Workshop “Bikin Video Dengan Smartphone” Bersama Teguh Sudarisman
Saya sebenarnya sudah sejak lama pingin belajar bikin video dari handphone dan mempunyai channel Youtube sendiri untuk dokumentasi perjalanan keluarga. Rasanya sayang banget setiap kali jalan-jalan, saya atau Yaya Indro mendokumentasikan video tapi ya sudah enggak diproses lebih lanjut. Setiap kali ada workshop video yang diadakan Mas Teguh Sudarisman, penulis buku Travel Writer Diaries 1.0 dan founder Vlogger ID, saya ingin mendaftar. Tapi baru kesampaian mengikuti kelasnya saat ia mengadakan workshop di Resto & Cafe Gulo Klopo Depok awal Mei lalu. Yeaaayy, akhirnya bisa belajar bikin video!
Sebelum praktik membuat video, Mas Teguh memberikan materi yang cukup padat dan informatif selama kurang lebih dua jam. Dari materi yang disampaikannya, mata saya pun jadi terbuka lebar bahwa enggak bisa dipungkiri jika tren orang menonton video melalui internet makin meningkat dari waktu ke waktu. Tahun 2019 saja diperkirakan 80% akan berbentuk video. Berbagai media sosial pun kini menambahkan fitur video untuk diunggah. Bahkan fasilitas live video di Instagram maupun Facebook sudah dimanfaatkan banyak orang. Kenapa orang suka sekali dengan video? Karena video sifatnya enggak monoton. Ya, kan?
Kini tidak perlu menjadi artis untuk mendapatkan banyak viewers melalui video yang dibuat. Coba, deh, cek di Youtube. Video tutorial berbagai hal yang disukai pun akan mendatangkan viewers jutaan, padahal yang membuatnya orang biasa, bukan artis terkenal. Selain video tutorial, video yang sifatnya unik juga akan mendatangkan banyak orang untuk melihatnya. Biasanya memang yang dicari orang adalah video yang informatif dan hiburan.
PERALATAN MEMBUAT VIDEO
Kini untuk membuat video yang menarik sebenarnya tidak memerlukan peralatan canggih yang mahal harganya. Dengan handphone yang kita pakai sehari-hari pun, kita bisa membuat video dan mengunggahnya di Youtube serta media sosial, tentu saja asal di handphone kita ada fasilitas kamera videonya. Bahkan handphone dengan harga di bawah 1 jutaan pun sudah ada yang dilengkapi dengan fasilitas kamera yang cukup baik.
Sebenarnya dengan handpone sudah cukup, namun hasilnya akan lebih baik jika kita melengkapinya juga dengan tripod. Kerasa banget, sih, saat saya merekam dengan tangan hasilnya pasti enggak stabil. Ya, itulah gunanya tripod. Supaya gambar yang kita ambil bisa stabil, tidak bergerak. Saat ini juga sudah banyak yang menjual tripod untuk handphone dengan harga yang relatif murah. Selain tripod, kita juga bisa memanfaatkan monopod atau tongsis. Nah, benar juga dengan tongsis yang saya miliki saat mengambil gambar hasil sedikit lebih stabil jika dibandingkan dengan digengam tangan. Tapi kalau menurut saya pribadi lebih mantap pakai tripod, ya. Karena selain untuk menstabilkan shot, tripod juga bisa berfungsi untuk membuat angle low and high, 3600 rotation, selfie, timelapse, 3600 timelapse, tilt, pan, serta zoom in dan zoom out. Ok, ayo kita beli tripod... Hihihi...
Ya, sebenarnya dengan dua alat, handphone dan tripod, saja sudah cukup. Namun ada baiknya juga melengkapinya juga dengan peralatan lain yang mendukung, seperti holder tripod, remote control/tomsis, mikrofon tambahan, headphone, voice recorder. Ketiga alat yang saya sebutkan terakhir akan sangat berguna jika kita ingin melakukan peliputan dan ada narasumber yang akan kita wawancarai. Tentu saja agar kualitas suara jadi lebih jernih dan tidak terganggu oleh noise.
TIPS MENGAMBIL SHOOT
Mengambil gambar untuk dibuat video yang menarik juga ternyata enggak bisa sembarangan ambil begitu saja, lho. Dari workshop inilah saya jadi ngeh jika untuk membuat video dengan durasi satu menit saja dibutuhkan beberapa rekaman video yang digabung agar tidak monoton. Menurut Mas Teguh, satu kali shoot pengambilan gambar jangan lebih dari 10 detik. Bahkan rata-rata rentang perhatian manusia pun hanya 8,25 detik saja!
Kita pun sebenarnya enggak perlu membuat video dengan durasi yang panjang sekali karena orang enggak suka menonton yang terlalu lama. Jadi berapa sebaiknya durasi yang dibuat? Jika 1 menit terlalu singkat dan 5 menit bisa jadi terlalu lama sehingga idealnya adalah 2-3 menit. Bisa juga dibuat 1 menit atau kurang sebagai teaser agar merangsang minat orang untuk melihat keseluruhan video. Di Instagram pun video yang bisa diunggah hanya yang berdurasi maksimal 1 menit. Yang harus diingat adalah meskipun video pendek tapi tetap harus ada ceritanya.
Tips lainnya yang juga sangat penting, yaitu jangan terlalu banyak menggerakkan tangan saat mengambil shoot, apalagi jika tidak memakai tripod. Menggerakan kamera terlalu cepat juga bisa berpengaruh pada perubahan cahaya yang drastis. Sebaiknya kamera tetap diam saat mengambil gambar. Tidak akan monoton karena di frame tetap ada yang bergerak. Hal yang membuat suasana hidup di dalam video bukanlah tempatnya, namun orang atau benda yang bergerak. Untuk melatih kemampuan kita melakukan shoot, ada baiknya juga kita belajar dari tayangan di televisi. Selain itu rencanakanlah hal yang akan di-shoot dan diliput dengan matang. Jika perlu buat juga story board-nya.
APLIKASI EDITING
Ada banyak aplikasi untuk mengedit video yang disediakan untuk android, seperti Filmora Go, Viva Video, Power Director, Kine Master, dan aplikasi lainnya. Dalam kesempatan workshop ini, saya belajar mengedit dengan aplikasi Power Director. Menggunakan aplikasi ini ternyata memudahkan bagi saya yang masih awan dalam mengedit video.
Kelebihan yang ada pada aplikasi ini, antara lain mirip tampilan edit video di desktop. Jadi, mengedit video di desktop nantinya bisa lebih mudah dengan Power Director. Aplikasi ini juga free namun jika kita membelinya dengan Rp 80 ribu, watermark-nya akan hilang. Selain itu, Power Director juga bisa menangani dan menghasilkan video dengan format 4K. Tidak semua aplikasi bisa, lho.
Power Director juga memiliki fitur untuk mengedit yang cukup lengkap. Bisa menambahkan teks, musik, stiker, beragam pilihan transisi dari shoot satu ke shoot lain, crop, efek, voice over, dan masih banyak lagi. Yes, supaya video enggak terasa hampa penting banget diberikan musik latar. Kita bisa mendapatkan musik latar gratisan di www.bensound.com, www.freemusicarchieve.org, Youtube, dan lainnya. Jangan lupa untuk mencantumkan sumber dan link-nya, ya. Oya, saya juga suka dengan fitur di mana video bisa dipercepat atau diperlambat... Hihi... Seruuu, banget ternyata mengedit video... :D
Beberapa hari sebelum workshop, kami para peserta bergabung dalam sebuah grup Whatsapp. Di grup tersebut diberikan berbagai info yang harus kami siapkan sebelum mengikuti workshop. Kami pun diminta untuk mengambil 8-10 shoot mengenai apa pun yang kami inginkan dengan setiap shoot sekitar 10 detik. Gambar yang kami ambil itu akan diedit saat kelas berlangsung. Saya pun menyiapkan beberapa shoot tentang suasana pagi di Stasiun Depok saat banyak orang menunggu kereta. Saat break worshop, saya pun mengambil beberapa shoot Resto & Cafe Gulo Klopo yang unik dan menarik.
Ini hasil editan video saya saat workshop.
Waktu dua jam untuk praktik sebenarnya bagi saya masih belum cukup. Jika ingin mempelajari lebih dalam rasanya memang harus tekun berlatih sendiri dengan mencoba-coba berbagai fitur yang ada di aplikasi ini.
Mas Teguh juga berpesan, setelah kita membuat video, jangan lupa untuk mengunggahnya di channel Youtube dan channel lainnya. Setelah itu share-lah di berbagai akun media sosial yang kita miliki. Kita pun bisa menghasilkan uang dengan video yang kita buat dengan mengirimnya ke Net CJ atau Net Citizen Journalism. Huaah, seru yaaah...
PENGALAMAN WORKSHOP YANG BERKESAN
Mengikuti kelas workshop Mas Teguh Sudarisman ini memberi kesan tersendiri bagi saya. Bukan hanya ilmu tentang bagaimana membuat video yang baik dan editing video saja yang saya dapatkan. Dari workshop ini, saya pun semakin menyadari bahwa mencari ilmu itu enggak akan ada habisnya. Mencari ilmu enggak ada batasan usia, hanya keinginan dan niat yang bisa mewujudkannya.
Saya berkenalan dengan Ibu Ina Tanaya, blogger asal Serpong yang usianya sudah kepala enam. Hampir sama usianya dengan mama saya... :) Saya salut sekali dengan keinginan seorang Ibu Ina yang masih mau menimba ilmu, apalagi lokasi workshop pun jauh dari tempat tinggalnya. Peserta lain yang membuat saya kagum adalah seorang anak SD berumur 9 tahun bernama Rafi. Iyaaa, masih muda banget tapi sudah hebat bikin video. Saya pun waktu workshop sempat bertanya padanya... :D Oiya, saat workshop saya pun jadi reuni dengan teman saya dari SD sampai SMA, namanya Dinar... Hihi... Resto & Cafe Gulo Klopo ini ternyata milik keluarganya. Haaahh, senangnya bisa ketemu teman dari kecil... :D
Seru banget ikut workshop ini. Untuk lebih lengkap mengenai bagaimana cara mengedit video, teman-teman juga bisa mengikuti workshop yang diadakan Mas Teguh Sudarisman. Selain video, Mas Teguh yang saat ini menjabat sebagai Editor in Chief TGIF Magazine dan Kalstar Inflight Magazine juga suka memberikan workshop tentang blogging dan travel writing. Nah, saya juga pingin, tuh, ikutan workshop travel writing-nya... :D
Semoga apa yang saya tulis ini bisa bermanfaat buat teman-teman, yaa... Yuk, kita terus upgrade diri, menambah ilmu terus sampai kapan pun... :)
Oiyaa, Rumika's Journey sekarang sudah punya channel YouTube. Yeeaayyyy, akhirnyaaa... :D Boleh, loh, kalau mau subscribe.. Hihi @rumikasjourney
https://m.youtube.com/channel/UC6zu-x5xf80jonpXUY3_Gpg
-Bubu Dita-
21 komentar
saya juga lagi sering buat video ini modal hp. tapi hasilnya emang tidak sebagus pakai dslr maupun mirrorles
ReplyDeleteIya mas, tapi pakai hp lebih murah dan mudah ya..
Deletekeren banget pengalamannya.. takutnya kalo udah main vlog jadi males ngeblog :D
ReplyDeleteNah, itulah mas dilemanya.. Semoga bisa konsisten jg nulis blognya.. Hehe
DeleteSeru nih informasinya. Sayang ga ikutan workshopnya. Tetap semangat bikin vlog.
ReplyDeleteTerima kasih banyak mas.. :D
DeleteSetujuu. Belajar sama mas teguh asyik ya mba... ilmunya dapet.. tinggal kita praktekin deh. Buku mas teguh juga kyeyeeenn
ReplyDeleteIyes mba, lah gak kerasa workshopnya tiba2 udah mau setengah hari.. Hehe
DeleteCatettt banget nih memaksimalkan fungsi HP hehe,,nuhun mak.
ReplyDeleteSama2 Maaak, smoga tulisan ini bisa membantu yah.. :)
DeleteSaya udah 2x ikut kelas mas Teguh. Asik kelasnya. Ilmunya dapet trus gak bikin ngantuk :)
ReplyDeleteAsiiikkkk, pankapan kalo ada kelasnya lagi aku jg pingin ikutan mba Myra.. :D
Deletekepengen banget punya yutub chanel. Makasih mbak sharingnya, saya catet tuh aplikasi editingnya. btw, 80 ribu buat ngilangin watermark murah juga ya ternyata.
ReplyDeleteIya mba dan itu lifetime kayaknya deh.. Aku jg bingung sebelum ikut ws pakai editing apa enaknya.. Nah pakai aplikasi yg diajarin ini pas bgt buat newbie kayak aku.. :)
Deleteiya mba,, senang ya akhirnya bisa belajar... Saya akhirnya beli power directornya. asyikk ga ada watermarknya lagi deh,...cuma ya itu musti belajar sering-sering lagi biar terbiasa...
ReplyDeleteBetul mbaa, ikut ws tapi gak latihan sama aja ya ntr bisa lupa lagi.. Hihi aku jg nih harus sering2 latihan..
Deleteaku pengen beli peralatannya mba minimal punya Tripod terus bikin deh yah Vlog >> taunya ga ada yang nonton dan banyak dihujat wkwkwk
ReplyDeleteJgn hujat teh bella atulaaaah.. Hihi aku pun belum punya tripod nih teh, beliin dooongs.. #eh haha :D
DeleteAku belum kesampean aja beli tripod. Gemes dan kesel sama video buatan sendiri. Padahal pengen bikin kayak youtuber ngehits itu hahaha. Aplikasi yang aku pake filmora go. Sebelumnya pake kine master sama viva video. Tapi kurang puas sih sama hasilnya. Kemudian aku jadi penasaran sama aplikasi Power Director, nih Dit. TFS ya.
ReplyDeleteAyok teh beli tripod, aku puuun belum kesampaian beli nih.. Iya coba Power Director deh teh, aku suka, ringkes, enak ngeditnya.. :)
DeleteIni nih yg aku sampe skr blm kuasai mba.. Bikin video. Pdhl yaa mba iparku itu sampingannya fotographer dan dia juga jago bikin video pendek.. Akunya aja yg males belajar -_- . Hrs mulai dr skr kayaknya :D. Jd next traveling bisa pake video :D
ReplyDelete