Pengalaman Aneh Saat Menginap di Melaka
Biasanya saat liburan ke tempat baru, saya dan keluarga menginap di hotel. Pernah juga menginap di guest house dan tetap merasa nyaman. Nah, ketika solo traveling ke Melaka, Bubu Dita mencoba untuk menginap di hostel dan mengdapatkan pengalaman aneh bin ajaib. Bukan, ini bukan pengalaman horor, kok. :D Seperti apa cerita keanehan yang Bubu Dita alami?
Saat browing untuk booking penginapan di Melaka, tentu saja Bubu Dita mencari tempat menginap yang muraaaah... Hihi... Namanya juga pergi sendiri, ya. Saya pikir enggak perlulah menginap di hotel. Lagi pula saya akan lebih banyak berada di luar daripada di tempat menginap, bukan.
Di Melaka ada banyaaaaak sekali pilihan penginapan. Dari yang hotel kece dengan kamar guedeeee, sampai hostel-hostel mini yang jadi pilihan para backpacker. Banyak hostel backpacker ini yang lokasinya ada di jantung wisata kota Melaka, yaitu di daerah Jonker Street.
Hostel-hostel yang Bubu Dita lihat di sana berdampingan dengan tempat wisata, seperti museum serta tempat makan enak yang banyak direkomendasikan. Bubu Dita pun memilih untuk menginap di daerah turis ini. Pikir saya biar dekat kemana-mana.... dekat sumber makanan enak maksudnya... Nyahahaha... :D
Baca Juga: Mamee Jonker House Melaka
Akhirnya Bubu Dita pun memilih untuk menginap di Monkey Motel & Cafe Melaka. Kenapa milih menginap di sana? Pertama karena lokasinya yang ada di Jalan Hang Kasturi deket banget dengan Jonker Walk yang jika Sabtu dan Minggu malam ada pasar malam di sana. Cuma beda satu gang, sudah sampai di keramaian pasar malam.
Alasan kedua tentu saja karena harganya cukup murah untuk ukuran single bed. Iyah, Bubu Dita belum pingin menginap di kamar dorm. Padahal di Melaka banyak penginapan yang menawarkan kamar dorm dengan harga murah.
Nah, di motel inilah semua kamarnya enggak ada yang dorm, hanya ada single dan double bed saja. Namun rate yang ditawarkan sama atau jika lebih mahal dengan tempat lain berkamar dorm pun juga cuma lebih mahal sedikit.
Apa lagi, ya, alasannya? Mungkin karena namanya Monkey! :D
Kok, Tutup, Sih?
Sehari sebelum sampai di Melaka, saya kirim email ke Monkey Motel & Cafe untuk memastikan apakah booking-an atas nama saya melalui Traveloka (bukan endorse :D) sudah mereka terima.Syukurlah, Bubu Dita mendapat balasan positif dari pihak motel yang bernama Andy. Langsung, deh, inget sama tontonan Boo dan Mika di rumah, Andy’s Dinosaur Adventure dan Andy’s Prehistoric Adventure di CBeebies. :D
Tapiiii, jantung rasanya mau copot pas begitu keesokan harinya tiba di Melaka, menginjakkan kaki di depan motel dan mendapati motel ini TUTUP! Iya tutup beneran!
Pintu dan folding gate teralis besi di sana terkunci. Tentu aja Bubu Dita panik. Lah, ini gimana, sih, mau check in malah tutup. Sampai-sampai Bubu Dita kepikiran apa jangan-jangan motel ini sebenarnya sudah enggak beroperasi dan saya ditipu!
Nah, kan, enggak boleh berpikiran suuzon dulu sebelum konfirmasi... :) Bubu Dita pun mengirim email memberitahu bahwa sudah sampai dan berharap ada balasan secepatnya. Alhamdulillah, ada balasan dari Andy hanya selang waktu beberapa detik setelah email saya kirimkan.
“Hi, give me 5 minutes.”
Begitu ujar Andy di email-nya. Langsung lega selega-leganyaaaa. :D Tak sampai lima menit, Andy pun datang sambil meminta maaf. Ternyata memang hanya dia seorang diri yang mengurus motel dengan enam kamar ini.
Usai check in, saya langsung menuju kamar di lantai dua. Asli, kamarnya imut-imuuuuut banget. Lebih imut kamarnya daripada Bubu Dita, beneran... :D
Meski kecil tapi kamar yang Bubu Dita tempati cukup bersih dan ada cerminnya, jadi bisa ngaca. Penting! :D Alhamdulillah lagi kamar ini ber-AC dan juga ada Wifi! Penting banget! Haha... :D
Dari jendela kotak kecil yang ada di kamar ini pun, saya bisa melihat gang di luar motel yang ternyata ada banyak lukisan mural di sana.
Baca Juga: 10 Hal Menarik yang Saya Temukan di Melaka
Waw, jadi motel ini dekat dengan Melaka Street Art (The Well). Coba, deh, cari di Google Maps. Di gang sempit dekat dengan motel itu, ada beberapa gambar mural yang menarik perhatian saya.
Muralnya pun sangat bagus dengan gambar yang cukup detail. Favorit Bubu Dita adalah gambar mural 3D perempuan Melayu dengan tudung di kepalanya yang sedang melongok dari jendela. Bagus, deh!
Seperti Anak Kost
Selain hal aneh, seperti pengalaman mendapati motel yang tutup itu, ada lagi hal aneh lain yang Bubu Dita rasakan. Jadi, saat check in saya diberikan dua buah kunci. Pertama yaitu kunci kamar berupa kartu, sedangkan satunya lagi adalah kunci folding gate teralis besi.Yes, jadi ternyata siapa pun yang menginap di motel ini akan mendapatkan kunci itu. Self service bangetlah kalau mau keluar masuk. Sudah seperti anak kost-kostan... :D
Bubu Dita berpikir mungkin karena Andy ini hanya mengurus motel sendiri dan enggak mungkin bisa stay di tempat selama 24 jam, jadilah metode ini yang dijalankan.
Dengan metode seperti ini, Bubu Dita jadi leluasa kapan akan pergi dan pulang ke motel tanpa harus mengkonfirmasi lagi ke Andy. Tapi memang jadi agak ribet, sih, harus buka tutup sendiri folding gate dan pintunya.
Dan karena enggak stand by terus, area lobi motel pun tampak selalu sepi. Padahal niatnya pingin juga, kan, ya, kenalan sama backpacker lainnya. Bubu Dita hanya sempat mengobrol sebentar dengan orang Malaysia juga yang kebetulan sedang menginap di sana.
Oiya, yang lebih aneh lagi adalah saat akan check out dari motel. Sehari sebelum check out, saya konfirmasi ke Andy dan menanyakan, “Gimana, nih, nanti kartu kamar sama kunci teralis besinya, bro?”
Setelah saya bertanya itu, ia pun langsung memberi saya gembok! Lah, ini apa lagi? Hahaha... Jadi, ia menjelaskan nanti setelah check out, saya bisa memasukkan kartu kamar dan kunci teralis besi ke dalam kotak pos besi yang ada di bagian teras motel.
Iya, setelah semuanya masuk langsung digembok, deh. Ya, ampun, benar-benar self service, ya... Hahaha...
Tapi Andy ini baik, kok, dan murah senyum. Dia keturunan Tionghoa yang bisa bahasa Melayu, meski saat ngobrol sama dia saya lebih tektok kalau pakai bahasa Inggris.
Malam Mencekam
Errrrr... Bubu Dita, katanya bukan cerita horor? Kok, ini sub judulnya bikin syerem, sih. Hihihi... :DTenang, ini bukan cerita horor, kok. Ini masih pengalaman rada aneh juga yang saya alami waktu menginap di sana. Jadi saat Bubu Dita pulang ke motel menjelang malam sekitar pukul 9, Bubu Dita kaget melihat lobi agak terang.
Biasanya, kan, kalau malam sepi banget lobinya. Nah, ternyata Andy lagi nonton film di lobi. Enggak tanggung-tanggung, nontonnya bukan di tv biasa, tapi di layar besar gitu pakai proyektor.
Awalnya, saya mau ikutan nonton bareng tapi begitu tahu apa yang dia tonton, langsunglah Bubu Dita ngacir ke kamar! :D
Manteman Rumika tahu film Orphan? Film ini beredar tahun 2009 dan waktu itu Bubu Dita dan teman-teman nonton di bioskop. Aslilah, film ini sukses bikin tergidik! Alur ceritanya bagus dan bisa bikin terkejut, tapiiiii kalau nonton itu di motel kecil dengan enggak ada orang yang saya kenal sama sekali, big no no! :D
Untungnya, Bubu Dita hanya kepikiran sebentar aja tentang film itu dan enggak lama kemudian langsung terlelap tidur karena kecapekan dan kekenyangan... Hehe...
-Bubu Dita-
40 komentar
Hiii.. seremmmm....di rumah juga bukannya kadang serem
ReplyDeleteEnggak aah, biasa aja Yaya.. hehe..
DeleteUnik ya mb penginapannya...ha..ha, untung pas awal kirim email..jadi nggak langsung balik kanan��
ReplyDeleteBtw..penasaran tu si andi lagi liat film apaan..
Itu mba nonton film yg judulnya Orphan.. :) Iya, untung aku kirim email dan responnya masnya cepet..
DeleteIh tempatnya walau kecil tapi bagus ya mbaa. Trus bersih juga. Oh ya ada sarapannya nggak?
ReplyDeleteBelum sama sarapan mba Al, walo nama penginapannya ada cafenya tapi gak nyediain sarapan..
DeleteBeberapa homestay atau motel di Indonesia juga seperti ini, self service banget ya hehehe. Senangnya kita bisa dapat harga terjangkau, gak enaknya kalau sendiri serasa gimana gitu ya pulang malam buka2 gerbang sendiri hahahaha. Aku mah kudu ada temen kalau nginep di tempat yang begini, secara penakut hahaha
ReplyDeleteIya ya mba Donna, banyak yang tipenya kayak gini.. Tapi aku baru kali ini ngalamin.. Hihi.. Biasanya kalo nginep sama anak-anak pasti di hotel soalnya.. :D
DeleteSeru ceritanya. Haha berasa anak kos ya? Tapi waktu itu yg nginep gk cuma dirimu aja kan? Btw kalau hostel kyk gtu kurang cocok buat nginep ma keluarga ya mbak? Atau mereka jg punya kamar lbh gedean?
ReplyDeleteAda mba kamar yang lebih gedean, tapi kalo nginep sama anak2 apalagi anak kecil rada kurang nyaman kayaknya.. Kamar mandinya pun barengan soalnya.. Ada lagi kok yang nginep selain aku.. Orang beneran kok.. haha
DeleteBagus ya lingkungannya. Klasik dan nyeni banget. Berasa masuk ke latar film.
ReplyDeleteCoba mak El dibikin jadi latar cerita novel.. :)
DeleteSama... aku pun pas nginep di Melaka, sampai sana malam banget. Hotelnya tutup. Pas di WA si pengelolanya, ternyata dia udah pulang ke rumah terus nyuruh aku nunggu dia datang. Mana hujan pula T.T
ReplyDeleteTapi enaknya Melaka tuh hotel-hotelnya banyak yang murah dan dekat ke mana-mana.
Iyaaa, yang jaga gak stand by di penginapannya ya.. Sempet khawatir juga awalnya.. Itu yang aku suka dari Melaka, hehe, lumayan murce ya suasananya jg enak.. :)
DeleteLucu2 aneh ini namanya ya hueueueue �� Jadi dapat 3 doang yaaa... Kunci kamar berupa kartu, pintu luar dan gemboknya hihi bener2 self service. Sepi berarti di sana ya... tapi kan lumayan nyaman ya katanya. Aku kepengen jln2 ke LN kayak gini be4 sama keluarga cm blm kesampaian. Kalo sm anak2 kayaknya mau cari th lbh rame ����
ReplyDeleteRame sih mba sebenernya tapi di beberapa titik tertentu aja.. :D Di gang penginapan emang sepi, tapi deket banget sama keramaian turis2.. :D
DeleteAku waktu ke Melaka, nginepnya di Kajang sih, jd ga tau suasana penginapan di melaka. Lucu juga ya buka gerbang sendiri, heuheuheu
ReplyDeleteKayak anak kos eaaa.. :D Nah, daerah Kajang aku gak ke sana.. Seru mba Tetty di sana juga ya?
DeleteLingkungannya artistik ya mba, trus bagi yang menyukai suasana tenang, pas banget Nyepi sekaligus cari ilham ya mba
ReplyDeleteHehe iya Mba Tite suasananya enak.. Mau menikmati yang rame bisa, mau sepi santai juga bisa.. :)
DeletePasti pengalaman yang tidak terlupakan he he untungnya hotelnya ga tutup klo ya ngeselin banget
ReplyDeleteKalo tutup beneran aku nangis di jalan kayaknya deh mbaaa... hahaha..
DeletePenasaran deh sama film Orphan, belum pernah nonton dan belum tahu sama sekali. Spt nya bagus.
ReplyDeletePastinya akan menjadi pengalaman yang seru banget ya mbak
Nonton deh Mba Elva, thriller gitu.. Lumayan bagus sih kalo menurutku..
DeleteAku penasaran, wkt nginep itu dirimu cuma satu2nya tamu apa gak bu? Asli ngeri juga sih kl sendirian hahaha
ReplyDeleteHaha masih ada orang lain kok mba.. Tapi emang berasa sendiri banget karena gak ketemu juga.. Eh, tapi ada deh yang ketemu cuma selisipan.. :D
DeleteWaah seru yaa bisa backpacking, aku juga kepingin deh tapi kadang aku suka manja gitu maunya diladenin. Hehehe. Melaka ini kayanya surga banget untuk yang suka foto-foto yaa. Semoga suatu hari nanti kesampaian menyambangi tempat ini.
ReplyDeleteIyaah, surga buat foto-foto dan suka jajan kulineran.. Hihi.. Yuks, mba Tya semoga bisa ke sana juga yaa..
Deleteaku gak bakalan berani sendiri. Bubu hebat euy kasih tau tipsnya doank menumbuhkan keberanian
ReplyDeleteNekat aja aku mah mamih.. Haha.. :D
DeleteNgga bakal berani aku kalo berdua mungkin berani nginap di motel itu
ReplyDeleteHehe iya, ini aku juga diberani2in aja.. :D
DeleteSaya ngikutin beberapa postingan bubu Dita tentang perjalanan ke Melaka. Apalagi tadinya dalam waktu dekat mau ke sana. Sayangnya batal, euy. Hiks!
ReplyDeleteTapi, tetaplah di baca. Siapa tau berkesempatan ke Melaka. Btw, gangnya bikin saya takjub. Kecil tetapi kelihatan bersih begitu
Waaa, seneng dibaca Mba Myra.. Eh, tapi kenapa batal mba? Semoga nanti ada waktu lagi ke sana yaa.. Iyq, di sana aku suka sama gang2nya.. Apalagi suasana kalo pagi mba.. Padahal udah terang tapiasih sunyi sepiii.. Lah, kalo di rumah pagi jam segitu udah grabak grubuk rame beneeer.. :D
DeleteUwaaaahhh kamu sukses traveling solo ya mbaaaa :D. Aku mah ga yakin kalo sendiri. Pas ke palembang aja, cm bertahan sehari dan besoknya nyuruh suami datang :p. Tp unik juga yaa hostelnya kalo apa2 serba sendiri :D. Aku sih ga masalah hostel sistem begini, yg ptg tempat tidur dan kamar mandi bersih aja :)
ReplyDeleteIyes, meski kecil seuprit tapi kasurnya bersih mba, kamar mandi juga mayan nyaman walau sharing ya.. Aku baru berani ke Malaysia sama Sing kalo solo, pingin nyoba lagi ke tempat lain.. Palembang aku mauuuu.. :D
DeleteHoalah..motelnya serem sih saya rasa. Kayaknya saya nggak cocok. Saya tuh pinginnya kalau masuk penginapan ya disapa selamat pagi/siang, dibukain pintu, disediain makan, dan keramahan lainnya. Tapi ya yang namanya harga sih nggak bisa dilawan ya..kalau murah sih ya memang pasti ada penurunan value, minimal penurunan kenyamanan. :))
ReplyDeleteHihihi iyaaa mba ada harga ada rupa ya.. Karena nginep sendiri jadi it's okelah buatku, apalagi cuma buat numoang tidur sama mandi.. Tapi kalo bareng keluarga n anak-anak pasti cari yang lebih nyaman.. :)
DeleteWah haha unik juga ini sistem penginapannya mba. Saya waktu ke Melaka nginepnya di hangout @ jonker. Keren lah bubu dita, benar2 me time nih di Melaka.
ReplyDeleteHehe iya Mba Not, alhamdulillah ada waktu buat me time pas weekend.. :D
Delete