Kehujanan di Car Free Day Bogor
Kota Bogor selalu ngangeni di hati. Kenapa? Saya suka sekali dengan suasana di daerah
sekitaran Kebun Raya. Masih banyak pohon yang bikin adem! Apalagi kalau ke sana setelah hujan membasahi
pohon dan tanahnya, wah, makin adeeem…
Saat teman kantor yang tinggal di Bogor akan
mengadakan farewell party karena pensiun, saya ingin mengajak Boo dan Mika
untuk menikmati keademan kota Bogor di saat weekend. Rencana pun berjalan lancar, kami
sekeluarga menginap di hotel yang dekat sekali dengan Kebun Raya.
Minggu pagi yang agak sedikit mendung, kami mulai menikmati car free day di kota Bogor dari Jalan Jalak Harupat. Saat jam menunjukkan pukul 7 pagi, sudah cukup banyak orang yang sama-sama menyusuri jalan ini bersama kami. Waaah, rasanya segar sekali! Kami dikelilingi pepohonan tinggi Kebun Raya. Adem!
Saya dan Yaya Indro memutuskan untuk membawa stroller supaya bisa dipakai Kakak Boo.
Kami khawatir jika suasana car free day terlalu
ramai dan hemat tenaga gendong si Kakak juga, sih : ) Sedangkan untuk Mika, saya memakai gendongan
Ergo Baby, gendongan andalan! Hehe… : ) Keputusan mendudukkan Boo di stroller tampaknya menjadi keputusan
tepat! Sesampainya di pusat car free day,
yaitu Lapangan Sempur, terlihatlah lautan manusia!
Apa saja yang orang-orang Bogor lakukan di sini?
Banyak banget! Ada yang lari, senam, naik sepeda (banyak komunitas sepeda),
main skateboard, main in line skate, minta sumbangan, main
alat musik tradisional, dan sebagainya. Dan tentu saja banyak juga yang lagi
menyantap sarapan! Yes, tukang jajanan di Lapangan Sempur banyak banget. Mau
makan apa tinggal pilih. Soto, bubur, batagor adaaaa. Hehehe… Kami duduk
sejenak untuk makan bubur bersama. Rasa buburnya, yaa lumayanlah. : )
Setelah makan, kami langsung beranjak menuju
jalan yang mengelilingi Kebun Raya hingga Istana Bogor. Saya ingin mengajak Boo
memberi makan rusa dari pagar halaman Istana Bogor. Namuuuun, belum juga sampai
istana Bogor, tiba-tiba tik… tik… tik bunyi hujaaaaan. Belum hujan, sih, masih
gerimis. : ) Untung banget saya membawa payung ungu kesayangan. Yang penting
Boo dan Mika tidak terkena titik-titik hujan. Setelah Istana Bogor terlihat dan
ada banyak rusa di dalamnya, hujan pun turun dengan intensitas lebih banyak!
Wuaduuuh, panik… panik!
Akhirnya, belum sempat memberi makan rusa, kami
naik angkot menuju hotel. Tapi sepertinya Allah memang menakdirkan Boo untuk
memberi makan rusa, deh. Ya, kami salah naik angkot setelah beberapa meter
angkot itu jalan. Kami pun turun dari angkot saat hujan tiba-tiba berhenti. Dan
di depan kami turun, ada seorang bapak penjual wortel dan kangkung. Hihihi… Yaya
membeli kangkun dan wortel seharga Rp 5000. Saya lupa, deh, dapat berapa ikat kangkung
dan berapa batang wotel. Hmm, enggak sabar mau feeding rusa, nih. Rusaaaaa, yuk, maem, yuuuk! : )
Di saat adik Mika tertidur lelap di gendongan,
Boo bersama Yaya memberi makan rusa. Wuah, Boo girang bukan kepalang. Awalnya,
ia sedikit takut, tapi lama-lama Boo berani sekali memberi wortel ke rusa dan
juga mengelus kepalanya! Sehat-sehat, ya, rusaaaa…
Selesai memberi makan rusa, tiba-tiba hujan
turun lagi. Huaaah, kami langsung terbirit-birit mencari angkot yang benar
menuju hotel. Setelah aman duduk di angkot, saya bisa menikmati kesejukan Bogor.
Hehe… saya dalam hati ketawa, pengalaman pagi ini luar biasa seru karena…
hujan! : )
Terima kasih hujan.
Terima kasih Bogor.
Pagi kami jadi asyik! : )
-Bubu Dita-
2 komentar
Mba, jangan lupa beli cilok kalau disini hahahaha..
ReplyDeleteNiatnya makan segala rupa mba Tesya, tp begitu liat orang banyak banget aku langsung kenyang.. hahaha
Delete