Ketiban Sial Saat Jalan-jalan
Traveling bukan hanya memberi keriangan dan hati yang berbunga-bunga, enggak jarang traveling justru bikin keki. Rencana yang enggak sesuai, jadwal yang ngaret, sampai tempat yang enggak sesuai ekspektasi. Nah, kerap kali saat traveling pun kita bisa ketiban sial, lho! Pasti banyaaaaak yang pernah mengalaminya, termasuk Bubu Dita. Hihihi...
Kesialan yang terjadi biasanya enggak disengaja atau karena keteledoran kita sendiri. Meski menyebalkan, tapi kesialan yang menimpa kita saat jalan-jalan justru bisa jadi oleh-oleh yang enggak terlupakan. :D
Apa saja kesialan yang pernah Bubu Dita alami saat jalan-jalan? Sambil nulis ini, Bubu Dia jadi senyum-senyum sendiri! Hihi... Biasanya gitu, kan. Pas kejadian rasanya pingin nangis, gemes, dan emosi. Tapi begitu sudah lama berlalu, kesialan itu bisa jadi hal yang “lucu!”
Drama Tali Sandal
Jalan-jalan di Jogjakarta memang memorable banget, termasuk kejadian saat tali sandal Bubu Dita copot di tengah jalan.Jadi, saat itu Bubu Dita, Yaya Indro, Boo, dan Mika menghabiskan hari terakhir di Jogja dengan jalan-jalan di seputar pusat kota dan Kaliurang. Nah, saat di dekat Benteng Vredeburg, tetiba sandal Bubu yang harganya memang murce itu lepas. Hadaaah....
Baca Juga: Museum Gunung Merapi Jogjakarta
Enggak enak banget, kan, jalan-jalan dengan kondisi tali sandal yang tak berfungsi. Apalagi jika enggak membawa sandal pengganti. Setelah dari benteng itu, kami pun berjalan ke arah Malioboro. Huih, untung aja dekat Malioboro yang banyak penjaja sandal kulit di kaki lima. :D
Haha, dasar, ya, orang Indonesia. Sudah ketiban sial tetap saja ada untungnya juga... :D Saya pun akhirnya membeli sandal (sekaligus membeli beberapa sandal lainnya untuk oleh-oleh).
Mungkin ini ketiban sial yang memang menguntungkan. Bubu Dita jadi punya sandal baru. Kayaknya kalau tali sandalnya enggak rusak, Bubu enggak bakal beli sandal, deh. Hehehe... :D
Baca Juga: Itinerary Jogja 3 Hari 2 Malam (Bersama Balita)
Kehabisan Tiket Bis
Perjalanan solo traveling ke Melaka beberapa waktu lalu ternyata juga menyimpan kisah kesialan. Sehari sebelum pulang, Bubu Dita masih agak ragu gimana transportasi dari hostel ke Terminal Melaka Sentral.Bubu sudah berpikir akan naik bis kota seperti saat tiba. Waktu itu naik bis dari Bandara KLIA ke Terminal Melaka Sentral, lalu dari terminal tersebut naik bis lagi ke Red Square, pusat wisatawan di Melaka. Nah, tapi Bubu masih ragu tempat untuk naik bis dari Red Square ke terminal apakah di tempat yang sama karena jalanan ini satu arah.
Akhirnya semalam sebelum pulang, Bubu Dita baru tahu kalau di Mahkota Medical Centre Melaka juga ada bis yang langsung ke bandara KLIA. Jadi enggak perlu ke Terminal Melaka Sentral lagi. Lebih ringkes dan cepat! Saya tahu hal ini dari Ury waktu kami sedang whatsapp-an. Oiya, Ury juga menulis tentang kesialannya selama traveling di sini, nih... :D
Nah, langsung, deh, saya lihat jadwal keberangkatan bis dan memutuskan untuk ke shuttle bis di rumah sakit itu keesokan paginya. Agak deg-degan juga karena seat di bisnya enggak terlalu banyak. Takutnya saya kehabisan tiket bis dan harus menunggu jadwal berikutnya yang mepet degan waktu take off pesawat.
Dari hostel ke Mahkota Medical Centre ternyata cukup jauh juga. Kalau dilihat dari Google Maps waktu tempuh jalan kaki sekitar 20 menit. Bingung juga kalau ke sana naik kendaraan, naik apa saya enggak tahu. Tetiba langsung kangen angkot dan ojol... :D
Yoweslah, akhirnya dengan semangat 2018, Bubu Dita pun jalan kaki dengan membawa backpack dan tas gembolan. Alamak, umur ternyata enggak bohong, ya. Langsung, deh, berasa pegelnyaaaa... Hahaha...
Dan apesnya setelah sampai di tempat penjualan tiket bis yang berada di dalam rumah sakit itu dan bertanya ke mbak penjaga tiketnya, seat untuk jadwal yang saya mau sudah habiiissss! Hiks... hiks...
Mau naik jadwal berikutnya tapi mbak itu tidak menyarankan karena takut bakal telat. Yah, amsyong, deh... Bubu pun langsung membayangkan harus balik jalan kaki lagi ke Red Square dan langsung pingin mengibarkan bendera putih... :D
Pas keluar dari rumah sakit, saya pun bertanya ke satpam, kira-kira gimana transportasi ke terminal. Satpam itu pun menyarankan saya untuk naik Uber. Yah, tapiiii enggak ada aplikasi itu di handphone, euy. Gegara memori kepenuhan, akhirnya hanya ada aplikasi ojek online asli Indonesia yang masih awet tersimpan. (Lagipula Uber juga akhirnya enggak ada lagi, kan, di Indonesia...).
Bapak satpam itu pun melihat ada satu taksi di seberang jalan.
“Naik itu saja,” ujarnya.
Dalam hati Bubu Dita langsung nelangsa, “Yah, bakal dobel, nih budget-nyaaa...” hahaha... :D Tapi mau gimana lagi, enggak ada pilihan lain yang memungkinkan. Takutnya juga enggak keburu waktu dan ketinggalan pesawat kalau kelamaan mikir mau naik apa.
Begitu bertanya ke bapak supir taksi, benar saja. Biaya taksi untuk ke terminal saja sekitar RM 20. Enggak bisa ditawar lagi. Padahal jaraknya enggak jauh, lho. Bandingkan dengan bis yang langsung ke KLIA, biayanya sekitar RM 25-35. Kalau bis dari Terminal Melaka Sentral ke Red Square yang saya naiki sebelumnya malah murah banget, cuma RM 1,5!
Awalnya mangkel karena budget transportasi jadi lebih besar. Yah, namanya juga backpacker-an, yah. Tapi setelah ngobrol dengan bapak supir taksi, kemangkelan saya menguap begitu saja. Bapak itu cerita istrinya orang Medan dan ia sudah berkali-kali ke Indonesia. :)
Baca Juga: 10 Hal Menarik yang Saya Temukan di Melaka
Jalan Kaki, Yuk, Nak!
Nah, cerita yang satu ini baru saja Bubu Dita alami waktu belum lama ini jalan tipis-tipis ke Bogor bersama Boo dan Mika. Kesialan ini masih soal jalan kaki juga. Hahaha... :DKami ke Bogor naik transportasi umum, dari Depok naik Commuterline. Sesampainya di Stasiun Bogor saya kepikiran pingin ke Museum Zoologi. Akhirnya saya pun memesan taksi daring. Sebenarnya bisa naik angkot, tapi pikir Bubu Dita biar enggak ribet aja gitu.
Tapi ternyata naik taksi online malah jadi ribeeet! Pasalnya bapak supir taksi berpikir kalau Museum Zoologi ada di pinggir jalan. Tapi setahu Bubu Dita museum itu berada di dalam Kebun Raya Bogor. Tampaknya bapak itu melihat di Google Maps, deh. Jadi memang posisinya terlihat seperti di pinggir jalan raya. Padahal dari jalan raya enggak ada pintu masuknya! :D
Saya yang berpikir, “oh, mungkin sekarang sudah ada pintu dari luar, ya,” akhirnya harus menelan ludah! Setelah melewati pintu masuk Kebun Raya dan museum itu, bapaknya sendiri bingung. Mobil juga enggak bisa putar balik atau mundur karena itu jalan satu arah. Mau muter bapaknya enggak mau karena jalanan macet. Asyeeemlah!
Akhirnya taksi online itu pun berhenti di dekat sebuah mal yang mana kami harus jalan kaki ke pintu masuk Kebun Raya. Dan setelah itu jalan kaki lagi menuju museum. Bubu Dita takutnya anak-anak rewel karena diajak jalan muter lumayan jauh. Eh, tapi untungnya Boo dan Mika enggak misuh-misuh kayak bubunya... Hahaha... :D
Baca Juga: Museum Zoologi Bogor
Coba Enggak Usah Beli!
Saat honeymoon dulu pun, Bubu Dita masih ingat juga ada kejadian yang sempat membuat sebal. Jadi ceritanya Bubu dan Yaya Indro mencoba sea walker. Penasaran banget pakai baju dan helm seperti astronot tapi jalan di dalam laut!Kesempatan langka ini tentu pingin saya dokumentasikan, dong, ya. Sebenarnya ada paket dokumentasi juga dari pihak operator watersport-nya. Tapi saya pikir lumayan mahal juga harga paket dokumentasinya.
Nah, di tempat itu juga ada yang menjual kamera underwater. Harganya lebih murah dari paket dokumentasi dan katanya bukan kamera sekali pakai. Karena pingin hemat, akhirnya Bubu Dita beli kamera itu aja, deh.
Kameranya berfungsi saat digunakan tapiiiii ternyata setelah itu enggak bisa dipakai lagi! Kayaknya Bubu Dita yang polos ini kena tipu, itu cuma kamera sekali pakai atau memang kameranya rusak dan enggak bisa berfungsi lagi. Huhuhu...
Pas lihat hasil foto underwater-nya pun enggak bagus. Tambah kecewa lagi, deh. Jadi nyesel beli, kan. Coba ambil paket dokumentasinya aja, ye, kaaan.... Udah ketahuan hasilnya bakal bagus karena sudah lihat contohnya dan dapat videonya lagi!
Nyesel memang selalu datang belakangan... :D
Kalau Manteman Rumika sendiri pernah ngalamin kesialan juga enggak pas lagi traveling? Share, yuk... :D
-Bubu Dita-
42 komentar
Walaupun ketiban sial tapi jadi bisa buat cerita di blog, ya.. hehe.. :D
ReplyDeleteHehehe iya lumayan jadi bisa buat isi blog.. :D
DeleteWaaah.. emang penyesalan itu datengnya belakangan, dit. Kalau di depan namanya pendaftaran. Xixixi
ReplyDeleteTapi itu asyem banget yaaa yg beli kamera. Masih banyak yaa yg jualan pakai berbohong demi uang.. duh ga berkah.
Itulah mba Ade, aku pun bingung apa aku yang tertipu atau memang itu langsung rusak enggak bisa kepake lagi.. Huhu.. Tapi yowes yang penting hanimunnya lancar.. wkwkwk... :D
DeleteAda saja orang yang menggunakan segala cara untuk melakukan penipuan
ReplyDeleteSemoga kita dijauhkan dari yang seperti itu ya mba.. :)
Deletehihihi maaf ya bubu.. bacanya bikin senyum-senyum.. justru malah jadi cerita ya setelah travelling selesai
ReplyDeleteGakpapaa, aku ikhlas kok Bunchy disenyumin.. Hahaha... :D
DeleteKesialanku pas ilang paspor di Bangkok...huhuhu...
ReplyDeleteAduh mba terus ngurusnya gimana? Ribetkah? Semoga enggak kejadian gitu lagi ya..
Deletekalau yang putus sendal, mungkin emang jalan rejeki penjual sendalnya mba :D
ReplyDeleteTraveling kalau nggak ada cerita dukanya nggak seru hihi.
Iyaa alhamdulillah bisa ngasih rezeki buat penjualnya.. :) Betul mba jadi ada cerita selain yang seneng-senengnya..
DeleteAku pernah ketinggalan kereta. Jadinya naik eksekutif yg tiketnya lebih mahal hiks.
ReplyDeleteHihi gakpapa Mak Ela jadi dapet kereta yang lebih bagus.. :D
DeleteYa Allah bubu dita...so drama yak klo kayak gitu hehehe...dan bikin mood nda karuan (ini kalo aku sih) hehe. Tapi jadi punya banyak cerita warna-warni ya, karena travelling :)
ReplyDeleteHu uh Mba Mel, sempet bikin mood jadi enggak enak. Tapi ya enggak lama abis itu happy lagi.. Hehe...
DeleteHaha jadi inget dulu sol sepatuku mendadak mengaga pas menuju samsat, untung ada tukang tissue yg jual lem korea, alhamdulillah bisa lanjut lagi jalannya, kalo gak bisa malu deh
ReplyDeleteAsik ada penyelamatnya ya mba Lia.. Hihi... :D
DeleteLumayan ya kena sialnya. Apalagi ke kebon raya bogor itu, yang muternya jauh kalau naik angkot. Padahal kalau jalan kaki palingan 15 menit. Tapi kalau sama anak-anak memang harus ekstra sabar.
ReplyDeleteIyaaa, untung Boo Mika waktu itu enggak rewel. Kalo rewel aku bisa makin stres.. :D
DeleteHaha, kejadian yang "sial" kayak gini tuh bisa jadi bahan ketawaan kita suatu hari ya Bubu. Aku pernah dulu sih waktu kecil masih stay di Garut, diajakin ke Dufan waktu itu sampai beberapa mobil karena yg ikut banyak. Gak semua mobil pribadi, sebagian nyewa dan pakai driver dari yg nyewain.
ReplyDeleteBukannya have fun naik wahana2 seru di Dufan, yg ada mobil kami mogok dan terdampar entah dimana, kayak di Pasar becek gitu. Trus kami coba meraba2 jalanan Jakarta pakai Taxi eh yg ada malah ketiduran di Taxi krn capek. Makan di warteg dan saat balik mobil, mobilnya masih aja mogok sementara semua cemilan di tas kami udah abis dimakan sama sopir2 mobil sewaan itu.
Intinya kami gak jadi ke Dufan, abis mobil nyala langsung balik lagi ke Garut, ngeneees, hahahaha
Ya ampuuuun Mba Hani, itu apeees banget ya.. Mana kan Garut-Jakarta lumayan jauh juga jaraknya. Sekarang pas inget-inget mah bisa ketawa yak, pasti dulu rasanya pingin nangis yak.. Hihihi... :D
DeleteAku dua kali ketinggalan pesawat. Trus kapokkk soalnya jadi dua kali kan beli tiket. Pernah juga salah pesan rute pesawat. Baru ngeh pas udah bayar
ReplyDeleteHoalah Mba Al lagi enggak konsen yah sampe salah booking.. :) Aku belum pernah ketinggalan pesawat mba, duh jangan sampe. Bisa tekor deh.. Semoga enggak kejadian lagi yaa..
DeleteTapi jangan bimin senewen yah kalau lagi gak beruntung. Semoga sampai pukang dengan selamat itu yang paling utama, aku suka bandel ama tali sepatu juga, bisa lebih perhatian lagi kedepannya
ReplyDeleteSempet senewen sih Mih, tapi betuuul yang penting selamet ya.. :) Kenapa tali sepatunyaaa? hihihi...
DeleteAku merasa de javu, hahaha toss mba, sama akupun udah merasakan semua, malah pernah juga ketinggalan pesawat dan ganti sepatu baru..nyes banget emang..
ReplyDeleteHihihi... Tuh kan rata-rata banyak yang pernah ngalamin kesialan juga.. :D Kalo aku belum pernah ketinggalan mba, duh jangan sampe deh.. Pernah hampir ketinggalan kereta, kurang berapa menit sebelum jalan aku sekeluarga baru sampai stasiun. Itu ngos-ngosan bangeeet.. :D
DeleteYa ampunn.. saya jadi senyam senyum sendiri, mbak, ceritanya dikumpulin terus dijadiin buku deh. luamayan buat ngehibur para mombagpacker heuheu
ReplyDeleteWhahaha iya ya mba, seru pasti kalau ada buku yang bahas soal kesialan waktu traveling.. :D
DeleteYa ampun tali sandal putus itu rasanya ruar biyasah. Apalagi putusnya pas perjalanan menuju lereng gunung. Kanan kiri hanya pohon dan tebing terjal. Jalan becek ngga ada ojek tapi penuh sampah ranting ranting patah. Itu rasanyaaaa...wow banget.
ReplyDeleteWaah, pengalaman pribadi ya mak.. Ati-atiiii liciiiin.. Duh.. Tapi jadi gak terlupakan ya.. :D
DeleteSeriiiiinh kalo sial mah :p. Tp teteeeup itu ga akan menyurutkan passionku buat trus jalan2 :)
ReplyDeletePernah aku dan suami kena scam di HcMC, ama dua kakek2 pengayuh becak yg udh bungkuk, dan kita malah sempet kasian. Aku udh bisik2 ama raka, ntr kita ksh tips yg gede ya... Apa dayaaa itu kakek2 tukang tipu. Pas mau bayar 2 becak td, hrgnya jd melambung tinggi banget drpd hrg awal. Mereka bilang kita ga ngerti, krn yg dia mksd VND 300rb itu utk per orang dan perjam. Kampret lah. Kita makenya 5 jam pula. Aku sumpahin lgs tuh kakek2 matinya susah.. Sebel bgt
Trus kecopetan di MRT manila. Untung yg diambil cuma payung dan botol minum lucuk.
Trus pesawat kita dr Clark ke jakarta dicancel mendadak dan ga ada notif appun ke aku. Akhirnya kita hrs beli tiket baru yg jauuuh lbh mahal. Plus lg, tiket garudaku dr KL jkt juga angus.
Trus hotel di manila tiba2 renovasi pas kita sampe. Tanpa bilang juga. Trpaksa kita pesen hotel lain yg jauuh lbh kecil hahahaha. Pdhl niat hanimun.
Masih banyak lg yg lain, tp kayak yg aku bilang, hal2 begini jd pembelajaran aja sih :) . Next nya ga boleh jatuh 2x ke lubang yg sama :p
Huaaahhh Mba Fan, apesnya udah banyak tuh.. Bisa bikin tulisan di blog juga, eh atau dijadiin buku seru pasti.. :D Duh, aku gemes banget baca cerita yg kakek itu.. Astagaaaa masa iya diitungnya sejam seorang.. Wkwkwk.. Udah kayak yang di Scam City ya mba.. Banyak ditipu sama warga lokal..
Deletehahahaha, urusan sendal copot sama banget kayak aku jalan2 ke yogya & sepatu tetiba prutul & ngga bisa dipake XD jadinya beli sendal kulit(kulitan) khas yogya dan ntah kenapa itu si sendal cuman bertahan dipake selama di yogya, pas nyampe jakarta langsung copot maning dong XD #saaad
ReplyDeleteKalau jalan2 sama anak, aku udah kapok terlalu irit, karena jadi cape sendiri. Makanya kalau jalan2 sama anak2 aku tipe koper yang ngga mau susah meminimalisir hilhil mustahal yg bikin kesel (meskipun tetep aja ada satu dua bikin kesel) :D
Huahahaha sandal khusus buat jalan2 di Jogja aja ya mba.. Sandalku masih bertahan pas sampe Depok, tapi juga gak lama kemudian copot2.. Hahaha.. :D Iya ya kalo sama anak udah yg penting nyaman gak capek.. Hihihi..
DeleteAku seriiing banget mengalami kesialan waktu traveling. Tapi semua itu saya anggap sebagai bahan guyonan. Lumayan buat bahan update blog. Dan makin kesini, saya malah senang mencoba sesuatu yang aneh-aneh haha..
ReplyDeleteSemua tulisan unik jalan-jalan saya bikinkan blog sendiri di Mama Minta Piknik. Demi apa cobaa haha..
Hihi iya mba kalo diinget-inget lagi tentang kesialan itu sekarang malah jadi pingin ketawa.. Mantaaaps mba jadi Ada blog khususnya yaa, biar makin sering jalan-jalan mbaaa.. :D
Deleteketinggalan dompet waktu jalan sama mada dan adik2 ke ancol, untung saldo gopay banyak + nemu amplop pocher mamam ayam dan pocher minimarket di dalam tas, gak nestapa2 banget tapi yaaa gak bisa masuk ancol hahahaha
ReplyDeleteIni judulnya GoPay dan voucher penyelamat hidupkuuuu... :D
Deletekesialan kadang malah bikin memori tersendiri waktu traveling yaa.
ReplyDeletekalo aku seringnya kena badai atau hujan pas summit attack naik gunung, jadi sering nggak dapet sunrise :(
Yaaah, tapi tetep seru pasti kan pengalaman proses naik gunungnya, mba.. :)
Delete