoba aktivitas itu. Ternyata Boo punya keberanian untuk memberi makan panda merah. Ia berani masuk ke dalam kandang hanya ditemani keeper dan memberi makan Mei Mei dan Yen Yen, dua panda merah lucu di Istana Panda yang memiliki bulu lebat. Duh, rasanya pingin ngelus dan meluk (tapi nggak boleh!). :D
Gemas sekali rasanya melihat panda merah makan dengan lahapnya. Boo pun mengembangkan senyumnya selama memberi makan Mei Mei dan Yen Yen.
Tak jauh dari kandang panda merah, Manteman Rumika bisa melihat sebuah kandang burung golden pheasant dan juga takin.
Di bagian depan istana, terdapat lapangan rumput yang cukup luas. Ada kuda poni dan unta yang siap untuk ditunggangi. Biayanya sama seperti anak-anak saat menunggang kuda di Godong Ijo, tempat wisata di Depok, cukup Rp 25 ribu/orang.
Aktivitas menunggang kuda poni dan unta rupanya menjadi favorit wisatawan juga. Boo dan Mika harus mengantri terlebih dahulu sebelum menikmati aktivitas tersebut.
Jika Manteman Rumika lelah dan lapar setelah berkeliling Istana Panda, tenang saja! Ada berbagai booth makanan dan minuman di bagian depan istana. Di bagian dalam pun ada Panda Restaurant dengan kebanyakan menu Chinese Food di sana. Camilan dan dessert lucu berbentuk panda juga ada, lho, seperti bakpau, roti, dan cake.
Hmm, karena kami nggak mencoba makan di restoran tersebut jadi nggak bisa memberi ulasannya. Namun jika dilihat sepintas mata, tempatnya cukup nyaman dan luas juga. Apalagi dari restoran ini bisa makan sambil menikmati panorama alam Gunung Gede Pangrango.
Baca Juga: Melihat Sisi Lain Pusat Primata Schmutzer Ragunan
Di bawah restoran atau di lantai pertama ketika baru memasuki pintu istana, pengunjung bisa langsung menjumpai banyak boneka pada dengan berbagai ukuran. Tak hanya boneka, toko suvenir itu pun menyiapkan berbagai barang lainnya dengan tema panda, seperti tas, topi, kaos, jaket, dan masih banyak lagi. Jangan lupa siapkan budget khusus, ya, jika mau beli oleh-oleh di sini.
Di Istana Panda juga banyak sekali spot foto menarik yang instagramable. Manteman Rumika bisa banget menyiapkan stok foto sebanyak-banyaknya untuk diposting di social media jika berkunjung ke tempat ini.
Jika belum puas foto sendiri, ada satu spot foto komersil dengan latar belakang pegunungan. Untuk bisa foto di sana dikenakan biaya yang nggak murah, Rp 100 ribu/sesi foto. Ada aturannya juga, hanya dapat maksimal 5 orang.
Nah, nggak jauh dari spot foto itu dan shelter bus, Boo dan Mika sempat menghabiskan waktu lumayan lama untuk.... main air got! Iya, mereka menemukan tempat main seru. Aliran air got dengan airnya yang bersih (semoga) dan dingin itu berhasil membuat Boo dan Mika keasyikan dibuatnya.
Kami beranjak dari Istana Panda ketika jam bukanya hampir usai. Bis terakhir yang mengantar pengunjung dari Istana Panda ke TSI hanya sampai pukul 5 sore saja. Biaya untuk ke TSI dan termasuk Istana Panda Rp 195 ribu/orang (weekdays) dan Rp 230 ribu/orang (weekend). Ya , jadi tinggal dikali aja, ya, sama berapa jumlah anggota keluarga Manteman... :D
-Bubu Dita-