Taman Nasional Gunung Salak Halimun menyimpan keindahan alam yang luar biasa! Deretan pohon pinus yang menjulang tinggi serta udara segar yang tidak bisa kita jumpai di kota besar. Air terjun atau curug di Taman Nasional Gunung Halimun Salak dengan air alami pegunungan juga menjadi daya tarik tersendiri. Tak heran jika taman nasional ini pun banyak dikunjungi wisatawan, bahkan menjadi salah satu tempat favorit untuk camping dan menghabiskan waktu bersama teman atau keluarga.
Jika tak punya waktu berkemah, kita bisa puas dengan hanya mengelilinginya sambil menikmati keindahannya. Ada banyak curug di Taman Nasional Gunung Halimun Salak dan semuanya patut dikunjungi karena memiliki ciri khasnya masing-masing! Kata seorang petugas jaga, ada sekitar 11 curug di sana! Banyak juga, ya. Namun hanya tiga curug yang sempat saya sambangi bersama Yaya Indro saat kami mempunyai waktu luang berdua untuk melepas penat.
Apa saja curug yang berhasil membuat saya ingin kembali lagi ke Taman Nasional Gunung Halimun Salak yang berlokasi di Bogor ini? Dan curug mana yang kids friendly atau ramah anak di sana?
Curug Batu Ampar
Curug pertama yang kami datangi adalah Curug Batu Ampar. Jika kita masuk melalui pintu gerbang Gunung Bundar dan tempat perkemahan, inilah curug yang akan kita lewati pertama kali. Awalnya kami berdua sempat ragu untuk melihat curug ini. Mungkin karena bukan curug populer yang ada di Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Tapi karena rasa penasaran seperti apa curugnya, saya dan Yaya Indro pun akhirnya memasuki gerbang masuk Curug Batu Ampar.
Turunan tajam langsung menyambut kami dari gerbang tersebut. Jalannya mulus namun begitu ke tempat parkir, jalanan berbatu yang kami temui. Begitu pun untuk sampai ke Curug Batu Ampar, kami harus melalui jalan setapak berbatu yang beberapa diantaranya cukup terjal. Lumayan, deh, olahraga! :D
Begitu sampai di Curug Batu Ampar, hanya kami berdua pengunjungnya! Hahaha... Sepi banget! Padahal kalau menurut saya curug ini cukup unik. Walaupun tidak tinggi tapi bentuknya bagus, airnya pun masih cukup jernih. Dan ternyata ada dua curug di tempat ini! Satu curug yang agak tinggi tidak terlalu bisa dijangkau karena agak licin. Bisa, sih, melihatnya lebih dekat lagi tapi saya harus copot sepatu dulu. Dan Bubu Dita malas untuk itu... :D
Di Curug Batu Ampar ini Yaya Indro juga sempat memfoto mainan aka toys photography. Tempatnya sepi dan nuansa alamnya keren juga jadi hasil fotonya pun bisa kece, deh... Saat kami beranjak meninggalkan curug, barulah ada sepasang muda-mudi (eeeaaaa...) yang tiba di Curug Batu Ampar. :)
Apakah curug ini cocok untuk anak kecil? Saya rasa kurang cocok. Rasanya lebih cocok buat orang pacaran... Hahaha... Enggak boleh, ya, anak muda! :D Pas di sana saya sempat berpikir, “amsyong juga kalau ke curug ini sama Boo dan Mika. Mereka pasti enggak bisa diam. Bubu pasti remvoooong mesti megangin.” :D Seperti yang saya jelaskan sebelumnya, jalan ke curug ini cukup terjal dan berbatu. Bisa saja mengajak anak, tapi effort-nya juga tinggi.
Curug Cihurang
Saya langsung kaget begitu memasuki kawasan Curug Cihurang! Usai membayar tiket masuk di gerbangnya dan memarkirkan motor, saya dan Yaya Indro langsung melihat keramaian. Suasananya berbeda 180 derajat dengan di Curug Batu Ampar!
Boleh jadi Curug Cihurang di Taman Nasional Gunung Halimun Salak ini jadi salah satu curug teramai. Saat kami tiba di sana, ada banyak sekali anak sekolah yang camping dan melakukan berbagai aktivitas. Deretan tenda berwarna merah, biru, dan kuning terhampar di sisi jalan menuju curug. Saya bisa langsung menebak mereka sedang melakukan Persami aka Perkemahan Sabtu Minggu ala anak Pramuka. :) Ya ampun, saya jadi langsung berasa nostalgia karena waktu di bangku SMP aktif banget di Pramuka... :D
Jalan menuju curug dari gerbangnya enak banget, sudah ada jalan setapak yang lurus. Jaraknya pun tidak terlalu jauh. Beda bangetlah dengan jalan menuju Curug Batu Ampar yang sempat bikin saya ngos-ngosan. Nah, di sini juga ada dua curug yang tidak terlalu tinggi. Banyak anak-anak yang tertawa dan bersenang-senang bermain air.
Ada satu hal yang membuat saya takjub saat berada di Curug Cihurang ini. Apa? Coba, deh, lihat di foto, ada perosotannya di pinggir kolam airnya, cuy! Hahaha... Setelah merosot, nyebur, deh, ke kolam dengan air alami dari pegunungan. Segar! Ini, sih, kids friendly banget ya. Tapi bukan untuk anak yang masih kecil banget, sih. Buat anak di atas tiga tahun ke atas atau anak SD, cocoklah! :D
Nah, tapi sayangnya mungkin karena banyak banget pengunjungnya, air di kolamnya pun tampak tidak jernih. Ternyata memang ada plus dan minusnya, ya. Namun Curug Cihurang di Taman Nasional Gunung Halimun Salak ini tetap layak buat dikunjungi, kok.
Curug Pangeran
Ini dia curug yang jadi tujuan utama kami! Yes, Yaya Indro beberapa waktu sebelumnya pernah mengunjungi curug ini bersama teman-temannya. Ia pun ingin saya juga bisa merasakan keindahan yang ada di Curug Pangeran.
Berbeda dengan Curug Cihurang yang airnya kurang jernih, di Curug Pangeran ini airnya baguuuuus banget warnanya. Asli, saya jadi pingin nyemplung. Tapi niat itu tentu saja saya urungkan karena tidak bawa baju ganti. :D Cukup kedua kaki saja yang bisa menikmati segarnya air di Curug Pangeran ini.
Gimana jalan menuju ke Curug Pangeran? Medannya menurut saya enggak terlalu sulit meski ada turunan yang agak sedikit curam. Tapi masih bisalah dilewati anak-anak. Perjalanan ke Curug Pangeran juga menyenangkan. Di sisi jalan setapak berbatu, kita akan bertemu dengan bunga-bunga cantik yang bermekaran.
Nah, di tengah jalan nanti akan ada persimpangan menuju Curug Pangeran dan Curug Kondang. Kalau dilihat dari gambarnya, Curug Kondang juga keren. Apalagi untuk ke curug itu, kita bisa melewat sebuah jembatan bambu. Seru! Buat yang punya banyak waktu untuk eksplorasi, bisa banget mengunjungi kedua curug tersebut. Namun karena saya dan Yaya Indro memang enggak punya waktu lama, jadilah kami hanya ke Curug Pangeran saja tapi sempat juga mencoba berjalan di jembatan bambu. :D
Tidak jauh dari persimpangan tersebut, Curug Pangeran sudah ada di depan mata. Air terjunnya memang tidak terlalu tinggi, sih. Tapi, ya itu, airnya cakep banget! Apalagi di sini bisa juga, lho, loncat dari ketinggian dan nyebur ke dalam kolam airnya. Bagi yang berani, dicoba saja. Saya sempat melihat beberapa anak muda yang melakukannya. Huhuw seruuuuu!
Ada hal seru lainnya di Curug Pangeran. Saya melihat ada seorang ibu yang berjualan gorengan, air mineral, sampai pop mie tepat di pinggir sisi sungai di dekat Curug Pangeran. Ya, ibu itu duduk di bebatuan pinggir kali. Hihihi... Ada-ada saja, ya... :D
Jika ingin camping, di dekat area parkir Curug Pangeran juga disediakan tempat untuk mendirikan tenda. Tempatnya cukup luas sehingga bisa berdiri banyak tenda di tempat tersebut. Saat saya dan Yaya Indro ke sana juga ada banyak anak Pramuka yang sedang camping di sana.
How to Get There?
Lokasinya yang tidak terlalu jauh dari ibu kota membuat Taman Nasional Gunung Halimun Salak menjadi destinasi yang terjangkau untuk dikunjungi bagi warga Jakarta dan sekitarnya. Karena hanya berdua, saya dan Yaya Indro naik motor dari rumah kami di Depok dan membutuhkan waktu sekitar 2 jam untuk tiba di sana.
Jarak antara Depok hingga ke Taman Nasional Gunung Halimun Salak memang cukup jauh, sekitar kurang lebih 60 km. Kami sempat beristirahat dua kali sebelum akhirnya tiba di tempat tujuan. Dari Depok kami menuju Parung. Kami sempat mengalami kemacetan di Pasar Ciampea. Lumayan lama juga macetnya! Jalanan agak sempit dengan suasana pasar yang ramai.
Namun hanya itu kemacetan yang kami alami, setelah itu jalan kembali lancar tidak ada kendala. Kami masuk melalui gerbang Gunung Bundar hingga akhirnya sampai ke tiga curug di sana. Perjalanan kami tentu saja dibantu oleh Google Maps. Kalau tidak memakai Google Maps, pasti kami bakal nyasar! Hahaha... :D Udahlah paling bener mau kemana-mana pakai aplikasi peta aja biar gampang. :D
Berapa Biayanya?
Untuk masuk ke dalam Taman Nasional Gunung Halimun Salak, satu orang dikenakan biaya Rp 7500,- dan kendaraan roda dua dikenakan biaya Rp 5000,-. Sedangkan biaya masuk untuk ke setiap curug rata-rata Rp 10.000,-/orang. Jika ingin mengunjungi semua curug biayanya lumayan juga dan pastinya bakal pegal luar biasa! :D Nah, maka memang ada baiknya untuk browsing dulu curug mana saja yang menjadi incaran untuk dikunjungi sehingga biaya yang dikeluarkan juga bisa lebih irit. :)
Hal Tak Terlupakan...
Tentu saja selain bisa refreshing berdua saja bersama Yaya Indro ke tempat yang belum pernah saya kunjungi, ada hal lain yang tidak akan saya lupakan dalam perjalanan ini.
Saat baru memasuki gerbang Gunung Bundar, saya langsung mendengar suara yang sangat khas dan biasa saya jumpai di rumah! Apa? Suara abang jualan TAHU BULAT! Hahaha... Ya ampun, sampai di gunung pun si tahu bulat dengan mobil bak terbukanya itu eksis banget, yes! :D
Saya juga tidak akan lupa gimana mangkelnya saya saat di Curug Batu Ampar melihat sebuah batu besar yang menjadi korban keisengan manusia. Di batu tersebut tertulis beberapa nama, bukan dengan spidol atau cat tapi dengan diukir gitu. Gemes banget!
Dan yang paling tidak akan saya lupakan tentu saja pemandangan alam keren yang kami jumpai sepanjang perjalanan ini. Uhuuuuyy... :D
-Bubu Dita-
24 komentar
Bbrp thn lalu, aku sempet rutin traveliblng hanya utk mncari air terjun :D. Slalu suka ama curug ato air terjun krn lokasinya pasti tinggi yg berarti dingin :).
ReplyDeleteYg di gunung salak blm prnh mba. Aku kalo inget gunung salak, jd inget pesawat sukoi yg prnh jatuh dulu.. Makanya suami juga bpm prnh mau kalo diajak nyari curug di kawasan sana -_-. Ternyata bagus yaaa..
Satu hal yg bikin gemas setiap.datang ke wisata air terjun yaitu ada sampah bekas bungkus sampo atau sabun. Bete. Inilah yg bikin air terjun yg ramai dikunjungi org biasanya airnya atau lingkungan sekitarnya agak kotor. Mknya, Mamak mah lebih suka dtg ke tempat yg msh gress aja
ReplyDeleteCurug Pangeran! Sesuai dengan namanya, ntah kenapa saat melihat foto itu, rasanya seperti ada aura wibawa dan sedikit kegantengan wkwkwk.
ReplyDeleteWarna kolam airnya biru sedikit tosca bikin adem mata, apalalgi di kelilingi tumbuhan begitu xD
Ini kayaknya Kifah sama abbinya kemarenan ke sini deh, cuman aku ga ikut, mereka touring berdu aja. Dan ga pada foto juga katanya soalnya hape lowbat, bagus ya ternyata tempatnyaaa.
ReplyDeleteNgeliat foto Dan baca ini jadi kepingin traveling noted bnget nih memang belum pernah kesana juga noted mba,,, curugnya bagus buat foto2
ReplyDeleteWah deket ya tapi musim hujan gini ngeri berenang di curug takut longsor.
ReplyDeleteCurug pertama yaitu Curug Batu Ampar wow yach ga cocok buat anak2 xixixixi muda-mudi demen banget dong ke sini �� Curug Pangeran layaknya lebih mempesona...oh kapan ya aku bisa ke sana..kepengen berenang dan berendam ... pasti dingin bingits airnya hehehe kuat ga ya...
ReplyDeleteNah anak-anak akan makin familiar ya dengan wisata curug. Pun tetap pengawasan adalah hal yang utama. Batu ampar rekomen aku nih
ReplyDeletewaah suka deh wisata ke curug begini, adeemm! Btw daerah rumahku namanya kan Curug Agung ya mba, sampe penasaran aku tanya-tanya di mana lokasi curug ini, ternyata tinggal nama aja mba..semoga semua curug yang ada bisa lestari ya, sedih kalau nggak terawat terus hilang
ReplyDeletecocok deh... di daerah curug kan biasanya udara cenderung dingin, lalu makan tahu bulat anget-anget nyooos...
ReplyDeletepengin ke curug pangeran !
ReplyDeleteairnya bening banget, trus aku ngayal ke tkp naik motor bertiga sama mada, boti alias bonceng tiga hihihi ... enggg kayaknya enakan cari penginapan sekitar situ daripada naik motor dari depok, aku naik motor ke bekasi aja keliyengan sepanjang jalan wkwkwkwk
Hahaha semenjak pindah Cilebut itu Tahu Bulat eksis dan anak2ku niruin mpe hafal.
ReplyDeleteBTW jd gak ada yg ramah anak kecil gtu ya? M<ungkin yg buat kemping itu bisa tapi kalau anaknya masih piyik kurang enak kali ya.
Trus klo naik kendaraan umum ke sana bisa gak?
Waaah.. Curug Pangeran aernya jernih pisaaaan! Liat anak-anak kemah begitu langsung inget masa muda dulu deh.. #umpetinKTP
ReplyDeleteAduuuh itu curug pangeran indah bangeeeet.. mana murah lagi ya biaya yaa ga sampai rogoh sakunya cetek banget. Jadi pengen kesana deh
ReplyDeleteCobain juga ke curug cigamea deh. Masih di kawasan gunung bunder juga. Air terjunnya lebih tinggi
ReplyDeleteSid belum pernah trekking begini. Pernah sekali ke air terjun itu pun jalanan udah mulus. Gitu aja aku teriak-teriak takut dia kejebur.
ReplyDeletePengen ke curug pangeran deh
ReplyDeleteUntuk fasilitas, bagaimana ya? Seperti tempat bilas, dan MCK? Secara bawa anak-anak kecil, perabotan mesti lengkap :D
ReplyDeleteKayaknya jaman masih sma pernah ke salah satu curug ini deh. Biasanya mandi di air terjun, pulang-pulang badan pegel atau kebiruan karena ngak sadar air terjunnya deras banget heheheheh
ReplyDeleteWah, dengan 10ribu sudah bs menikmati keindahan curug yah...
ReplyDeleteRame bgt coba kalo datang pas weekdays mba hehe
Dilema juga kadang ya soal percurugan ini, haha. Yang masih bagus airnya dan segar pasti fasilitas (jalan menuju kesana) belum memadai. Kalau yang sudah bagus fasilitas dan dibuka untuk umum, keadaan curugnya sudah ramai dan cenderung kotor. Jadi sejak awal mau datang memang harus tetapkan tujuan dulu tergantung siapa aja anggota yang mau ikut jalan-jalan.
ReplyDeleteCurug ini salah satu lokasi yang saya takuti, soalnya banyak yg mistis2 di seputarnya, ciyus loh
ReplyDeleteasyiiik banget kalo bisa main air di bawahnya air terjun yaaa
ReplyDeletepasti seru
Wow, fotonya ada dari murid-murid saya SDN Polisi 5 Bogor, pas lagi kemah pramuka di curug nangka
ReplyDelete