Ada yang anaknya senang loncat-loncat di kasur? Nah, kegiatan loncat-loncat mereka bisa banget di salurkan di Tampoline Day yang ada di Margo City Depok, nih. Di mal tersebut sudah siap 20 trampolin yang bisa dimainkan. Si sulung Boo seneng banget waktu mau diajak main trampolin di sana. "Buu, ayo kita main tampolin di Mago Citiiii." :D Walaupun awalnya agak gugup tapi lama kelamaan akhirnya Boo bisa menikmatinya juga. Syukurlah! Mau tahu lebih banyak tentang Tampoline Day ini? Saya buat versi FAQ aja, yah, biar lebih enak dan jelas... :)
Boleh
jadi tahun 2016 merupakan tahun yang panas untuk media sosial. Ungkapan
kebencian, ketidaksukaan, pertentangan antar ras dan agama serta share berita
hoax jadi hal yang lumrah saja hilir mudik di lini masa. Namun, hal itu
berbanding terbalik dengan beberapa tempat wisata di negeri ini. Lho, apa
hubungannya?
Hmm, saya suka heran sama orang yang suka makan kepiting. Makannya ribet, dagingnya pun enggak banyak. Saya baru banget makan kepiting waktu.... udah gede pokoknya. Kayaknya pas udah kerja. Itu pun ada teman kantor yang bawa... *kesian amat :D Pertama kali nyoba makan kepiting saya baru ngeh, "Oohh, pantes ya banyak orang suka, harganya jg cukup mahal, lha wong enak begini rasanya." Tapi hal itu enggak membuat saya lantas jadi maniak makan kepiting, sih. Tetap di otak saya makan kepiting itu makannya ribet dan mahal. Kalau udah diambilin dagingnya tinggal hap saya baru mau... hehehe * manjaaaa...
Sebagai penggemar museum, saya jadi malu, deh. Iya, soalnya saya
baru banget menjejakkan kaki di Museum Nasional atau yang lebih dikenal dengan
sebutan Museum Gajah ini saat sudah berumur 30 tahun. Itu pun untuk kepentingan
liputan. :D Ke mana aja sayaaaa? Padahal keliling Monas sudah berkali-kali.
Monas, kan, letaknya cuma selemparan batu aja dari Museum Gajah.
Saat lagi memeluk Kakak Boo yang sudah tertidur, tiba-tiba ada email masuk di handphone saya. Isi emailnya bikin hati gembira, ajakan untuk staycation di salah satu kamar Zen Rooms. Asyik! Sebulan yang lalu sebenarnya saya sudah browsing mencari hotel untuk staycation keluarga. Rencananya kami akan staycation di akhir bulan November. Jika tidak di Jakarta, kami mau melipir sedikit ke Bogor. Ya, bubu ini butuuuuh liburan, tapi karena pekerjaan lagi banyak banget dan enggak memungkinkan buat keluar kota, staycation dalam kota pun jadi pilihan paling tepat. Walaupun masih di kota yang sama, tapi bagi saya leyeh-leyeh di hotel itu rasanya sudah liburan banget.
Jika ingin
berlibur namun tidak ingin jauh-jauh keluar pulau Jawa, kita bisa menjadikan Malang
sebagai tujuan wisata. Udaranya yang sejuk dan banyaknya tempat wisata bertaraf
Internasional yang relatif terjangkau, dijamin akan memuaskan jiwa petualang kita sekaligus memanjakan dompet! Asiiik...
Sore itu rintik-rintik hujan turun di Depok. Kereta Commuter Line yang saya naiki perlahan menghentikan lajunya di Stasiun Pondok Cina. Biasanya jika turun di stasiun tersebut, tujuan saya ada tiga, kalau enggak ke Gramedia, Depok Town Square atau Margo City. Tapi tujuan kali ini lain. Saya mau ke The Harvest untuk membeli kue ulang tahun untuk ibu. :)
Sudah empat tahun lebih saya tidak menjejakkan kaki di Erasmus Huis, Kedutaan Belanda. Terakhir kali saya ke sana adalah untuk les Bahasa Belanda tingkat dua yang baru mulai 3 pertemuan. Ya, setelah itu saya memutuskan untuk tidak melanjutkannya karena hamil Boo. Di saat-saat awal kehamilan itu badan saya rasanya memang enggak enak banget (apalagi masih Long Distance Marriage... Eeeaaa :). Pulang les sampai rumah jam 11 malam dan besoknya harus bekerja, saya langsung mengibarkan bendera putih. :)
Kereta Senja Utama menembus dinginnya angin malam. Di luar jendela tampak titik-titik lampu rumah penduduk dalam keheningan. Suasana di dalam kereta pun serupa, sepi, orang-orang sudah dibuai dengan mimpinya masing-masing. Saya pun beranjak tidur dengan selimut yang menghangatkan badan. Tak lama, saya pun pulas tertidur hingga hampir sampai di kota tujuan.
"Buu, ini Gundam Babatos (Barbatos). Tanduknya kayak kebao (kerbau)."
Wah, saya cukup terkejut mendengar
celotehan Boo itu. Di tangannya ada buku Katalog Gundam 2016. Ia menunjukkan
gambar sebuah Gundam yang memang merupakan Gundam Barbatos. Rasanya saya baru
sekali memberitahunya nama-nama Gundam yang ada di dalam katalog itu. Rupanya,
Boo mengingatnya dan ternyata Barbatos menjadi Gundam favoritnya saat ini. :)
Hati saya tidak karuan.
Deg-degan.
Deg-degan.
Kurang dari seminggu sebelum liburan kami ke Bandung, tiba-tiba saja si bungsu Mika
tampak lesu, tak bersemangat seperti biasanya, dan pada akhirnya badannya pun
demam. Meski sudah beberapa kali mengalami demam, tapi kondisinya kali ini
berbeda dari biasanya karena kami mau pergi berlibur.
Naik kereta api...
Tut... tut... tuuut...
Siapa hendak turuuut...
Tut... tut... tuuut...
Siapa hendak turuuut...
Saya seringkali menyanyikan lagu
kereta api tersebut bersama Boo. Sekarang Boo sudah hapal liriknya dari awal
hingga akhir. :) Kereta memang dekat dengan kehidupan keluarga kami, terutama
saya yang tiap hari kerja pulang pergi naik kereta.
Glamping
atau glamorous camping tak hanya menyediakan kebutuhan dasar berkemah.
Biasanya, sih, di tempat glamping itu juga tersedia banyak fasilitas
yang bisa dimanfaatkan oleh pengunjung secara cuma-cuma atau berbayar.
Nah, begitu juga yang ada di Highland Park Resort
Bogor. Ada banyak hal menarik di tempat ini selain deretan tenda ala
Mongolia dan tenda ala suku Indian Apache. Berikut 7 alasan mengapa
glamping di Highland Park Resort Bogor bisa jadi pilihan seru
di akhir pekan.
Bagi mahasiswa dan alumni Universitas Indonesia (UI), kehadiran bis kuning atau yang lebih akrab disebut bikun ini pasti sudah tidak asing lagi. Moda transportasi ini jadi andalan bagi mereka yang tidak memakai kendaraan pribadi ke kampus. Bikun siap mengantar ke semua fakultas tanpa terkecuali. Sampai saat ini pun bikun masih setia ada di UI.
"Bu, tadi Boo liat ikan buaya!"
"Hah, ikan buaya?"
"Iya, tadi Boo liat ikan buaya!"
"Maksudnya liat ikan sama liat buaya, ya."
"Bukan, ikannya kayak buaya, bubuuu!"
Nah, lho, saya jadi bingung dengan perkataan Boo itu. Saya yang awan dengan dunia perikanan enggak tahu sama sekali kalau ada ikan buaya. Memangnya ada gitu? Sedangkan Boo dengan pedenya bilang dia lihat ikan yang seperti buaya. Akhirnya, selidik punya selidik saya pun tahu kalau Boo sempat diajak jalan-jalan oleh eyangnya ke Godong Ijo. Dan disanalah dia melihat si ikan buaya!
Godong Ijo sebenarnya merupakan sebuah nursery atau tempat penanaman bibit tanaman hias. Tempat ini juga memiliki kolam pancing yang sangat luas dan didatangi banyak penggemar pancing, terutama di waktu akhir pekan.
Selain kolam pancing dan tempat pembibitan, ada banyak hal menarik di tempat ini yang membuat Godong Ijo bisa menjadi salah satu destinasi seru untuk dikunjungi bersama anak-anak. Karena penasaran banget dengan tempat ini, saya pun mengajak Boo dan Mika ke tempat yang cukup rimbun ini. Setelah puas mengelilingi hampir keseluruhan areanya, saya mencatat ada lima hal unik yang bisa kita temui di Godong Ijo. Apa saja?
Ada Si Ikan Buaya
Jadi, beneran ada toh ikan buaya itu? Saya pikir hanya khayalan tingkat tinggi Boo saja. Hehe.. Ikan buaya ini ternyata bernama Alligator Gar. Kenapa disebut ikan buaya karena memang bentuknya, terutama mulutnya mirip dengan buaya. Ikan ini ditemukan di sungai Missisipi Amerika Serikat dan juga di daerah Meksiko. Di Godong Ijo, Alligator Gar bisa dilihat di sebuah akuarium besar.
Ada Burung Unta
Awalnya saya tidak sadar dengan keberadaan burung unta ini. Kami melewati sebuah kandang yang terlihat kosong. Namun begitu berjalan ke sisi lain kandang, ternyata ada burung unta yang sedang makan! Pantas saja tak terlihat karena kepalanya menunduk. Begitu burung unta tersebut selesai makan dan berdiri tegak, barulah terlihat posturnya yang besar dengan tinggi sekitar 2 meter lebih! Saya pun terperangah, Boo tampak ragu untuk mendekat. Apalagi kandangnya pun tidak menutupi keseluruhan badannya. Bisa saja kepalanya menjulur keluar kandang. Jadi, kami melihat dari jarak aman saja. "Itu temannya Miles, bu!" kata Boo sambil memandangi si burung unta. :)
Note: Miles adalah tokoh utama dalam animasi Miles From Tommorowland yang tayang di Disney Junior. Miles punya teman bernama Merc yang merupakan burung unta. :)
Ada Arapaima
Di sebuah kolam yang agak keruh, saya tidak menyadari ada sesuatu di dalamnya. Saya pikir kolam itu pun kosong. Tapi tiba-tiba sesuatu berwarna samar kehitaman tampak dari dalam kolam. Gede banget! Di depan kolam ternyata terdapat papan informasi yang menyebut bahwa di dalam kolam tersebut berisi ikan Arapaima Gigas. Wow! Ikan arapaima merupakan ikan air tawar terbesar di dunia yang berasal dari daerah Amerika Selatan. Panjangnya bahkan bisa mencapai 3 meter!
Ada Jenghis Khan
Nama Jenghis Khan mengingatkan saya pada sosok penakluk dari Mongolia. Nama besarnya tidak akan terhapus dari catatan sejarah. Lalu, apa hubungan Jenghis Khan dengan Godong Ijo? Ternyata pemancingan Godong Ijo juga terkenal dengan adanya ikan Jenghis Khan atau disebut juga monster fish yang berasal dari Thailand! Mungkin karena ukurannya yang super besar makanya disebut seperti itu. Bayangkan, bobotnya bisa mencapai 40 kg! Dengan panjang kolam 8 meter, lebar 30 meter, dan kedalaman 5 meter, siapapun yang berhasil menangkap Jenghis Khan dari pancingannya pasti merasa beruntung sekali, ya!
Beberapa hasil tangkapan Jenghis Khan dari kolam ini pun dipublikasikan dalam sebuah poster seperti di bawah ini. Memang besar-besar ikannya, kan. Ckckck...
Ada Kura-kura Raksasa
Salah satu jenis kura-kura terbesar dan tertua di dunia, yaitu kura-kura Galapagos juga ada di Godong Ijo! Tadinya di tempat ini ada kura-kura yang sangat besar, bahkan anak-anak pun bisa menaikinya. Namun sayangnya kura-kura tersebut sudah mati sejak 2014 . Tapiii, sebagai gantinya kita bisa melihat beberapa kura-kura dengan jenis yang sama berusia lebih muda dan berukuran lebih kecil di dalam kandang. Walaupun ukurannya tak sebesar pendahulunya, kura-kura Galapagos ini juga menarik untuk dilihat.
Ada Education Farm
Mau tahu seperti apa bentuk pohon jagung atau manggis? Di Education Farm ini kita bisa mengetahui jawabannya. Ada banyak banget jenis pohon yang ditanam disertai papan informasi di depan pohon tersebut. Bahkan di dekat tanaman padi, ada orang-orangan sawah, lho! Menarik, ya. Tempat ini cocok untuk anak-anak yang punya rasa ingin tahu yang tinggi tentang tanaman. :)
Selain lima hal unik di atas, bisa dibilang Godong Ijo merupakan sarana rekreasi dan edukasi yang lengkap bagi orang dewasa dan anak-anak. Ada berbagai kegiatan yang bisa dilakukan di tempat ini seperti belajar membatik, berkebun, membuat keramik, belajar memasak, mengenal reptil serta masih banyak yang lainnya. Aktivitas tersebut biasanya dilakukan oleh rombongan yang sudah melakukan reservasi terlebih dahulu.
Di dalam Godong Ijo juga terdapat cafe yang menyediakan berbagai menu pilihan. Bagi yang membawa anak juga bisa mengajak anaknya untuk menunggang kuda poni. Saat kami ke sana, Boo dengan suka cita langsung mau naik kuda poni dengan biaya sekali putar Rp 20 ribu. :) Salah satu hal yang juga saya suka dari tempat ini adalah kolam ikan koi dipadu dengan taman tropis yang indah. Di salah satu sudut juga ada taman yang tertata rapi dan sedang disirami.
Nah, banyak hal unik dan menarik di tempat ini, kan. Dan untuk melihat keunikan tersebut tidak ada biayanya alias free, lho. Tertarik untuk mengunjunginya? :)
Godong Ijo
Jl. Cinangka Raya Km. 10 No. 60 Serua Bojongsari Depok Jawa Barat
(021) 74710678
indo@godongijo.com
www.godongijo.com
-Bubu Dita-
"Hah, ikan buaya?"
"Iya, tadi Boo liat ikan buaya!"
"Maksudnya liat ikan sama liat buaya, ya."
"Bukan, ikannya kayak buaya, bubuuu!"
Nah, lho, saya jadi bingung dengan perkataan Boo itu. Saya yang awan dengan dunia perikanan enggak tahu sama sekali kalau ada ikan buaya. Memangnya ada gitu? Sedangkan Boo dengan pedenya bilang dia lihat ikan yang seperti buaya. Akhirnya, selidik punya selidik saya pun tahu kalau Boo sempat diajak jalan-jalan oleh eyangnya ke Godong Ijo. Dan disanalah dia melihat si ikan buaya!
Godong Ijo sebenarnya merupakan sebuah nursery atau tempat penanaman bibit tanaman hias. Tempat ini juga memiliki kolam pancing yang sangat luas dan didatangi banyak penggemar pancing, terutama di waktu akhir pekan.
Selain kolam pancing dan tempat pembibitan, ada banyak hal menarik di tempat ini yang membuat Godong Ijo bisa menjadi salah satu destinasi seru untuk dikunjungi bersama anak-anak. Karena penasaran banget dengan tempat ini, saya pun mengajak Boo dan Mika ke tempat yang cukup rimbun ini. Setelah puas mengelilingi hampir keseluruhan areanya, saya mencatat ada lima hal unik yang bisa kita temui di Godong Ijo. Apa saja?
Ada Si Ikan Buaya
Jadi, beneran ada toh ikan buaya itu? Saya pikir hanya khayalan tingkat tinggi Boo saja. Hehe.. Ikan buaya ini ternyata bernama Alligator Gar. Kenapa disebut ikan buaya karena memang bentuknya, terutama mulutnya mirip dengan buaya. Ikan ini ditemukan di sungai Missisipi Amerika Serikat dan juga di daerah Meksiko. Di Godong Ijo, Alligator Gar bisa dilihat di sebuah akuarium besar.
Ada Burung Unta
Awalnya saya tidak sadar dengan keberadaan burung unta ini. Kami melewati sebuah kandang yang terlihat kosong. Namun begitu berjalan ke sisi lain kandang, ternyata ada burung unta yang sedang makan! Pantas saja tak terlihat karena kepalanya menunduk. Begitu burung unta tersebut selesai makan dan berdiri tegak, barulah terlihat posturnya yang besar dengan tinggi sekitar 2 meter lebih! Saya pun terperangah, Boo tampak ragu untuk mendekat. Apalagi kandangnya pun tidak menutupi keseluruhan badannya. Bisa saja kepalanya menjulur keluar kandang. Jadi, kami melihat dari jarak aman saja. "Itu temannya Miles, bu!" kata Boo sambil memandangi si burung unta. :)
Note: Miles adalah tokoh utama dalam animasi Miles From Tommorowland yang tayang di Disney Junior. Miles punya teman bernama Merc yang merupakan burung unta. :)
Ada Arapaima
Di sebuah kolam yang agak keruh, saya tidak menyadari ada sesuatu di dalamnya. Saya pikir kolam itu pun kosong. Tapi tiba-tiba sesuatu berwarna samar kehitaman tampak dari dalam kolam. Gede banget! Di depan kolam ternyata terdapat papan informasi yang menyebut bahwa di dalam kolam tersebut berisi ikan Arapaima Gigas. Wow! Ikan arapaima merupakan ikan air tawar terbesar di dunia yang berasal dari daerah Amerika Selatan. Panjangnya bahkan bisa mencapai 3 meter!
Ada Jenghis Khan
Nama Jenghis Khan mengingatkan saya pada sosok penakluk dari Mongolia. Nama besarnya tidak akan terhapus dari catatan sejarah. Lalu, apa hubungan Jenghis Khan dengan Godong Ijo? Ternyata pemancingan Godong Ijo juga terkenal dengan adanya ikan Jenghis Khan atau disebut juga monster fish yang berasal dari Thailand! Mungkin karena ukurannya yang super besar makanya disebut seperti itu. Bayangkan, bobotnya bisa mencapai 40 kg! Dengan panjang kolam 8 meter, lebar 30 meter, dan kedalaman 5 meter, siapapun yang berhasil menangkap Jenghis Khan dari pancingannya pasti merasa beruntung sekali, ya!
Beberapa hasil tangkapan Jenghis Khan dari kolam ini pun dipublikasikan dalam sebuah poster seperti di bawah ini. Memang besar-besar ikannya, kan. Ckckck...
Ada Kura-kura Raksasa
Salah satu jenis kura-kura terbesar dan tertua di dunia, yaitu kura-kura Galapagos juga ada di Godong Ijo! Tadinya di tempat ini ada kura-kura yang sangat besar, bahkan anak-anak pun bisa menaikinya. Namun sayangnya kura-kura tersebut sudah mati sejak 2014 . Tapiii, sebagai gantinya kita bisa melihat beberapa kura-kura dengan jenis yang sama berusia lebih muda dan berukuran lebih kecil di dalam kandang. Walaupun ukurannya tak sebesar pendahulunya, kura-kura Galapagos ini juga menarik untuk dilihat.
Ada Education Farm
Mau tahu seperti apa bentuk pohon jagung atau manggis? Di Education Farm ini kita bisa mengetahui jawabannya. Ada banyak banget jenis pohon yang ditanam disertai papan informasi di depan pohon tersebut. Bahkan di dekat tanaman padi, ada orang-orangan sawah, lho! Menarik, ya. Tempat ini cocok untuk anak-anak yang punya rasa ingin tahu yang tinggi tentang tanaman. :)
Selain lima hal unik di atas, bisa dibilang Godong Ijo merupakan sarana rekreasi dan edukasi yang lengkap bagi orang dewasa dan anak-anak. Ada berbagai kegiatan yang bisa dilakukan di tempat ini seperti belajar membatik, berkebun, membuat keramik, belajar memasak, mengenal reptil serta masih banyak yang lainnya. Aktivitas tersebut biasanya dilakukan oleh rombongan yang sudah melakukan reservasi terlebih dahulu.
Di dalam Godong Ijo juga terdapat cafe yang menyediakan berbagai menu pilihan. Bagi yang membawa anak juga bisa mengajak anaknya untuk menunggang kuda poni. Saat kami ke sana, Boo dengan suka cita langsung mau naik kuda poni dengan biaya sekali putar Rp 20 ribu. :) Salah satu hal yang juga saya suka dari tempat ini adalah kolam ikan koi dipadu dengan taman tropis yang indah. Di salah satu sudut juga ada taman yang tertata rapi dan sedang disirami.
Nah, banyak hal unik dan menarik di tempat ini, kan. Dan untuk melihat keunikan tersebut tidak ada biayanya alias free, lho. Tertarik untuk mengunjunginya? :)
Godong Ijo
Jl. Cinangka Raya Km. 10 No. 60 Serua Bojongsari Depok Jawa Barat
(021) 74710678
indo@godongijo.com
www.godongijo.com
-Bubu Dita-
Glamping atau glamorous camping sepertinya jadi gaya hidup baru buat para traveler. Saat ini sudah banyak dijumpai berbagai tempat yang menyediakan sarana untuk glamping. Glamping pada dasarnya memang seperti berkemah biasa. Ada tenda dan kita menginap di dalamnya. Tapi segala sesuatu yang tak bisa didapatkan saat berkemah, seperti kamar mandi yang bersih, makan yang sudah disiapkan, ada tv kabel, lampu yang memadai di dalam tenda, ada wifi, serta fasilitas pendukung lainnya bisa kita nikmati saat glamping. Ya, glamping ini cocok banget untuk kita yang mau berkemah super nyaman dan anti ribet. :D
Sudah banyak cerita di berbagai blog tentang glamping. Tempat glamping banyak ditemui di Bogor atau Bandung yang notabene jaraknya tak terlalu jauh dari tempat tinggal saya. Setiap kali baca postingan tentang glamping, saya pun langsung mupeng (pake banget, mupeeeeng banget)... Hehehe... Saya dan keluarga belum kesampaian buat ngerasain glamping. Tapi namanya rezeki enggak kemana, yaa, tiba-tiba suatu hari Yaya Indro bilang, "Mau ada acara kantor, nih, di Highland Park Bogor. Family gathering." Jreeeng... rasa-rasanya saya tidak asing dengan nama tempat yang disebutkan itu. Begitu saya browsing lagi, olalaaaa... ini dia salah satu tempat glamping keren di Bogor! Saya pun langsung happy tak terkira, "Akhirnya bisa ngerasain glamping juga!"
Hari yang dinanti pun tiba. Saya sekeluarga berangkat ke The Highland Park Resort Bogor. Untuk mencapai tempat itu perlu waktu tempuh sekitar 3 jam dari rumah kami di Depok. Dengan jalanan kecil mendaki turun naik, akhirnya sampai juga di lokasi glamping tersebut yang berlatar belakang Gunung Salak yang memesona.
Pesona Tenda Mongolia
Kami sekeluarga (dan seluruh rekan kerja Yaya) menempati tenda ala mongolia. Terdapat tiga tipe tenda mongolia di tempat ini. Tipe pertama, yaitu tipe superior dan deluxe. Tipe ini sebenarnya tidak bisa dibilang tenda, sih, karena merupakan bangunan tembok permanen yang berbentuk mirip seperti ger, sebutan bagi tenda khas masyarakat Mongol. Meski bangunan tembok tapi seluruh bagian dalamnya ditutupi kain warna-warni yang menjulur. Jadi, kesan menginap di dalam tenda masih bisa dirasakan.
Kami sekeluarga (dan seluruh rekan kerja Yaya) menempati tenda ala mongolia. Terdapat tiga tipe tenda mongolia di tempat ini. Tipe pertama, yaitu tipe superior dan deluxe. Tipe ini sebenarnya tidak bisa dibilang tenda, sih, karena merupakan bangunan tembok permanen yang berbentuk mirip seperti ger, sebutan bagi tenda khas masyarakat Mongol. Meski bangunan tembok tapi seluruh bagian dalamnya ditutupi kain warna-warni yang menjulur. Jadi, kesan menginap di dalam tenda masih bisa dirasakan.
Sedangkan untuk tipe kedua, yaitu tipe standar berupa bangunan tenda dengan bahan seperti terpal yang tebal. Serupa seperti tipe pertama, bagian dalam tenda mongolia tipe dua ini juga tertutupi oleh kain. Tenda mongolia tipe standar ini berada di bagian atas Highland Park. Jadi, jika ingin menuju ke tenda harus mendaki anak tangga yang lumayan banyak. Gempor! Hehehe.. Di dekat tenda standar tersebut ada tenda tipe ketiga, yaitu tenda mongolia berbentuk barak yang dapat menampung lebih banyak orang. Sedangkan tenda superior serta deluxe berada di bagian bawah yang sangat dekat dengan berbagai fasilitas, seperti mini water park, restoran, serta ballroom.
Kami menginap di tenda mongolia tipe superior. Ini merupakan keuntungan juga karena saya dan Yaya berkurang kerepotan untuk turun naik membawa Boo dan Mika. Apalagi karena gathering perusahaan, jadi beberapa acara ramah tamah dilakukan di ballroom. Dekat, kan!
Nah, begitu memasuki tenda mongolia di tempat ini, saya pun takjub. Cakep, mewah, kece! Ini, sih, lebih keren dari beberapa hotel yang pernah saya inapi. Satu hal yang membuat saya takjub adalah ternyata bagian dalam tenda tipe superior ini sangat luas sekali. Ada satu tempat tidur besar ditambah empat buah sofa bed. Jadi, satu tenda ini bisa diisi sekitar 7 orang! Lantainya pun sudah marmer dan terasa dingin. Nah, kan, ini sih sudah mirip hotel, ya.
Kain-kain di bagian dalam tenda mengingatkan saya akan tenda di pernikahan saya dulu. Mirip! Kain yang dipakai untuk menutupi tembok di dalam kamar ini berwarna ungu tua. Jadi, meskipun semua lampu dinyalakan, tetap saja suasana di dalam masih remang-remang.
Hal lainnya yang menarik di dalam tenda ini adalah kamar mandinya yang terdiri dari tiga bagian terpisah, yaitu bagian khusus wastafel, toilet, dan tempat mandi dengan shower. Nah, saat ada yang lagi mandi dan kita sudah enggak tahan mau buang air jadi tak perlu berebut kamar mandi, kan. Tapi sayangnya di tempat mandinya hanya ada shower, tidak ada keran. Padahal Boo dan Mika enggak suka mandi pakai shower. Acara mandi pun agak heboh! :)
Tenda Apache yang Kece
Selain tenda ala mongolia, di The Highland Park Resort Bogor ini juga tersedia tenda ala suku Indian Apache. Dilihat dari kejauhan deretan tenda apache tersebut sungguh keceee...
Selain tenda ala mongolia, di The Highland Park Resort Bogor ini juga tersedia tenda ala suku Indian Apache. Dilihat dari kejauhan deretan tenda apache tersebut sungguh keceee...
Tenda apache berlokasi di titik paling atas resort. Untuk mencapai deretan tenda apache ini sebenarnya bisa jalan kaki dengan kontur yang menanjak. Jaraknya pun lumayan jauh dari lobi di bawah. Tapi tenang aja, karena pihak resort menyediakan beberapa mobil yang khusus digunakan untuk mengantar pengunjung dari lobi ke tenda apache dan juga sebaliknya. Saya sekeluarga sempat mencoba dua cara itu dan naik mobil memang pilihan yang paling tepat! Hehe...
Tenda apache juga memakai bahan terpal yang tebal. Tenda ini berbentuk kerucut sehingga bagian dalamnya pun tidak sebesar tenda mongolia. Meskipun lebih kecil dan jaraknya lebih jauh, namun keuntungan utama yang didapat saat menginap di tenda apache ini adalah pemandangan Gunung Salak yang luar biasa! Bayangin, ya, begitu keluar tenda, Gunung Salak sudah ada di depan mata dari jarak dekat.
Jadi, Pilih yang Mana?
Nah, jika ingin merasakan glamping dengan pengalaman berkemah yang lebih nyata, coba saja tenda apache atau tenda mongolia tipe standar yang menggunakan tenda "beneran". Tapi jika ingin lebih wah, tenda mongolia superior atau deluxe bisa jadi pilihan. Ratenya antara Rp 1,4 juta - Rp 2 juta-an per malam. Tertarik mencobanya?
HIGHLAND PARK RESORT BOGOR
Jalan Raya Ciapus Curug Nangka Bogor
www.thehighlandparkresortbogor.com
-Bubu Dita-
Dari sekian banyak restoran di Lembang, Bandung, Kampung Daun menjadi salah satu destinasi kuliner yang patut dicoba! Pada awalnya saya merasa biasa saja saat akan ke Kampung Daun. Namun begitu sampai dan menelusuri berbagai sudutnya, saya jadi jatuh cinta pada restoran ini dan rasanya ingin kembali lagi.
Saya dan keluarga sampai di Kampung Daun saat sore menjelang malam. Dan menurut saya, itu adalah waktu yang sangat tepat jika ingin mengunjungi Kampung Daun. Kami bisa merasakan suasana Kampung Daun saat masih terang dan juga suasana saat sudah gelap dengan obor serta lampion yang menjadi penerangan di sepanjang jalan. Ya, suasana pedesaan yang masih terasa alami di Kampung Daun juara banget! Apalagi dengan suara gemericik air sungai yang melalui restoran ini, menambah suasana di tempat itu semakin berkesan.
Untuk menikmati santapan di Kampung Daun, kami mendapat tempat di saung yang cukup luas. Sebelumnya, kami harus menunggu selama setengah jam lebih untuk mendapatkan tempat karena saat kami datang semua saung sudah full. Untunglah waktu tersebut tidak terasa terlalu lama. Sambil menunggu, saya dan keluarga berkeliling menikmati suasana Kampung Daun. Boo yang paling heboh ingin melihat sungai di sana. Dia ingin melihat ikan... :) Bagi Boo hal yang paling menarik di sini adalah adanya air terjun mini di salah satu sudut Kampung Daun. Bagus! Sudut ini bisa jadi tempat favorit untuk berpose... :)
Meski suasananya seperti di pedesaan dengan alunan musik Sunda, bukan berarti makanan yang disediakan di tempat ini hanya makanan khas Sunda saja. Berbagai menu berbagai daerah sampai menu internasional siap disajikan. Bahkan, untuk santap malam kami memesan Pizza Khas Kampung Daun dan Spaghetti Smoked Beef! Suasana Sunda tapi lidah rasa Italia... :) Untuk cemilannya, kami memesan cireng dan pisang bakar dengan saus manis berwarna merah.
Menurut Yaya Indro, pizza dengan saus tomat khas Itali dengan campuran daging di dalamnya enaaakkk bangeeeet. Kalau buat saya spaghetti-nya juga lumayan enak, kok. Tapi cirenglah yang tetap jadi favorit di hati. Hehehe... (Maklum, yah, saya, kan, penggemar cireng :) Pisang bakarnya pun cukup enak, walaupun rasanya agak terlalu manis. Untuk harga makanan dan minuman di tempat ini menurut saya juga masih sesuailah, tidak terlalu mahal. Apalagi kita menikmati makanannya ditemani dengan suasana yang asyik seperti ini, jadi worth it banget.
Dengan saung sebagai tempat makannya, saya merasa lebih privat. Saya bisa bebas menyusui Mika yang saat kami makan sudah mengantuk. Akhirnya, Mika pun tertidur dan saya baringkan di bantal-bantal yang ada di dalam saung. Mika bisa tidur dengan pulasnya di sana sampai kami pulang dan kembali ke hotel. :)
Kampung Daun
Jl. Sersan Bajuri Km 4,7
Triniti Villas
Bandung 40154
Telp: (022) 2787915
-Bubu Dita-