Kereta Senja Utama menembus dinginnya angin malam. Di luar jendela tampak titik-titik lampu rumah penduduk dalam keheningan. Suasana di dalam kereta pun serupa, sepi, orang-orang sudah dibuai dengan mimpinya masing-masing. Saya pun beranjak tidur dengan selimut yang menghangatkan badan. Tak lama, saya pun pulas tertidur hingga hampir sampai di kota tujuan.
"Buu, ini Gundam Babatos (Barbatos). Tanduknya kayak kebao (kerbau)."
Wah, saya cukup terkejut mendengar
celotehan Boo itu. Di tangannya ada buku Katalog Gundam 2016. Ia menunjukkan
gambar sebuah Gundam yang memang merupakan Gundam Barbatos. Rasanya saya baru
sekali memberitahunya nama-nama Gundam yang ada di dalam katalog itu. Rupanya,
Boo mengingatnya dan ternyata Barbatos menjadi Gundam favoritnya saat ini. :)
Hati saya tidak karuan.
Deg-degan.
Deg-degan.
Kurang dari seminggu sebelum liburan kami ke Bandung, tiba-tiba saja si bungsu Mika
tampak lesu, tak bersemangat seperti biasanya, dan pada akhirnya badannya pun
demam. Meski sudah beberapa kali mengalami demam, tapi kondisinya kali ini
berbeda dari biasanya karena kami mau pergi berlibur.
Naik kereta api...
Tut... tut... tuuut...
Siapa hendak turuuut...
Tut... tut... tuuut...
Siapa hendak turuuut...
Saya seringkali menyanyikan lagu
kereta api tersebut bersama Boo. Sekarang Boo sudah hapal liriknya dari awal
hingga akhir. :) Kereta memang dekat dengan kehidupan keluarga kami, terutama
saya yang tiap hari kerja pulang pergi naik kereta.